Inspirational Story

Titik Balik Kehidupan Bagus Muljadi Dengan IPK 2,69 Mampu Menjadi Ilmuwan Kelas Dunia

Tiffany Maulany Putri 20 November 2020 | 15:31:50

Zona Mahasiswa – Kita tidak pernah mengetahui titik balik kehidupan kita sendiri maupun orang lain. Bisa jadi melalui kejadian yang menjadikan kita semakin terpacu untuk lebih baik lagi kedepannya, maupun hanya yang terlintas sekelebat dalam pikiran, dan klik! Kamu memutuskan untuk berubah saat itu juga.

Adalah Bagus Muljadi, dengan pengalaman titik balik kehidupan yang  180° merubah dirinya dari siswa dulu dikenal "urakan" di kelas namun nyatanya mampu menjadi "orang sukses" di kemudian hari atau mahasiswa dengan IPK "pas-pasan" malah menjadi ilmuwan kelas dunia.

Baca Juga: Pernah Dapat Nilai Kimia 0, Berikut Kisah Sukses Jerome Polin 

Sering Bolos dan Lulus Tak Tepat Waktu

(foto: https://www.kaskus.co.id/)

Layaknya anak-anak yang belum mengerti pentingnya belajar, pria kelahiran 1 Maret 1984 itu sedang giat-giatnya bermain. Bagus kecil hingga remaja hanya tau bermain game dan mengesampingkan belajar. Predikat juara tidak pernah ia raih, malah menjadi salah satu murid dengan nilai merah yang banyak di rapot.

Besar sebagai putra Betawi kota Jakarta membuatnya berpindah haluan ke kota Bandung dan melanjutkan perguruan tinggi di jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2001. Menjadi mahasiswa ITB lantas tidak menjadikannya mahasiswa dengan penuh ambisi dan rajin belajar.

Kebiasaan bermain-mainnya berlanjut bahkan sampai ia kuliah. Selama kuliah di ITB, Bagus sangat sering bolos dari kelas perkuliahan. Dia sering menghabiskan waktu untuk bermain game online dan bisa seharian penuh di dalam kamarnya hanya untuk bermain. Semua itu lebih suka ia lakukan sampai membuatnya menyepelekan kuliah.

Tidak hanya itu, ia pernah terpaksa cuti satu semester hanya karena melewatkan masa pengisian rencana studi. Keadaan itu ditebusnya dengan mengambil semester pendek. Hal tersebut membuatnya lulus satu tahun lebih lambat dari yang seharusnya, yakni pada tahun 2006 dengan prestasi yang biasa saja. Hanya memperoleh IPK 2,69.

Lulus dengan IPK pas-pasan sangat menutup berbagai kesempatan, termasuk memperoleh beasiswa maupun langsung bekerja. Hal ini membuat Bagus bertekad untuk mengubah kehidupannya saat itu juga. Ia nekat berangkat dengan biaya sendiri dan harus banting tulang untuk mencukupi kebutuhannya selama menempuh pendidikan S2 dan S3.

Mengambil Kesempatan dan Awal Mula Titik Balik Kehidupannya

(foto: https://edukasi.kompas.com/)

Menyadari tingginya kualifikasi perusahaan dalam menerima fresh graduate, Bagus memutuskan untuk mengadu nasib kembali dengan berkuliah di National Taiwan University untuk meraih gelar S2 dan S3 dengan jurusan Mekanika Terapan.

Tantangan baru yang Bagus hadapi adalah ketika melanjutkan studi di luar negeri tanpa beasiswa adalah persoalan biaya. Biaya hidup yang tidak murah di negeri orang membuat Bagus tidak kehabisan akal. Ia kemudian dengan giat membangun relasi yang mengantarkannya pada keuntungan yang ia dapat sebagai sales pompa air.

"Saya tahu kalau saya menyerah dan pulang ke Tanah Air maka semua selesai sudah. Tidak akan ada kesempatan lain. Tertutup sudah semua kesempatan. Tapi kalau saya bisa menyelesaikan ini (S2 dan S3) pintu kesempatan masih terbuka buat saya," jelas Bagus kepada Kompas.com.

Baca Juga: Tahan Banting Melawan Kerasnya Kuliah Di Negeri Orang, Inilah Kisah Gita Savitri Devi Untuk Mahasiswa Perantau

Ilmuwan Berbagai Bidang

(foto: https://edukasi.kompas.com/)

Setelah lulus di tahun 2006 dan melanjutkan kuliah S2 dan S3 di National Taiwan University (NTU) dengan jurusan Mekanika Terapan, ia memperoleh gelar doktor di tahun 2012. Tidak langsung berpuas diri, Bagus kembali bertolak ke Perancis untuk melanjutkan studi post doctoral bidang matematika di Institut de Mathmatiques de Toulouse.

Meraih gelar doktor pada tahun 2012, di tahun yang sama Bagus menikahi perempuan berkebangsaan Jerman. Menimbang kesulitan bekal ilmu untuk dikembangkan di Indonesia bersama sang istri, keduanya memutuskan bekerja di Eropa. Saat itu, kesempatan terbuka di bidang matematika.

