Berita

Demo di Semarang Ricuh Gas Air Mata Masuk Kampung Orang Tua dan Sejumlah Anak TPQ Jadi Korban, Netizen: Nggak Ingat Tragedi Kanjuruhan? 

Muhammad Fatich Nur Fadli 27 Agustus 2024 | 09:53:35

zonamahasiswa.id - Aksi mengawal PKPU Pilkada di Semarang, Senin (26/8), berujung bentrok antara massa dan polisi. Polisi diklaim melakukan tindakan represif saat hendak membubarkan massa.

Baca juga: Tangis Pilu Ibu-Ibu saat Aksi Kawal Putusan MK, Minta Polisi Tak Pukuli Pendemo: Mereka Anak-anak Saya! 

Pada pukul 18.30, aparat bersenjata lengkap mulai menerjunkan water cannon dan menembakkan gas air mata. Massa disebut banyak yang terjebak di gedung, bahkan sampai ada yang harus berlindung ke Paragon Mall.

Tembakan gas air mata dari polisi bahkan ada yang masuk hingga ke perkampungan warga.

Demonstrasi yang digelar mahasiswa di Semarang memanas dengan pihak aparat. Aksi tersebut berujung pada pembubaran paksa pada petang hari dengan aparat menembakkan gas air mata dan mobil meriam air.

Penembakan gas air mata itu dilakukan usai berusaha masuk paksa ke Gedung DPRD Provinsi Jateng. Sejumlah peserta aksi sempat berusaha menjebol pintu gerbang. Sementara itu, dilansir dari laporoan jurnalis KompasTV Febriana Mila, para mahasiswa tampak terlihat membalas tembakan gas air mata dengan melempari gedung DPRD Provinsi Jateng.  Sebelumnya, para peserta aksi menggelar aksi damai dengan menaburkan bunga sebagai simbol matinya demokrasi Indonesia dan orasi. 

Namun, setelah itu para peserta aksi bergerak ke samping utara gedung DPRD Jateng dan mencoba menjebol pintu gerbang. Saat itu polisi menembakkan gas air mata karena peserta aksi mulai melemparkan botol dan kayu ke arah gedung. 

Wakasat Intel Polres Semarang Kena Tombak Saat Bubarkan Demo

Wakasat Intel Polrestabes Semarang terluka saat terlibat bentrok dengan demonstran di depan Balai Kota Semarang, tepatnya Jalan Pemuda Semarang, Jawa Tengah. Korban mengalami luka usai terkena lemparan benda dari massa.

"Kita sayangkan adik-adik mahasiswa libatkan siswa STM, kita sayangkan, dan mereka terprovokasi. Datangnya jam 18.00 WIB, magrib datang entah dari mana lalu lakukan pelemparan," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, Senin (26/8).

Irwan mengatakan anggotanya itu terkena lemparan benda yang menyerupai tombak. Wakasat Intel Polrestabes Semarang itu mengalami luka di pipi.

"Bisa menyaksikan sampai mana adik-adik kita melakukan pelemparan batu, paving, kayu, bambu dan seterusnya, ada beberapa korban, bahkan Wakasat Intel Polrestabes itu terkena 'tombak' di pipi kanannya," jelas Irwan.

Massa yang mengawal putusan MK terkait UU Pilkada itu diketahui menggelar aksi yang salah satu tuntutannya meminta Joko Widodo (Jokowi) mundur dari kursi Presiden Indonesia. Mereka melakukan aksi di depan Balai Kota Semarang.

Pukul 18.00 WIB, polisi meminta massa untuk pulang. Polisi, lewat pengeras suara, mempersilakan massa demonstran untuk berunjuk rasa lagi pada esok hari bila aksi hari ini belum cukup.

"Ya sekarang pulang dulu, besok kalau mau dateng lagi nggak apa-apa kalau belum puas," kata polisi melalui pengeras suara.

Sejurus kemudian, polisi berformasi siaga membubarkan massa aksi. Bentrok terjadi. Ada pelemparan batu dan kayu ke arah polisi.

Terlihat beberapa orang diamankan oleh kepolisian. Massa kemudian dipukul mundur menggunakan gas air mata. Akibatnya, Jl Pemuda tepatnya di Kantor Bapeda Semarang tampak mengepul asap dari gas air mata.

Pukul 19.30 WIB, polisi kembali ke Balai Kota. Tak nampak lagi ada pengejaran dari polisi terhadap demonstran.

Pukul 19.41 WIB, diberitakan detik.com di Mal Paragon, massa masih berada di depan mal tersebut. Mereka terlihat masih menggunakan identitas kampusnya masing-masing.

Beberapa sekuriti juga bersiaga di depan pintu mal untuk menahan massa mahasiswa masuk. Sejumlah toko di lantai 1 mal itu juga nampak ditutup.

Terlihat juga ada dua orang yang dibawa menggunakan ambulans meninggalkan lokasi. Tim medis mahasiswa dari Unnes, Fahri, menyebut keduanya adalah mahasiswi.

"Iya satu mahasiswa Unnes, yang satu Undip," ujarnya di lokasi.

Dia menyebut keduanya mengalami sesak napas karena terkena gas air mata. Menurutnya, gas air mata terhirup hingga ke halaman Mal Paragon.

Pengacara LBH Semarang, Tuti Wijaya, menyebut ada 21 pelajar dan 6 mahasiswa yang diamankan aparat dalam aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Semarang hari ini. Hingga malam ini tim kuasa hukum belum bisa bertemu dengan mereka yang diamankan.

Kasatreskrim juga sempat menemui tim LBH Semarang. Dia mengatakan bahwa saat ini orang-orang yang diamankan sedang didata. Dia mempersilahkan tim kuasa hukum untuk mendampingi setelah seluruhnya dilakukan pendataan.

Anak-anak TPQ yang Sedang Ngaji Ikut Jadi Korban Gas Air Mata

Demo mahasiswa di depan Balai Kota Semarang pada Senin, 26 Agustus 2024 berujung ricuh. Polisi pun akhirnya menembakkan gas air mata kepada para demonstran yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar STM itu.

Namun, tembakan gas air mata itu rupanya merembet ke pemukiman warga. Alhasil, sejumlah anak-anak TPQ yang sedang mengaji turut menjadi korban gas yang menyebabkan iritasi pada mata itu.

Dilihat dari unggahan akun X @aingriwehuy, tampak anak-anak TPQ di masjid yang diduga merasakan kepedihan pada bagian mata.

Beberapa orang dewasa yang berada di lokasi itu tampak membantu mengoleskan pasta gigi ke bagian bawah mata mereka.

Hingga artikel ini tayang, belum diketahui bagaimana nasib terkini anak-anak yang terjebak di dalam masjid dalam kondisi mata iritasi itu.

Demo di Semarang Ricuh Gas Air Mata Masuk Kampung Orang Tua dan Sejumlah Anak TPQ Jadi Korban, Netizen: Nggak Ingat Tragedi Kanjuruhan? 

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Momen Sederet Komika Turun ke Jalan Kawal Putusan MK: Tolonglah Bapak-bapak di Dalam Jangan Terlalu Kocak

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150