Berita

Tukang Bubur di Cirebon Dimintai 400 Juta Demi Anak Masuk ke Bintara, Ujungnya Tak Lolos Tes Tahap Pertama hingga Depresi

Alif Laili Munazila 17 Juni 2023 | 09:43:09

zonamahasiswa.id - Profesi sebagai seorang aparat penegak hukum masih jadi cita-cita mayoritas anak muda di Indonesia. Namun kini, menjadi seorang bintara tak semudah yang dibayangkan. Seorang anak muda di Cirebon, Jawa Tengah ini sampai depresi dan ayahnya tertipu ratusan juta oleh oknum polisi calo bintara.

Baca juga: Indonesia Darurat Moral! Ditemukan Grup WA Siswa LGBT di Sekolah Dasar Pekanbaru

Dimintai 400 Juta, Bisa Nego

Bintara, adalah sebuah posisi yang masih banyak didambakan anak muda Indonesia. Bintara adalah golongan pangkat kepolisian atau ketentaraan yang posisinya lebih rendah dari Letnan Dua atau Inspektur Polisi Dua.

Karena masih jadi salah satu profesi idaman di Indonesia, tak ayal banyak anak muda yang berlomba-lomba berjuang untuk bisa lolos masuk serangkaian tesnya. Seperti yang dialami pemuda di Cirebon ini.

Ayahnya yang bekerja sebagai tukang bubur asal Desa Kejunden, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini pun berusaha menuruti mimpi besar putranya. Namun sayang, mereka diduga jadi korban penipuan seorang oknum polisi berpangkat AKP di Cirebon.

Tukang bubur bernama Wahidin ini mengaku kepada publik jika dirinya sudah tertipu sebanyak Rp 310 juta karena sebagai syarat agar anaknya bisa lolos dan masuk jadi Bintara Polri tahun 2021/2022.

Oknum polisi yang diduga menipunya itu berinisial SW dan tak lain adalah tetangga Wahidin sendiri di Desa Kejuden. Mengetahui anak Wahidin bercita-cita ingin jadi bintara, SW pun berusaha membantu mereka.

Wahidin mengatakan jika awalnya SW meminta uang sebesar Rp 400 juta kepadanya jika ingin anaknya bisa lolos tes, namun dengan catatan bisa dinego. "Awalnya, dia (SW) bilang tidak pakai uang. Tapi kemudian dia bilang ada angka Rp 400 juta untuk masuk, dinego bisa Rp 350 juta," tutur Wahidin.

Karena masalah yang berlarut-larut ini, Wahidin pun sampai menggelar konferensi pers didampingi Law Firm Harum NS di Kota Cirebon pada hari Kamis (16/6) lalu. Di sana, Wahidin lantas menjelaskan mengenai kronologi kejadian yang menimpa keluarganya ini.

Wahidin bercerita jika semuanya bermula di tahun 2021 silam. Saat itu, Wahidin berniat untuk mendaftarkan anaknya jadi Bintara Polri melalui SW yang tak lain adalah tetangganya sendiri.

SW sendiri diketahui merupakan seorang oknum polisi yang bertugas di Polres Cirebon Kota. SW diketahui bekerja sama dengan seorang oknum polisi lainnya berinisial N di bagian SDM Mabes Polri.

Setelah dimintai Rp 400 juta itu, Wahidin akhirnya bisa menyerahkan uang sebesar Rp 20 juta terlebih dulu di Polsek Mundu dengan disaksikan langsung oleh N. Hanya berselang beberapa jam kemudian, SW menghubungi Wahidin dan meminta uang lagi sebesar Rp 100 juta.

Kebingungan mencari uang Rp 100 dalam waktu singkat, Wahidin akhirnya terpaksa menggadaikan rumahnya. Nahas, rumahnya itu tak bisa tertebus hingga jadi milik pihak lain.

