Zona Mahasiswa - Penelitian terdahulu sering kali dianggap sebagai "harta karun" bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Tapi, sayangnya, nggak sedikit yang masih bingung tentang bagaimana cara memanfaatkannya.
Baca juga: Gini Strategi Mengerjakan Proposal Skripsi dalam 1 Bulan
Bahkan, ada yang menganggap penelitian terdahulu hanya formalitas untuk memenuhi bab kajian pustaka. Padahal, kalau dipahami dan digunakan dengan tepat, penelitian terdahulu bisa jadi kunci utama untuk menyusun skripsi yang solid dan berbobot!
Yuk, kita kupas tuntas fungsi penelitian terdahulu dalam skripsi dan gimana cara memanfaatkannya dengan maksimal.
1. Memberikan Landasan Teoritis yang Kuat
Penelitian terdahulu adalah sumber utama untuk membangun dasar teoritis dalam skripsimu. Dengan merujuk pada penelitian sebelumnya, kamu bisa memahami:
- Kerangka konsep yang sudah teruji.
- Teori-teori utama yang relevan dengan topikmu.
Misalnya, jika kamu meneliti pengaruh media sosial terhadap perilaku konsumen, penelitian terdahulu bisa memberikan gambaran teori apa yang sering digunakan, seperti Uses and Gratifications Theory atau Theory of Planned Behavior.
Kenapa penting?
Landasan teoritis yang kuat akan membuat skripsimu lebih kredibel. Dosen pembimbing atau penguji akan melihat bahwa argumenmu didasarkan pada literatur yang valid.
2. Menemukan Celah Penelitian (Research Gap)
Salah satu fungsi paling penting dari penelitian terdahulu adalah membantu kamu menemukan celah penelitian, yaitu bagian dari topik yang belum banyak dibahas atau masih kontroversial.
Contoh:
Penelitian sebelumnya membahas tentang pengaruh Instagram terhadap perilaku konsumen, tapi belum ada yang fokus pada generasi Z di kota kecil. Nah, di situlah celah penelitian yang bisa kamu manfaatkan.
Kenapa penting?
Celah penelitian ini akan menjadi alasan utama kenapa skripsimu penting dan layak diteliti. Tanpa celah penelitian, skripsimu bisa dianggap hanya mengulang penelitian yang sudah ada.
3. Membantu Menentukan Metode Penelitian yang Tepat
Penelitian terdahulu sering kali mencantumkan metode penelitian yang digunakan, mulai dari desain penelitian, teknik pengumpulan data, hingga alat analisis statistik. Kamu bisa menjadikannya referensi untuk menentukan metode yang paling sesuai untuk skripsimu.
Contoh:
Kalau penelitian sebelumnya menggunakan metode survei dengan kuesioner, kamu bisa memutuskan apakah metode itu juga cocok untuk topikmu atau perlu modifikasi.
Kenapa penting?
Dengan merujuk metode yang sudah teruji, kamu bisa menghemat waktu dalam menyusun desain penelitian sekaligus meningkatkan validitas hasil penelitianmu.
4. Membantu Menyusun Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian
Penelitian terdahulu juga bisa menjadi panduan untuk menyusun hipotesis atau pertanyaan penelitian. Dengan melihat hasil penelitian sebelumnya, kamu bisa membuat prediksi yang lebih akurat atau mengajukan pertanyaan yang relevan.
Contoh:
Jika penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Instagram memengaruhi minat beli produk fashion, kamu bisa menyusun hipotesis, seperti:
- "Terdapat hubungan positif antara durasi penggunaan Instagram dan minat beli produk lokal di kalangan mahasiswa."
Kenapa penting?
Hipotesis yang jelas dan berbasis penelitian terdahulu akan membuat penelitianmu lebih terarah.
5. Menghindari Kesalahan yang Sama
Penelitian terdahulu sering kali mencantumkan keterbatasan penelitian (limitations). Kamu bisa mempelajari kelemahan tersebut dan memastikan agar tidak mengulang kesalahan yang sama.
Contoh:
Jika penelitian sebelumnya mengakui bahwa sampelnya terlalu kecil sehingga hasilnya kurang representatif, kamu bisa memastikan untuk menggunakan jumlah sampel yang lebih besar.
