Opini

Perempuan Kok Jadi Pemimpin, Memangnya Bisa?

Zahrah Thaybah M 01 Januari 2021 | 09:41:49

zonamahasiswa.id – Pernah tidak kalian mendengar kata-kata “kenapa sih perempuan kok selalu dipandang sebelah mata?”, “jadi perempuan itu nggak usah aneh-aneh, toh nanti akhirnya bakal balik lagi ke dapur”, “halah nggak usah sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya juga pakai daster”. Opini buruk selalu datang untuk menjatuhkan perempuan. Padahal, apa salahnya jika mereka mampu?

Baca Juga: Om dan Tante yang Terhormat, Jangan Menjuluki Semua Mahasiswa Zaman Now sebagai Milenial Dong!

Perbedaan Kodrat Perempuan dan Laki-Laki

Ilustrasi laki-laki dan perempuan (Foto: imommy.gr)

Sebelum membahas lebih lanjut, yuk kita mundur sebentar ke ranah gender dan kodrat. Pembahasan tentang peran perempuan yang dan peran laki-laki memang tidak pernah surut. Semua orang tahu bahwa perempuan dan laki-laki sangat berbeda, terlihat dari segi fisiknya.

Perempuan memang lebih lemah daripada laki-laki, perasaannya lebih sensitif, dan sangat rapuh. Oleh karena itu, mereka membutuhkan laki-laki yang melindunginya.

Tuhan menciptakan perempuan dengan anugerah tersendiri, begitu pun dengan laki-laki, benar? Kodrat perempuan adalah melahirkan, menyusui, mengurus rumah tangga dan mendidik anaknya. Sedangkan, kodrat laki-laki adalah melindungi perempuan, menjadi pemimpin, dan menghidupi anak istrinya.

Sobat Zona pasti tahu kan di Indonesia sudah ada emansipasi wanita dan tokoh yang memperjuangkan adalah RA. Kartini. Saat ini, perempuan memiliki kedudukan yang sejajar dengan laki-laki. Semua terlihat sama, tidak ada perbedaan baik dari segi karier maupun lingkungan sosial.

Sebelum ada emansipasi wanita, perempuan sangat tertindas oleh kaum laki-laki. Pada saat itu, laki-laki adalah superior dan perempuan adalah inferior. Perempuan mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya, seperti menjadi korban kekerasan dan pelecehan.

Perempuan tidak memiliki hak dan hanya melakukan kewajiban-kewajiban tanpa ada feedback, selalu mendapat kecaman dari berbagai sudut, sehingga mereka tidak berdaya dan tidak memiliki ‘suara’.

Kemudian banyak aktivis-aktivis dari berbagai belahan dunia yang turun untuk memperjuangkan hak-hak wanita. Mengkampanyekan hak wanita dan hak asasi manusia (HAM), meminta keadilan dan perlindungan atas wanita kepada dunia.

Perempuan dan Jiwa Kepemimpinan yang Kuat

Ilustrasi perempuan yang kuat dan tangguh (Foto: famenoe.net)

Menjadi pemimpin sekaligus berperan sebagai ibu rumah tangga tidak mudah, lho. Mereka harus pintar-pintar membagi waktu untuk tanggung jawab pekerjaan dan juga tanggung jawab keluarga.

Meskipun begitu, perempuan pasti mendapatkan penolakan dari keluarganya dengan alasan nanti tidak ada yang mengurus keluarga karena suami juga sibuk bekerja, tidak ada yang menemani anak padahal masih dalam masa tumbuh kembangnya, atau bahkan harus merasakan pedasnya mulut tetangga yang mengatakan keluarga si perempuan menjadi berantakan karena semua sibuk.

Memangnya semua perempuan seperti itu, menelantarkan keluarga demi kepentingan pribadi? Itu namanya egois bukan pekerja keras. Lagipula perempuan yang bekerja keras juga belum tentu merugikan pihak manapun.

Perempuan bisa menjadi seorang pemimpin karena pertimbangan dari berbagai macam aspek. Tidak hanya mengandalkan beauty, tapi juga brain and behavior. Perempuan yang memiliki kepemimpinan (leadership) yang bagus tentu lebih dihargai dan dipandang.

Alasan perempuan harus memiliki jiwa leadership karena agar bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri, setelah itu bertanggung jawab kepada banyak orang.

Perempuan yang berprestasi dan berdedikasi tinggi layak menjadi pemimpin, hal ini karena mereka sanggup mengemban tanggung jawab itu. Misalnya Kamala Harris yang merupakan seorang Wakil Presiden wanita pertama di Amerika Serikat.

Indonesia juga memiliki banyak pemimpin wanita yang hebat dan tangguh, seperti Megawati yang merupakan Presiden Republik Indonesia kelima, Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan RI periode 2014-2019, Sri Mulyani Menteri Keuangan RI sekaligus Direktur Pelaksana Bank Dunia, Tri Rismaharini Menteri Sosial RI, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Untuk Mahasiswa Budak Organisasi, Mau Jungkir Balik Aktif Organisasi Boleh, tapi Tugas Kelompoknya Dikerjain Juga, Dong!

Perempuan yang Mampu Bekerja Keras

Ilustrasi perempuan pekerja keras (Foto: buzzghana.com)

Perempuan bisa terlihat lebih berkompeten daripada laki-laki. Dalam berkarier, perempuan dan laki-laki memiliki awal yang sama, merangkak untuk kemudian berdiri tegak. Sulit menemukan perempuan yang bekerja keras, memilki segudang prestasi, dan fokus akan masa depan.

Di dunia ini memang tidak semua perempuan seperti itu, jika ada perempuan yang memiliki tiga hal di atas mereka adalah perempuan yang hebat dan tidak perlu diragukan lagi.

Perempuan yang bekerja keras biasanya memiliki ambisi yang kuat untuk mencapai tujuan dan mimpinya. Mereka akan membuktikan pada dunia siapa dirinya. Berkat sifatnya yang pekerja keras, banyak yang membutuhkan perannya dalam beberapa hal.

Apalagi perempuan dituntut untuk multitasking, mengurus rumah tangga bisa, mengurus tanggung jawab diluar rumah tangga juga bisa. Itulah perempuan dan keistimewaannya. Meskipun mengorbankan banyak hal, tapi mereka tidak akan lupa dengan tanggung jawab dan perannya.

Namun lagi-lagi ada saja yang tetap menganggap "untuk apa perempuan harus sukses seperti itu, kalau suaminya sendiri sudah sukses?" Menurut Mimin anggapan ini salah, mengingat bahwa perempuan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki.

Perempuan juga memiliki cita-cita dan impian, ingin mengembangkan dirinya dan menemukan passion. Jadi apa salahnya perempuan bekerja keras untuk impiannya? Toh, mereka tidak merugikan mertua apalagi tetangga yang sama sekali tidak ada sangkut-pautnya.

Perempuan Kok Jadi Pemimpin, Memangnya Bisa?

Perempuan kok jadi pemimpin? Memangnya bisa? Bisa kok, sudah banyak buktinya. Jangan memandang sebelah mata perempuan. Meskipun pada dasarnya perempuan lebih lemah daripada laki-laki, bukan berarti tidak bisa jadi pemimpin.

Jangan lupa untuk terus mengikuti update informasi seputar mahasiswa dan menyalakan notifikasi di website zonamahasiswa.id. Sampai jumpa!

Baca Juga: Kenapa Anak IPA Bisa Menguasai Jurusan IPS, Sedangkan Anak IPS Sulit Menguasai Jurusan IPA?

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150