Ia mengaku sulit memutuskan kesempatan ini, apalagi sistem kerja post-doctoral itu bersifat kontrak hanya berjangka 1,5 tahun. Dalam tempo itu pula, ia harus belajar bidang matematika dari awal serta harus menghasilkan jurnal ilmiah terpublikasi. Kendati demikian, Bagus membulatkan tekat mengambil langkah tersebut di Institut de Mathematiques de Toulouse, Perancis hingga tahun 2014.

Bagus mengakui dalam perjalanan akademiknya, ia jarang mengambil keputusan, namun memaksimalkan kesempatan yang ada di depan mata. Dengan latar belakang yang berbeda, dirinya memberanikan diri melanjutkan post-doctoral studi Ilmu Bumi di Imperial College London.

Awal Mula Perjalanan Karir

(foto: https://edukasi.kompas.com/)

Dari situlah awal mula perjalanan karir Bagus, terlebih universitas ini masuk dalam salah satu kampus top di dunia. Usai menjalani post-doctoral di Imperial College London pada tahun 2017, tidak lama dari situ Bagus kembali diterima sebagai faculty member, asisten profesor termuda di Departemen Teknik Lingkungan dan Kimia di Universitas Nottingham, Inggris.

Bagus tercatat sebagai ilmuwan yang menguasai banyak bidang, bukan hanya linear. Ia berpendapat memang seharusnya keilmuan tidak disekat dengan batasan linearitas. Dia membuktikan sendiri, berpindah program kuliah justru membuatnya mahir dalam beberapa bidang, mulai dari mekanika terapan, ilmu bumi dan matematika.

Hal itu juga berpengaruh terhadap penelitian yang dijalankan oleh Bagus. Hasilnya selalu mengandung perspektif yang berbeda-beda. Dia juga jadi punya banyak mitra dalam penelitian. Menurut Bagus, zaman sekarang, kebanyakan masalah sulit dipecahkan dengan satu bidang saja, melainkan melibatkan berbagai latar belakang keilmuan.

Menginspirasi Mahasiswa Indonesia Untuk Selalu Percaya Diri, Karena Ilmuwan di Indonesia Juga Tidak Kalah Hebat

(foto: https://www.kampuscenter.com/)

Menurut Bagus yang sudah berpengalaman dengan dunia akademisi luar negeri, sebenarnya ilmuwan-ilmuwan Indonesia juga tidak kalah berkualitas dengan ilmuwan luar negeri, bahkan banyak yang mungkin kemampuannya di bawah kita, termasuk dari segi kemampuan bahasa Inggris, namun mereka tetap percaya diri. Jadi, yang paling penting adalah rasa percaya diri.

Bagus juga menyemangati mahasiswa yang ingin melanjutkan ke luar negeri meskipun dengan nilai yang tidak cemerlang. Menurut Bagus, belajar menulis dan berkomunikasi yang baik sangat penting dalam dunia pendidikan. Karena dunia ini adalah tentang interaksi antar orang per orang. Sehingga hal-hal non-teknis seperti itu juga sangat menentukan.

Pantang Menyerah Melawan Kemustahilan, Usaha Keras, dan Percaya Diri

(foto: https://kupang.tribunnews.com/)

Pria beralis tebal ini mengajarkan pula bahwa nilai yang kurang bukan akhir dari segalanya. Mimpi itu tetap bisa digapai karena kalau kita mau, kita pasti bisa. Kemauan adalah langkah awal serta modal untuk melakukan setiap usaha demi usaha.

Keberanian diri untuk keluar dari zona nyaman juga sangat menentukan keberhasilan. Mencoba sesuatu yang baru dan asing memang membutuhkan usaha yang lebih besar untuk mempelajarinya. Memang akan sangat sulit, namun bukan berarti tidak bisa atau mustahil untuk dilakukan.

Kisah Bagus Muljadi membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Ketika rasanya tidak mungkin seorang dengan latar belakang pendidikan biasa-biasa saja menjadi seorang yang sukses dalam bidangnya, Bagus membuktikan bahwa hal tersebut akan kalah dengan tekad dan kemauan yang kuat untuk berubah.

Titik Balik Kehidupan Bagus Muljadi Dengan IPK 2,69 Mampu Menjadi Ilmuwan Kelas Dunia

Kisah titik balik kehidupan ini banyak membuktikan bahwa apapun dapat kamu gapai meskipun berawal dari hal yang sangat mustahil untuk kamu raih.

Bagus Muljadi mematahkan stigma seorang ilmuwan yang memulai karirnya dengan sesuatu yang sudah terlihat cemerlang dari awal, seperti IPK tinggi, memperoleh banyak prestasi saat kuliah, dan anggapan lainnya.

Memulai semuanya dengan IPK tidak sampai angka 3, membuat kisah ini semakin berkesan, terutama untuk mahasiswa yang masih berusaha keras untuk membangun mimpi-mimpinya.

Semoga Sobat Zona bisa mengambil banyak inspirasi dari kisah Bagus Putra Muljadi, si anak Betawi yang kini jadi ilmuwan di luar negeri ini.

Baca Juga: IPK Di Bawah 3 Mampu Mengantarkannya ke California : Inilah Kisah Perjalanan Ridwan Kamil

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150