"Dari mana saya dapat uang Rp 100 juta dalam waktu yang singkat, mau tidak mau saya menggadaikan rumah sehingga kini saya tidak punya rumah lagi karena tidak tertebus," tutur Wahidin.

Setelah Rp 100 juta itu, SW lalu berturut-turut meminta uang terus kepada Wahidin sebesar Rp 20 juta, Rp 20 juta, dan Rp 150 juta. Sehingga total, Wahidin sudah mengeluarkan uang sebesar Rp 310 juta karena terbujuk rayu SW.

Ia pun merasa kecewa karena baru sadar telah ditipu oleh tetangganya sendiri itu. "Dia janji jika anak saya tidak lolos maka uang akan dikembalikan. Tapi boro-boro dikembalikan, sepeser pun tidak ada pengembalian hingga kini," ucapnya.

Bahkan Wahidin rela menguras seluruh tabungannya yang sudah ia kumpulkan dengan susah payah sejak sang anak masih SD. Namun kini, uang tabungannya telah habis, rumah tak bisa tertebus, dan putranya kini menderita depresi lantaran tak bisa lolos tes bintara.

"Saat tes pertama, sudah langsung tidak lolos," tutur Wahidin.

Klarifikasi Pihak Terkait

Tim Kuasa Hukum Wahidin dari Law Firm Harum NS yakni Harumningsih Surja mengatakan jika di tahun 2021 silam, pihaknya sudah membuat laporan gantung ke Polsek Mundu dengan tujuan untuk menenangkan Wahidin.

"Laporan gantung atau laporan bodong, yang artinya tidak pernah diproses. Itu hanya untuk bikin adem Pak Wahidin saja," tuturnya.

Tapi setelah Wahidin berkonsultasi dengan perusahaan hukumnya, Harumningsih mengatakan jika laporan Wahidin itu akhirnya bisa melaju ke Polres Cirebon Kota. Kini, pihak Polres Cirebon Kota sedang memproses laporan penipuan itu.

Tim kuasa hukum lainnya yakni Eka Surya Atmaja mengatakan jika SW tak sendirian saat Wahidin menyerahkan uangnya. SW diketahui didampingi oleh menantunya, D, yang tak lain juga seorang polisi.

Diketahui jika D kini sudah mendapatkan sidang disiplin atas perannya dalam kasus penipuan ini. Tak hanya itu, seorang penyidik berinisial H juga sudah mendapatkan sidang disiplin atas kasus ini.

Di sisi lain, Kasie Propam Polres Cirebon Kota, Iptu Sukirno mengatakan jika jajarannya mendapatkan limpahan perkara pelanggaran disiplin yang ditangani Polda Jabar saat memproses sidang disiplin H.

"Dan perkara yang dilimpahkan ke Polres Cirebon Kota sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan, tidak kurang dari 30 hari atau maksimal 30 hari, perkara itu harus sudah disidangkan," tuturnya

Tukang Bubur di Cirebon Dimintai 400 Juta Demi Anak Masuk ke Bintara, Ujungnya Tak Lolos Tes Tahap Pertama hingga Depresi

Itulah ulasan mengenai kasus yang dialami seorang tukang bubur di Cirebon di mana dirinya tertipu Rp 310 juta oleh oknum polisi yang menjanjikan putranya bisa lolos masuk jadi bintara.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Di saat Petani Belum Sejahtera, Pemerintah Malah Teken Kontrak Impor Beras 1 Juta Ton dari India

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

3

0/150
Guntur gunawan
Skarang daftar polisi transparan trs juga setiap tes pasti live di medsos..Jan percaya calo2 kek gtu
1 tahun lalu Suka Balas
andre
masih aja tertipu sama orang seperti itu, percaya diri sendiri lebih baik
1 tahun lalu Suka Balas
Arya maulana
Aduhh padahal jaman sekarang daftar polisi gratis cuyyy
1 tahun lalu Suka Balas