
Zona Mahasiswa - Gelombang demonstrasi besar-besaran di Nepal disebut-sebut terinspirasi dari aksi serupa di Indonesia. Protes yang awalnya dipicu oleh pemblokiran media sosial dan ketidakpuasan terhadap pemerintah kini berubah menjadi kerusuhan yang membakar rumah para pejabat. Peristiwa ini menjadi sorotan global, dengan para pengamat melihat pola yang mirip dengan gejolak di negara-negara Asia Selatan lainnya.
Mantan Penasihat Ekonomi Utama Pemerintah India, Sanjeev Sanyal, dan aktivis Aalia Mauro menyoroti kemiripan protes di Nepal dengan yang terjadi di Indonesia. Mereka menyebut adanya kesamaan semangat, yaitu perlawanan terhadap korupsi dan tuntutan untuk pemerintahan yang bersih. Dalam demonstrasi ini, bendera One Piece yang sempat menjadi simbol perlawanan di Indonesia juga turut dikibarkan oleh para demonstran di Nepal.
Kronologi dan Pemicu Kerusuhan
Protes di Nepal bermula dari keputusan pemerintah untuk memblokir puluhan platform media sosial yang dianggap gagal memenuhi persyaratan pendaftaran, termasuk Facebook, YouTube, dan X. Keputusan ini memicu kemarahan publik, yang menilai kebijakan tersebut sebagai tindakan otoriter dan melanggar hak-hak dasar.
"Ini secara langsung melanggar hak-hak dasar publik," kata Presiden Digital Rights Nepal, Bholanath Dhungana.
Ketidakpuasan masyarakat semakin memuncak karena isu korupsi, ketidakstabilan politik, dan lambatnya pembangunan ekonomi. Banyak video yang membandingkan kehidupan mewah para politisi dengan kesulitan rakyat biasa menjadi viral di media sosial, semakin mengobarkan amarah publik.
Demonstrasi damai dengan cepat berubah menjadi kekerasan. Pada Senin, bentrokan antara demonstran dan aparat menyebabkan 19 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Saksi mata melaporkan penggunaan peluru karet, gas air mata, dan meriam air oleh polisi, meskipun para demonstran mengklaim aksi mereka awalnya berlangsung damai.
"Saya berada di sana untuk protes damai, tetapi pemerintah menggunakan kekerasan," ujar Iman Magar (20), seorang demonstran yang terkena tembakan di lengan kanannya.
Rumah Pejabat Dibakar, PM dan Menteri Keuangan Mengundurkan Diri
Aksi massa yang memuncak pada Selasa (9/9/2025) menyebabkan kerusuhan besar. Para demonstran membakar kediaman pribadi eks Perdana Menteri KP Sharma Oli di Balkot, kantor partai yang berkuasa, dan gedung-gedung politik lainnya.
Dalam video yang viral, Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel bahkan dikejar oleh puluhan orang di jalanan Kathmandu. Ia sempat ditendang hingga jatuh, namun berhasil bangkit dan melarikan diri.
Merespons tekanan publik, Menteri Dalam Negeri Nepal, Ramesh Lekhak, mengundurkan diri pada Senin malam. Kemudian, pada Selasa, Perdana Menteri KP Sharma Oli juga menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Nepal.
"Saya telah mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri efektif mulai hari ini... untuk mengambil langkah lebih lanjut menuju solusi politik dan penyelesaian masalah," kata Oli.
Kejadian ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan masyarakat, terutama Generasi Z, terhadap pemerintah yang dianggap korup dan tidak peka telah mencapai puncaknya. Analis politik dan tokoh publik setempat kini menyerukan pembentukan pemerintahan transisi yang melibatkan tokoh-tokoh kredibel untuk mengembalikan kepercayaan rakyat. Mereka berharap, rakyat Nepal bisa menentukan masa depan mereka sendiri tanpa campur tangan kekuatan asing.
Baca juga: Remaja di Koltim Gorok Bocah Perempuan saat Berangkat Ngaji hingga Tewas Gegara Dendam Diejek
Komentar
0