Kenapa penting?
Menghindari kesalahan yang sama akan meningkatkan kualitas penelitianmu dan membuat dosen penguji terkesan dengan perhatianmu terhadap detail.
6. Membantu Menemukan Referensi Tambahan
Penelitian terdahulu biasanya mencantumkan daftar pustaka yang sangat bermanfaat untuk penelitianmu. Dari situ, kamu bisa menemukan sumber-sumber baru yang relevan, seperti jurnal, buku, atau artikel ilmiah lainnya.
Tips:
- Periksa bagian daftar pustaka penelitian terdahulu untuk menemukan referensi yang mungkin belum kamu baca.
- Gunakan fitur citation tracker di Google Scholar untuk menemukan penelitian yang lebih baru terkait topik tersebut.
Kenapa penting?
Referensi yang kaya dan relevan akan membuat skripsimu lebih lengkap dan komprehensif.
7. Menjadi Pembanding dalam Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian terdahulu sering digunakan sebagai bahan pembanding dalam bab pembahasan skripsi. Kamu bisa menunjukkan apakah hasil penelitianmu sejalan atau bertentangan dengan penelitian sebelumnya, lalu memberikan analisis mendalam.
Contoh:
- Jika penelitianmu menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian terdahulu, analisis kenapa perbedaan itu terjadi.
- Jika hasilnya sama, jelaskan bagaimana penelitianmu memperkuat temuan tersebut.
Kenapa penting?
Pembahasan yang membandingkan hasil penelitianmu dengan penelitian terdahulu akan menunjukkan kedalaman analisis dan memperkuat argumenmu.
8. Menyusun Kerangka Berpikir (Framework)
Kerangka berpikir adalah diagram atau alur logis yang menjelaskan hubungan antar variabel dalam penelitianmu. Penelitian terdahulu sering memberikan inspirasi untuk menyusun kerangka berpikir yang jelas dan terstruktur.
Contoh:
Jika penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan, kamu bisa menjadikannya dasar untuk menambahkan variabel baru, seperti loyalitas pelanggan.
Kenapa penting?
Kerangka berpikir yang baik akan memudahkan pembaca memahami alur penelitianmu dan menunjukkan bahwa kamu memahami topik dengan mendalam.
9. Mendukung Kredibilitas Penelitianmu
Menggunakan penelitian terdahulu sebagai referensi akan meningkatkan kredibilitas skripsimu. Dosen pembimbing atau penguji akan melihat bahwa kamu tidak asal-asalan dalam menyusun penelitian, melainkan didasarkan pada literatur yang valid dan terpercaya.
Tips:
- Pastikan penelitian terdahulu yang kamu gunakan berasal dari sumber yang kredibel, seperti jurnal internasional terindeks atau buku akademik.
- Hindari menggunakan sumber yang kurang terpercaya, seperti blog atau artikel opini tanpa referensi.
10. Menjadi Acuan dalam Menyusun Bab Kajian Pustaka
Bab kajian pustaka adalah bagian penting dalam skripsi yang menunjukkan bahwa penelitianmu didasarkan pada literatur yang relevan. Penelitian terdahulu akan menjadi inti dari bab ini.
Tips untuk Menulis Kajian Pustaka:
- Gabungkan penelitian-penelitian yang serupa ke dalam satu paragraf untuk membuat narasi yang terstruktur.
- Jelaskan hubungan antar penelitian dan bagaimana semuanya mendukung topikmu.
Kenapa penting?
Kajian pustaka yang baik akan menunjukkan bahwa penelitianmu bukan sekadar ide mentah, melainkan didukung oleh literatur yang kuat.
Ternyata Ini Fungsi Penelitian Terdahulu dalam Skripsi
Penelitian terdahulu memiliki banyak fungsi penting dalam skripsi, mulai dari membangun landasan teoritis hingga membantu menyusun kerangka berpikir. Dengan memanfaatkannya secara maksimal, kamu nggak hanya akan membuat skripsimu lebih solid, tapi juga bisa menghemat waktu dan tenaga dalam proses penulisannya.
Baca juga: Kenapa Sih di Semester 4 Mahasiswa Sering Mendapatkan IPK yang Rendah?
Komentar
0