Berita

Ratusan Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Copot Gus Miftah dari Utusan Presiden

Muhammad Fatich Nur Fadli 06 Desember 2024 | 09:31:36

Zona Mahasiswa - Ratusan ribu orang telah menandatangani petisi yang menuntut agar Presiden Prabowo segera memecat Miftah Maulana dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Saran Keagamaan. Petisi itu ditujukan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.

Baca juga: Menengok Megahnya Tambang Freeport Papua yang Hasilkan Rp341 Triliun/Tahun, Ternyata...

Petisi di laman change.org itu pertama kali dibuat pada Rabu, 4 Desember 2024 dan atau sehari setelah video Miftah menghina penjual es teh viral di media sosial. 

Pemrakarsa petisi, Dika Prakasa, meminta agar Presiden Prabowo Subianto meninjau ulang posisi yang diberikan kepada Gus Miftah. Dika berpendapat tindakan Gus Miftah bertentangan dengan prinsip Prabowo yang menghargai para pedagang kaki lima, seperti penjual bakso, serta nelayan.

Dika juga menegaskan bahwa jika tindakan Gus Miftah terus dibiarkan, hal tersebut dapat merusak citra pemerintahan Prabowo.

Nama Gus Miftah kembali menjadi sorotan setelah ratusan ribu orang menandatangani petisi yang menuntut pencopotannya dari posisi sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Sarana Keagamaan. Kejadian ini bermula dari sebuah video yang viral, di mana Gus Miftah dianggap menghina seorang penjual es teh saat memberikan ceramah di Magelang, Jawa Tengah.

Petisi ini dibuat di platform change.org oleh Dika Prakasa pada Rabu, 4 Desember 2024, dan dalam waktu singkat mendapat dukungan besar dari masyarakat. Hingga Kamis, 5 Desember 2024, ratusan ribu orang telah menandatangani petisi tersebut.

Awal Mula Kontroversi Gus Miftah

Polemik bermula saat Gus Miftah menyampaikan candaan yang dianggap tidak pantas tentang seorang penjual es teh bernama Sunhaji dalam sebuah pengajian. Dalam video yang beredar, Gus Miftah berkata:

“Es tehmu seh akeh ra? Masih? Yo kono didol goblok. Dolen disek, nko lak durung payu, wes, takdir.”

Ucapan tersebut langsung menuai kecaman dari berbagai pihak. Banyak yang menganggap candaan itu berlebihan, bahkan menghina. Apalagi, Gus Miftah adalah figur publik dengan jabatan penting, sehingga seharusnya lebih berhati-hati dalam berbicara di depan umum.

Petisi Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Presiden

Tidak lama setelah video tersebut viral, muncul petisi yang menuntut agar Presiden Prabowo Subianto mencopot Gus Miftah dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Sarana Keagamaan.

Isi Petisi

Petisi yang dibuat oleh Dika Prakasa menyoroti beberapa poin utama:

  1. Tindakan Gus Miftah dianggap tidak mencerminkan prinsip kerukunan yang menjadi tugas utamanya sebagai utusan presiden.
  2. Presiden Prabowo dikenal menghargai para pedagang kecil, seperti penjual bakso dan nelayan, sehingga tindakan Gus Miftah dinilai bertentangan dengan prinsip tersebut.
  3. Jika tidak segera diambil tindakan, peristiwa ini dapat merusak citra pemerintahan Prabowo.

Jumlah Tanda Tangan yang Terus Meningkat

Perkembangan jumlah tanda tangan petisi ini cukup mencengangkan:

  • Rabu, 4 Desember 2024 pukul 16.20 WIB: 2.338 tanda tangan.
  • Rabu, 4 Desember 2024 pukul 17.06 WIB: meningkat menjadi 2.549 tanda tangan.
  • Kamis, 5 Desember 2024 pukul 15.28 WIB: mencapai 40.781 tanda tangan.

Lonjakan ini menunjukkan tingginya respons masyarakat terhadap peristiwa tersebut.

Respon Gus Miftah atas Kontroversi

Permintaan Maaf

Menanggapi viralnya video dan desakan pencopotan, Gus Miftah segera meminta maaf melalui sebuah video berdurasi satu menit. Dalam video tersebut, ia menyampaikan:

“Dengan kerendahan hati, saya minta maaf atas kehilafan saya. Saya juga minta maaf kepada masyarakat yang terganggu atas candaan saya, yang dinilai berlebihan.”

Tidak hanya itu, Gus Miftah juga bertemu langsung dengan Sunhaji, penjual es teh yang menjadi subjek candaan tersebut, untuk meminta maaf secara langsung.

Teguran dari Sekretaris Kabinet

Gus Miftah mengungkapkan bahwa dirinya telah mendapat teguran langsung dari Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy Indra Wijaya. Ia diminta lebih berhati-hati dalam berbicara di depan publik.

“Saya ditegur oleh Bapak Seskab dari Kupang untuk lebih berhati-hati menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum.”

Introspeksi Diri

Gus Miftah juga menyebut bahwa kejadian ini menjadi pelajaran berharga baginya.

“Hikmah peristiwa ini bagi saya adalah bisa semakin mawas diri, introspeksi, dan banyak belajar.”

Ia berharap masyarakat dapat mengambil hikmah dari kejadian ini, termasuk Sunhaji, yang menurut Gus Miftah telah mendapatkan keberkahan dari Allah SWT melalui peristiwa tersebut.

Implikasi Kejadian Ini terhadap Pemerintahan Prabowo

Kasus ini menjadi ujian bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam menunjukkan respons terhadap masukan masyarakat. Apapun keputusan yang diambil terkait posisi Gus Miftah, hal ini akan menjadi preseden penting dalam menjaga citra dan kredibilitas pemerintah.

Berikut ini adalah link petisi-petisi yang menuntut pencopotan Gus Miftah dari jabatan utusan khusus presiden.

1. Link petisi Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden 

2. Link petisi Berhentikan Gus Miftah dari Jabatan Staf Khusus Presiden

3. Link petisi TOLAK GUS MIFTAH YANG SUKA MERENDAHKAN SESAMA MANUSIA

4. Link petisi Hentikan Gus Miftah dari Utusan Khusus Presiden

Ratusan Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Copot Gus Miftah dari Utusan Presiden

Kontroversi terkait Gus Miftah menunjukkan betapa pentingnya seorang pejabat publik untuk menjaga ucapannya, terutama di era media sosial di mana setiap kata bisa dengan mudah menyebar dan menimbulkan berbagai reaksi.

Sebagai figur publik sekaligus pejabat negara, Gus Miftah kini dihadapkan pada tuntutan untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara. Di sisi lain, masyarakat juga diingatkan untuk tetap obyektif dan tidak langsung menghakimi tanpa melihat konteks yang lebih luas.

Apapun hasil dari petisi ini, satu hal yang pasti: kejadian ini telah menjadi pelajaran berharga, baik bagi Gus Miftah, pemerintah, maupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Baca juga: Mengaku Sedih, Begini Tanggapan Pak Suharji Pedagang Es Teh yang 'Dibecandain' Gus Miftah Saat Kajian

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150