zonamahasiswa.id – Sebagai manusia tentu kita pernah merasa kesepian. Kesepian merupakan keadaan di mana seseorang tidak bahagia dan merasa sedih karena kurangnya komunikasi dengan orang lain, baik saat ini juga, ataupun berkelanjutan. Para ilmuwan dari Quebec, Kanada baru-baru ini memaparkan hasil studinya tentang kesepian dan bagaimana reaksi yang ditunjukkan oleh saraf otak manusia.
Baca Juga: Mulai 11 Januari 2021, Naik Mobil hingga Bus Bisa Kena Razia Acak Rapid Antigen, Simak Penjelasannya
Perasaan Kesepian
Kesepian merupakan sebuah keadaan mental dimana seseorang merasakan hampa, sendirian, dan tidak diinginkan oleh lingkungannya. Seseorang yang merasa kesepian, selalu merasa sendiri di tengah keramaian, murung di tengah gelak tawa kebahagiaan, atau merasa terasing ketika berada di dekat orang-orang terdekatnya.
Orang-orang yang kesepian cenderung menginginkan komunikasi, bukannya justru merasa terisolasi karena kurangnya komunikasi atau interaksi dengan orang lain. Ada beberapa faktor penyebab kesepian antara lain, masa kecil yang minim interaksi dengan lingkungannya, ketidakhadiran secara fisik orang-orang yang diinginkannya, perpisahan, perceraian, dan bahkan kehilangan orang-orang terkasih, sehingga menyebabkan berlarut-larut dalam kubangan perasaan kesepian.
Kita dapat mengenali gejala kesepian apabila merasakan:
- Tidak berharga dan tidak ada seorang pun yang peduli
- Putus asa
- Gelisah berlebihan
- Tidak tertarik beraktivitas
- Kehilangan gairah sehingga berdampak pada kesehariannya
- Sulit konsentrasi
- Pola tidur terganggu
- Perubahan selera makan
- Sakit atau nyeri pada kepala, perut, dan masalah pencernaan
Studi Hubungan Kesepian dengan Reaksi Saraf Otak
Dalam studinya, para ilmuwan dari Quebec, Kanada menunjukkan bagaimana reaksi jaringan saraf otak ketika kita merasakan kesepian. Melansir dari Science Daily, terdapat semacam tanda pada otak manusia yang merasakan kesepian. Hal ini di dasarkan pada varisasi volume area otak yang berbeda, dan bagaimana area tersebut berkomunikasi satu sama lain di seluruh jaringan otak.
Penelitian ini membutuhkan di lakukan oleh partisipan sekitar 40.000 orang paruh baya dan orang yang lebih tua, dengan melakukan pemeriksaan data melalui Magnetic Resonance Imaging (MRI), genetika, dan penilaian psikologis diri. Â
Mereka dengan sukarela memasukkan informasi ke dalam UK Biobank, yakni database akses terbuka yang tersedia untuk ilmuwan kesehatan seluruh dunia. Kemudian, tim ilmuwan akan membandingkan dengan data MRI partisipan yang dilaporkan sering merasa kesepian dengan yang tidak.
Para ilmuwan berhasil mempublikasikan penelitiannya dalam jurnal Nature Communication dan menemukan beberapa perbedaan dalam otak orang-orang yang kesepian.
Berhubungan dengan Jaringan Default pada Otak
Perasaan kesepian pada otak ini berpusat pada jaringan default, yaitu sekumpulan area pada otak yang terlibat dalam pemikiran batin. Manusia menggunakan jaringan default untuk mengenang, merencanakan masa depan, hingga untuk membayangkan dan memikirkan orang lain.
Para peneliti mengungkapkan bahwa jaringan default pada orang-orang yang kesepian lebih kuat terhubung bersama. Namun, yang lebih mengejutkan adalah volume materi abu-abu pada jaringan tersebut cenderung lebih besar.
Kesepian juga berkorelasi dengan perbedaan di forniks, yaitu seikat serabut saraf yang membawa sinyal dari hipokampus ke jaringan default. Pada orang yang kesepian, struktur saluran serat ini lebih terjaga.
Fakta bahwa struktur dan fungsi jaringan ini secara positif terkait dengan kesepian. Kemungkinan karena orang yang kesepian cenderung menggunakan imajinasi, ingatan masa lalu atau harapan masa depan untuk mengatasi isolasi sosial mereka.
Nathan Spreng dari The Neuro (Montreal Neurological Institute-Hospital) dari McGill University, sekaligus penulis utama studi ini mengatakan, dengan tidak adanya pengalaman sosial yang ia inginkan, maka orang yang kesepian mungkin bias (kecenderungan alami untuk mendukung atau menentang ide, obyek, kelompok, atau individu ) terhadap pemikiran yang ia arahkan secara internal. Misalnya seperti, mengenang atau membayangkan suatu pengalaman sosial.
"Kami tahu bahwa kemampuan otak kognitif ini dimediasi oleh area otak dari jaringan default," ujar Spreng.
Jadi, fokus yang meningkat ini pada refleksi diri, dan pengalaman sosial yang mungkin ada pada bayangan orang kesepian. Secara alami itu akan melibatkan fungsi berbasis memori dari jaringan default.
Kesepian Dianggap sebagai Masalah Kesehatan
Para ilmuwan menganggap bahwa kesepian sebagai masalah kesehatan yang utama. Pada penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa kesepian adalah salah satu penyebab penurunan kognitif dan demensia yang beresiko tinggi pada orang tua.
Memahami bagaimana cara mengatasi kesepian, yang memanifestasikan dirinya di otak bisa menjadi kunci untuk mencegah penyakit saraf dan mengembangkan perawatan yang lebih baik.
"Kami baru mulai memahami dampak kesepian pada otak. Ini memperluas pengetahuan kita untuk lebih menghargai urgensi dalam mengurangi kesepian di masyarakat saat ini," kata Danilo Bzdok, peneliti di The Neuro and the Quebec Artificial Intelligence Institute.
Wow! Ilmuwan Ungkap Reaksi Saraf Otak saat Kesepian, Inilah Hasilnya
Kesepian yang kerap manusia alami ternyata memiliki tanda pada otak manusia dan bagaimana area otak ini saling berkomunikasi satu sama lain. Perasaan kesepian berpusat pada jaringan default manusia, yaitu jaringan yang digunakan untuk mengenang, merencanakan masa depan, hingga untuk membayangkan dan memikirkan orang lain.
Semoga ulasan ini bermanfaat untuk Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti update informasi seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan dengan menyalakan notifikasi pada website zonamahasiswa.id. Sampai jumpa!
Baca Juga: BLT Rp3,4 Juta untuk Anak Sekolah, Simak Cara Daftar dan Persyaratannya
Komentar
0