zonamahasiswa.id - Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan seorang pegawai puskesmas dengan baju batik yang mengamuk dan menggunakan kata-kata kasar terhadap seorang pasien.
Pegawai yang bekerja di Puskesmas Tanjung Marulak, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, bahkan mengejek pasien dengan mengatakan,
"Kepala kau lah, enak aja kau bilang kepala kau kepala kau, siapa kalik rupanya bapak?," dan menegur pasien karena tidak mengikuti peraturan puskesmas.
Pasien yang menjadi korban perlakuan kasar tersebut adalah Abdullah Sani Hasibuan, yang diketahui adalah Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tebing Tinggi.
Mereka datang ke Puskesmas Tanjung Marulak sekitar pukul 08.30 WIB karena istrinya mengalami mual dan muntah. Abdullah Sani mengklaim telah membawa kartu berobat dari puskesmas dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Abdullah Sani Hasibuan mengakui bahwa ia tidak membawa kartu BPJS Kesehatan saat berkunjung ke puskesmas, namun ia yakin dapat berobat karena sebelumnya ia telah mengurus kacamata di Puskesmas Tanjung Marulak.
Ketika tiba di puskesmas, ia langsung duduk di poli sementara istrinya pergi ke loket pendaftaran. Namun, mereka dikejutkan dengan informasi bahwa mereka tidak bisa berobat dikarenakan tidak membawa Kartu BPJS.
"Jadi saya langsung duduk di poli. Isteri saya yang ke loket pendaftaran untuk berobat di Puskesmas itu. Tiba-tiba istri saya bilang, gak bisa berobat kalau gak pakai Kartu BPJS. Terus saya bilang, KTP kan ada. Pakai itu (KTP) kan juga bisa berobat," ujarnya, Minggu (21/1/2024), dikutip dari Tribun-Medan.com.
Abdullah Sani mencoba membela diri dengan menyebut bahwa ia memiliki KTP, yang seharusnya memungkinkan untuk berobat. Namun, petugas puskesmas mulai meningkatkan nada suaranya, menyebabkan ketegangan.
"Dia (petugas pendaftaran) bilang, gak boleh (berobat) pak. Terus kubilang, KTP ku ada, kartu berobat ku ada, terus kok gak bisa berobat? Gak tahulah entah dia sudah gondok atau gimana, makin ngegas dia." ucapnya.
Terpancing emosi, Abdullah Sani mengakui bahwa ia melontarkan kata-kata kasar kepada pegawai puskesmas, yang membuat situasi semakin memanas. Petugas puskesmas bahkan sampai membanting pulpen yang digenggamnya dalam keadaan emosi.
"Saya juga makin sakitkan, akhirnya terpancing juga. Ya, saya akui, saya bilang ke petugasnya, 'Kepala kau lah'. Saya bilang gitu. Terus petugasnya ngamuk, pulpen dicampakkannya, pokoknya mengamuk lah,"sambungnya.
Usai memviralkan peristiwa tersebut, Sani kemudian dipanggil oleh Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi untuk mediasi bersama petugas Puskesmas Tanjung Marulak, Senin (22/1/2024).
Ia pun berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.
Kepala Puskesmas Sebut Pasien Tak Bawa KTP
Kepala Puskesmas Tanjung Marulak di Kota Tebingtinggi, Kurniadinata, mengklarifikasi bahwa setelah meminta keterangan dari pegawai yang terlibat dalam insiden penolakan warga tanpa BPJS Kesehatan, ternyata warga tersebut hanya membawa kartu berobat dan tidak memiliki kartu BPJS serta tidak membawa KTP. Kurnia menegaskan bahwa tidak semua informasi dalam video yang beredar sesuai dengan kejadian sebenarnya.
"Jadi setelah dimintai keterangan, ternyata warga tersebut hanya membawa kartu berobat. Beliau tidak punya kartu BPJS dan tidak bawa KTP. Tidak seluruhnya seperti video yang beredar," kata Kurnia.
Kurniadinata menekankan bahwa pelayanan kesehatan masih dapat diberikan jika pasien memiliki KTP sebagai identitas untuk memastikan langkah medis yang diambil. Identifikasi yang jelas juga penting untuk mengetahui apakah penyakit pasien menular atau memerlukan perawatan serius. Puskesmas juga perlu memastikan bahwa pemeriksaan dilakukan pada warga yang sesuai dengan identitasnya.
"Warga bilang ada bawa KTP, itu nggak ada. Karena KTP kan diperlukan untuk rekam medis dan sebagainya, atau alergi atau virus kan diperlukan KTP. Petugas saya minta kartu itu, warga yang bersangkutan menolak," katanya.
Setelah kejadian tersebut, pihak puskesmas mengadakan rapat dengan para petugas untuk meningkatkan pendekatan persuasif dan humanis dalam memberikan pelayanan. Namun, pengamat kebijakan publik dari Ombudsman Sumut menyarankan agar puskesmas seharusnya lebih proaktif dalam mengambil tindakan dan menghindari mengekspresikan emosi.
Pengamat tersebut juga mengkritik bahwa Kepala puskesmas seharusnya lebih peka terhadap kondisi seperti ini, memberikan dispensasi atau keringanan kepada pasien untuk menghindari malpraktik pelayanan. Ia mengusulkan opsi seperti menjemput pasien yang tidak membawa KTP atau mengizinkan keluarga untuk mengambil foto KTP di rumah sebagai alternatif solusi.
"Kan sudah akreditasi, harusnya lebih bijak untuk hal seperti ini. Misalkan gak bawa KTP, ya dibantu menjemput. Atau hanya perlu difoto oleh keluarga di rumah atau seperti apa," pungkasnya.
Viral! Pegawai Puskesmas Ngamuk Gegara Pasien Tak Bawa Kartu BPJS
Itulah ulasan mengenai video yang viral di media sosial yang menunjukkan seorang pegawai puskesmas dengan baju batik yang mengamuk dan menggunakan kata-kata kasar terhadap seorang pasien.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca juga: Miris! Oknum Guru Agama SD Diduga Cabuli 24 Siswi, Modus Benarkan Gerakan Shalat
Komentar
0