Berita

Begini Tanggapan Pak Prabowo Perihal Pengunduran Diri Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden

Muhammad Fatich Nur Fadli 07 Desember 2024 | 15:00:43

 Zona Mahasiswa - Presiden Prabowo Subianto memberikan tanggapannya terkait pengunduran diri Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. 

Baca juga: Ratusan Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Copot Gus Miftah dari Utusan Presiden

Presiden Prabowo menyatakan bahwa pengunduran diri tersebut merupakan bentuk tanggung jawab atas pernyataan yang dilontarkan Gus Miftah.

“Saya sendiri belum lihat langsung, tapi di laporan beliau sudah mengundurkan diri. Komentar saya, saya kira itu adalah tindakan bertanggung jawab,” ujar Presiden Prabowo dalam keterangan persnya kepada awak media di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 6 Desember 2024.

Presiden Prabowo menambahkan bahwa Gus Miftah kemungkinan tidak memiliki niat buruk atau niat untuk menghina. Meski demikian, Gus Miftah menyadari kesalahan yang telah dilakukannya.

“Tapi terlepas mungkin ya salah ucap, beliau sadar beliau salah, beliau bertanggung jawab, beliau mengundurkan diri,” ungkap Presiden.

Terkait pengganti Gus Miftah, Presiden Prabowo menyatakan bahwa pemerintah akan segera mencari sosok yang tepat. Sedangkan terkait usulan sertifikasi bagi juru dakwah, Kepala Negara menyebut akan melibatkan berbagai pihak untuk memberikan masukan.

“Nanti kita lihat kalangan yang mengerti masalah ini semua, mungkin nanti mereka akan kasih masukan. Majelis Ulama, kalangan-kalangan dari ormas-ormas keagamaan, dan sebagainya nanti kita minta pendapat dari mereka,” ucap Presiden.

Konteks Kejadian yang Membawa Gus Miftah ke Titik Ini

Keputusan ini diambil Gus Miftah setelah video kontroversialnya yang dianggap menghina penjual es teh viral di media sosial. Dalam video tersebut, Gus Miftah menyebutkan kalimat yang dianggap tidak pantas saat mengisi ceramah di sebuah pesantren di Magelang, Jawa Tengah.

Potongan video itu memicu gelombang protes masyarakat. Bahkan, petisi yang meminta Presiden mencopot Gus Miftah dari jabatannya di laman Change.org berhasil mengumpulkan tanda tangan puluhan ribu orang hanya dalam hitungan hari.

Meski telah meminta maaf secara terbuka dan bertemu langsung dengan penjual es teh yang menjadi subjek pembicaraan, tekanan publik terhadap Gus Miftah tetap tinggi. Langkah mundur ini akhirnya diambil sebagai bentuk tanggung jawab pribadi.

Langkah Selanjutnya: Siapa Pengganti Gus Miftah?

Dengan kosongnya posisi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama, Presiden Prabowo memastikan bahwa pemerintah akan segera mencari sosok pengganti. Namun, Presiden menegaskan bahwa proses ini akan dilakukan dengan hati-hati, melibatkan berbagai pihak, termasuk organisasi keagamaan.

“Nanti kita lihat kalangan yang mengerti masalah ini semua, mungkin nanti mereka akan kasih masukan. Majelis Ulama, kalangan-kalangan dari ormas-ormas keagamaan, dan sebagainya nanti kita minta pendapat dari mereka,” ungkap Presiden.

Langkah ini menunjukkan bahwa Presiden tidak ingin terburu-buru dalam memilih pengganti. Posisi tersebut dianggap strategis dalam menjaga kerukunan beragama di Indonesia, terutama di tengah masyarakat yang multikultural.

Perdebatan Sertifikasi Juru Dakwah

Selain isu pengganti Gus Miftah, diskusi tentang perlunya sertifikasi bagi para juru dakwah juga menjadi perhatian. Wacana ini mencuat untuk memastikan bahwa dakwah disampaikan secara bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip kerukunan beragama.

Presiden Prabowo mengindikasikan bahwa pemerintah akan membuka ruang diskusi dengan berbagai pihak untuk membahas wacana ini.

“Saya kira itu nanti disampaikan ke kalangan yang paham masalah ini. Kita akan dengarkan masukan dari Majelis Ulama, ormas-ormas, dan tokoh agama lain,” jelas Presiden.

Respons Publik: Apresiasi atau Kritik?

Keputusan Gus Miftah untuk mundur mendapat respons beragam dari masyarakat. Sebagian mengapresiasi langkah ini sebagai bentuk tanggung jawab. Namun, ada juga yang mempertanyakan mengapa ucapan dalam konteks ceramah bisa berkembang menjadi isu besar hingga mengancam karier seseorang.

Di media sosial, tagar seperti #GusMiftahMundur dan #TanggungJawabPemimpin menjadi trending. Banyak netizen yang berharap agar kejadian ini menjadi pembelajaran bagi tokoh publik untuk lebih berhati-hati dalam berucap, terutama di era digital di mana setiap kata bisa dengan cepat tersebar luas.

Pelajaran dari Kontroversi Ini

Peristiwa ini memberi pelajaran penting, tidak hanya bagi Gus Miftah, tetapi juga bagi masyarakat dan para pemimpin. Di satu sisi, publik belajar tentang pentingnya menjaga ucapan. Di sisi lain, pemerintah diingatkan tentang pentingnya memiliki mekanisme seleksi ketat dalam memilih figur publik untuk posisi strategis.

Untuk Gus Miftah sendiri, kontroversi ini diakuinya sebagai momentum introspeksi. Dalam pernyataan sebelumnya, ia mengungkapkan bahwa peristiwa ini membuatnya lebih mawas diri dan belajar dari pengalaman.

“Hikmah peristiwa ini bagi saya, saya bisa semakin mawas diri, introspeksi, dan banyak belajar,” ujar Gus Miftah.

Begini Tanggapan Pak Prabowo Perihal Pengunduran Diri Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden

Pengunduran diri Gus Miftah menjadi catatan penting dalam awal pemerintahan Presiden Prabowo. Peristiwa ini mengingatkan semua pihak akan pentingnya tanggung jawab, baik dalam bertindak maupun berucap.

Sementara itu, masyarakat menanti siapa yang akan mengisi posisi strategis sebagai Utusan Khusus Presiden. Dengan melibatkan berbagai pihak, Presiden Prabowo menunjukkan komitmennya untuk menjaga kerukunan beragama di Indonesia.

Baca juga: Mengaku Sedih, Begini Tanggapan Pak Sunhaji Pedagang Es Teh yang 'Dibecandain' Gus Miftah Saat Kajian 

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150