zonamahasiswa.id - Dalam rekaman voice note yang beredar, dr Aulia Risma menceritakan bagaimana kondisinya saat menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS di Fakultas Kedokteran Undip.
Korban mengeluhkan pola Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran Undip Semarang.
Dia terlampau letih mengikuti proses belajar PPDS anestesi, hingga mengalami sakit di tubuhnya.
Diduga juga ada pemerasan dan eksploitasi yang dilakukan dokter senior di Undip Semarang. Korban diduga dipaksa kerja rodi di Rumah Sakit Dr Kariadi, Semarang.
Dalam rekaman suara yang diunggah di akun Instagram @najwashihab, dokter Aulia berbicara sembari menangis saat merekam voice note kepada ayahnya. Dokter Aulia mengaku tak boleh ke kantin atau minimarket.
Bahkan untuk sekedar minum korban pun tidak bisa. Sehingga ia meminta tolong CS untuk membelikan dirinya minum.
"Enggak pah
Tiap aku bangun tidur itu Pah,
badannya sakit semua.
Punggungnya sakit semua.
Bangun harus pelan-pelan.
Kalau enggak pelan-pelan, aku enggak bisa bangun.
Aku aja tadi mau minum itu susah.
Di bangsal minum enggak bisa.
Terus akhirnya aku minta tolong CS (Customer Service)
aku kasih uang Rp 50 ribu.
Aku minta nitip minum buat dia belikan minum.
Karena aku nggak boleh ke kantin ke minimarket sama sekali Pah," ucap dr Aulia di Voice Note.
Kemudian dr Aulia menceritakan jika program dalam pendidikan spesialis yang ia tempuh kacau.
"Pah, bener-bener yah Pah, di sini tuh programmnya kacau kacau Pah.
Aku tanya teman yang di UNS itu nggak 24 jam Pah,
Aku enggak tahu aku bisa atau enggak pah," ucapnya sambil menangis.
Sayangnya, 16 hari setelah dr.Aulia meninggal, ayah dokter Aulia juga meninggal dunia.
Ayah Aulia Risma Lestari Mahasiswi PPDS Undip Meninggal Dunia di RSCM
Ayah dari dokter Aulia Risma Lestari, seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip), meninggal dunia. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Mohammad Syahril, pada Selasa, 27 Agustus 2024.
Menurut Syahril, ayah dokter Risma, Moh. Fakhruri alias Ciko, menghembuskan napas terakhir pada Selasa dini hari, pukul 01.24 WIB, di RSCM Jakarta setelah menjalani perawatan intensif. Sebelumnya, beliau dirawat di RSUD Kardinah, Tegal, sebelum akhirnya dirujuk ke RSCM karena kondisinya yang terus memburuk.
Fakhruri diketahui menderita hematemesis melena atau muntah darah, yang akhirnya menyebabkan gagal napas dan mengakhiri hidup pria berusia 65 tahun tersebut.
Syahril juga menambahkan bahwa Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah berkunjung ke rumah keluarga dokter Risma di Tegal untuk menyampaikan belasungkawa dan sempat menjenguk almarhum saat masih dirawat di RSUD Kardinah.
"Pak Menkes, berkunjung takziah ke rumah keluarga dokter Risma di Tegal untuk menyampaikan Bela sungkawa ke keluarga almarhum. Sekalian Pak Menkes menjenguk ayah dokter Risma yang sedang dirawat di RS Kardinah, Tegal.”
Drop Mendengar Putrinya Meninggal
Syahril juga menyampaikan, kondisi Fakhruri semakin drop atau menurun ketika mendengar putrinya yang sedang menjalani PPDS Anestesi di RS Kariadi meninggal dunia.
“Ayahnya drop mendengar berita dr Risma meninggal. Kemudian Menkes berkunjung Takziah bela sungkawa ke keluarga di Tegal sekalian besuk bapaknya yang sedang dirawat di RS Kardinah. Pak Menkes memfasilitasi untuk dirujuk dan dirawat di RSCM.”
Hingga berpulang, penanganan dan pengobatan Fakhruri difasilitasi oleh Kemenkes.
“Sampai meninggal difasilitasi oleh Kemenkes,” jelas Syahril.
Pemakaman Ayah Dokter Aulia Risma di Tegal Diiringi Tangisan
Suasana haru warnai pemakaman Moh Fakhruri, ayah dari dokter Aulia Risma Lestari, di TPU Panggung Kota Tegal pada Selasa (27/8/2024) siang. Isak tangis dan duka mendalam menyelimuti prosesi pemakaman yang dihadiri oleh keluarga, sahabat, dan rekan-rekan almarhum.
Kepergian Fakhruri menjadi pukulan berat bagi keluarga, terutama setelah sebelumnya pada Senin (12/8/2024), Aulia meninggal dunia diduga bunuh diri karena menjadi korban perundungan atau bullying. Aulia merupakan seorang dokter muda yang sedang menempuh pendidikan dokter spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip).
Kematian Aulia meninggalkan luka yang mendalam, dan kini keluarga harus kembali merasakan kehilangan dengan berpulangnya Fahruri.
Menurut para tetangga, kondisi Fahruri sudah memburuk sejak berita anaknya meninggal bunuh diri. Sebelum meninggal, Fahruri tengah menjalanio perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) setelah dirujuk dari RSUD Kardinah Kota Tegal. Malam hari setelah anaknya dimakamkan, Fahruri juga sempat dirawat selama 1 hari di Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda Kota Tegal.
Pj Wali Kota Tegal Dadang Somantri yang hadir di rumah duka ikut menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Fakhruri.
"Saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya Bapak Mohamad Fakhruri. Sebelumnya, ananda Aulia Risma telah lebih dahulu meninggal. Atas nama Pemerintah Kota Tegal, saya juga berterima kasih atas pengabdian dokter Aulia Risma yang pernah bertugas di Rumah sakit Kardinah," kata Dadang Somantri.
Kasus Dokter Risma
Sebelumnya, nama dokter Risma menjadi perbincangan setelah ditemukan meninggal di kamar kosnya usai menyuntikkan obat ke tubuhnya.
Tak sedikit yang menduga bahwa dokter PPDS di RS Kariadi itu bunuh diri usai mengalami perundungan dari senior.
Meski begitu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) Yan Wisnu Prajoko mengatakan bahwa kasus ini perlu pendalaman dan pihaknya tengah menunggu hasil investigasi.
“Dokter Risma itu menurut saya perlu pendalaman apakah kejadian yang menimpa almarhumah adalah perundungan," katanya.
"Apakah wafatnya dokter Risma ada kaitan langsung maupun tidak langsung dengan perundungan itu kita perlu menunggu hasil investigasi dari kepolisian,” ujar Yan dalam temu media di Kampus Undip
Viral Rekaman Suara dr Aulia Risma ke Ayahnya, Diperas hingga Eksploitasi Dokter Senior Undip: Programnya Kacau!
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca juga: Ternyata Tidak Hanya Dibully, Begini Fakta di Balik Kematian Dokter Muda yang Bunuh Diri
Komentar
0