
Zona Mahasiswa - Sebuah kasus penganiayaan kejam berujung maut menggemparkan Kota Medan, Sumatera Utara. Seorang wanita berinisial L (44) ditemukan tewas setelah disiksa secara sadis oleh pacarnya, David Chandra (41), di rumah pelaku di Jalan Pukat II, Kecamatan Medan Tembung. Korban dilaporkan sempat dipaksa minum air kencingnya sendiri.
Baca juga: Sadis! Gegara Cemburu, Pria Lombok Bunuh Pacar lalu Dicor Telanjang di Septic Tank
Peristiwa tragis ini terjadi pada Minggu, 24 Agustus 2025, sekitar pukul 01.00 WIB. Pihak kepolisian mengetahui kejadian ini dari laporan masyarakat. Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Putro Wijayanto menjelaskan bahwa pelaku sempat ikut mengantar korban ke rumah sakit dengan alasan korban sakit.
Namun, petugas melihat adanya kejanggalan pada luka-luka yang dialami korban. “Benar ditemukan ada seorang perempuan meninggal dunia, penuh luka, baik luka lebam, luka tusukan kecil di daerah kaki kanan-kiri, diduga dilakukan menggunakan gunting,” ujar AKBP Bayu.
Bukti Kekejaman Pelaku
Setelah melihat kondisi korban, polisi langsung mendatangi rumah David. Di sana, petugas menemukan banyak bercak darah di berbagai tempat, termasuk tirai, tembok, lantai, dan seprai, yang menjadi bukti adanya tindak kekerasan. David Chandra yang saat itu berada di rumah langsung diamankan bersama beberapa saksi lain untuk dimintai keterangan.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa korban dan pelaku telah tinggal bersama sejak Desember 2024. Selama itu, korban berada di bawah kendali penuh David. Ia tidak diperbolehkan menggunakan ponsel atau pergi ke mana pun. Korban hanya boleh berada di lantai tiga rumah pelaku.
Menurut keterangan penjaga rumah, selama tinggal bersama David, L kerap menerima perlakuan kasar. Yang paling mengejutkan, polisi menemukan bukti kekejaman yang sangat tidak manusiawi dari rekaman video di ponsel pelaku.
“Sangat sadis dan tak manusiawi. (Disuruh) kencing di dalam baskom juga disuruh minum kepada korban,” ungkap AKBP Bayu.
Tidak hanya itu, pelaku juga memasukkan botol bekas bir ke kemaluan korban dan menggunakannya untuk menganiaya. “Sampai botol dimasukkan, mohon maaf, ke alat kelamin perempuan. Botol juga digunakan untuk penganiayaan, sehingga korban mengalami lebam di tangan, kaki, kepala,” jelasnya.
Saat ini, kasus masih dalam penyelidikan mendalam untuk mengungkap seluruh motif dan fakta di balik penganiayaan sadis ini.
Komentar
0