Berita

Sangat Berani! Ternyata Ini Alasan Pak Kholid Nelayan Berani Ungkap ke Publik Soal Pagar Laut

Muhammad Fatich Nur Fadli 27 Januari 2025 | 09:16:31

Zona Mahasiswa - Nama Kholid, seorang nelayan asal Serang, mendadak viral setelah aksinya menolak keberadaan pagar laut di Tangerang mendapat sorotan publik. Tanpa rasa takut, Kholid dengan lantang menyuarakan keresahannya dan ikut membongkar dalang di balik proyek yang dianggap merugikan nelayan.

Baca juga: Dicari Pihak Kampus Untuk Klarifikasi, Sandy Koordinator JRP yang Ngaku Mahasiswa UMT Ternyata Sudah Bukan Mahasiswa Sejak 2021

Bukan tanpa alasan, Kholid merasa terdampak langsung oleh keberadaan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer yang telah berdiri sejak beberapa bulan terakhir. Menurutnya, keberadaan pagar laut ini telah menghambat aktivitas para nelayan dalam mencari nafkah.

Aksi Berani yang Mengundang Perhatian Publik

Aksi Kholid dalam menolak pagar laut mendapat banyak perhatian dari berbagai kalangan. Melalui akun TikTok pribadinya, @kholid.miqdar, ia kerap membagikan situasi yang terjadi di lapangan dan bagaimana pagar laut tersebut telah merugikan banyak nelayan.

"Kita sebagai masyarakat sudah terlalu diinjak. Bahkan diinjak di dataran paling bawah sehingga sudah tidak ada dataran lagi, kan berarti nunggu loncatan tertingginya. Ya inilah meledek, viral," ungkapnya dalam salah satu unggahannya, Minggu (26/12/2025).

Baginya, menjadi viral bukan tujuan utama. Kholid meyakini bahwa suara rakyat yang terzalimi perlu didengar oleh pemerintah dan masyarakat luas.

"Ini kehendak Allah, bukan berarti kemampuan saya. Tapi mungkin ini cara Allah membantu atau mendengar jeritan masyarakat yang terzalimi," sambungnya.

Pagar Laut di Tangerang Akhirnya Dibongkar

Setelah polemik yang berkepanjangan, pemerintah akhirnya turun tangan dengan membongkar pagar laut di Tangerang. Namun, yang menjadi pertanyaan besar adalah siapa sebenarnya pemilik proyek ilegal tersebut. Hingga saat ini, belum ada pihak yang secara gamblang diungkap dan dimintai pertanggungjawaban.

Santer beredar kabar bahwa pagar laut tersebut memiliki sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) yang terkait dengan Agung Sedayu Group (ASG). Terbaru, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) mencabut 50 SHGB/SHM atas nama PT Intan Agung Makmur (IAM) di Desa Kohod.

Alasan Kholid Berani Melawan

Ketika ditanya mengapa ia berani mengungkap masalah ini ke publik, Kholid hanya tersenyum dan menyebut pertanyaan tersebut sebagai hal yang ringan.

"Sudah saya bilang, selain Tuhan Yang Maha Esa (Allah), semua kekuasaan di muka bumi ini lenyap, punah. Harta, ketenaran, kehebatan, kesaktian, kekuasaan, apa saja, selain dari Allah punah. Makanya yang saya hadapi keserakahan dan kerakusan," tegasnya.

Bagi Kholid, tidak ada yang perlu ditakuti selama ia berada di jalan yang benar. Menurutnya, dunia hanyalah tempat persinggahan sementara sehingga tidak ada alasan untuk gentar menghadapi kesewenang-wenangan.

"Saya gulung (keserakahan), takut sama siapa? Ujungnya kan mati. Mati bagi saya seperti telur menetas. Telur itik netas piak piak piak, pindah ke alam lebih luas sehingga saya lebih merdeka tidak terkungkung oleh jasad. Itu saja, udah selesai," jelasnya.

Dukungan dari Warganet dan Aktivis Lingkungan

Aksi Kholid yang penuh keberanian ini mendapat banyak dukungan dari warganet hingga aktivis lingkungan. Banyak yang menganggap keberanian Kholid sebagai inspirasi bagi masyarakat untuk berani melawan ketidakadilan.

"Salut sama Pak Kholid! Orang seperti beliau yang kita butuhkan di negeri ini. Berani demi kebaikan banyak orang," tulis salah satu warganet di kolom komentar.

Selain dukungan dari masyarakat biasa, beberapa organisasi lingkungan pun ikut turun tangan dalam memberikan dukungan moral kepada Kholid dan para nelayan lainnya. Mereka bahkan siap mendampingi Kholid dalam setiap proses hukum yang diperlukan.

Dampak Pagar Laut bagi Nelayan

Sejak adanya pagar laut, banyak nelayan yang kesulitan untuk beraktivitas di area perairan yang menjadi sumber penghidupan mereka. Beberapa dampak yang dirasakan antara lain:

  1. Penurunan hasil tangkapan ikan - Akses yang terbatas membuat nelayan kesulitan mencapai lokasi-lokasi terbaik untuk menangkap ikan.
  2. Kerugian finansial - Dengan menurunnya hasil tangkapan, pendapatan nelayan pun ikut berkurang drastis.
  3. Kerusakan ekosistem laut - Pembangunan pagar laut diduga menyebabkan kerusakan pada ekosistem laut yang berdampak jangka panjang.

Harapan Kholid dan Nelayan Lainnya

Meski pagar laut telah dibongkar, Kholid berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan kepentingan masyarakat kecil dibanding kepentingan segelintir pihak yang hanya mementingkan keuntungan pribadi.

"Kami ingin laut kembali menjadi tempat kami mencari nafkah tanpa ada penghalang yang merugikan. Semoga ke depannya tidak ada lagi proyek-proyek yang merugikan rakyat kecil," harapnya.

Sangat Berani! Ternyata Ini Alasan Pak Kholid Nelayan Berani Ungkap ke Publik Soal Pagar Laut

Kisah Kholid nelayan berani ini menjadi inspirasi bagi banyak orang. Keberanian dan keteguhannya dalam memperjuangkan hak-hak nelayan membuktikan bahwa suara rakyat kecil tetap memiliki kekuatan untuk melawan ketidakadilan. Semoga ke depannya pemerintah lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat dan tidak lagi memberi celah bagi proyek-proyek yang merugikan lingkungan dan rakyat kecil.

Baca juga: Pak Kholid Nelayan Sosok Cerdas yang Lantang Bicara Soal Pagar Laut, Netizen: Bukan Orang Sembarangan

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150