Berita

Netizen Murka! YouTuber Sista Khalifa Gunakan Jilbab dengan Pakaian Tidak Senonoh dan Lafaz Allah yang Ditulis di Tempat yang Tidak Semestinya

Muhammad Fatich Nur Fadli 14 November 2024 | 11:46:22

Zona Mahasiswa - Belum lama ini seorang YouTuber bernama Sista Khalifa menuai kritik keras karena dinilai melecehkan agama Islam di video yang diunggahnya. Ia membuat lagu dan visual yang tidak sesuai ajaran agama Islam dan mengaku sebagai Allah.

Baca juga: Kapolda Sulawesi Selatan Bakal Tindak Tegas Bos Skincare Makassar yang Tega Jual Produk Beracun

Video tersebut berupa lagu yang dirilis Sista Khalifa dengan judul “I Am Allah”. Lirik lagu tersebut sangat tidak pantas, yang pada salah satu penggalannya orang-orang diminta untuk menyembah dirinya karena ia adalah Tuhan.

Visual yang ditampilkan pada video tersebut sangat tidak bermoral yang semakin membuat umat Muslim geram. Video itu menampilkan visual Sista Khalifa yang mengenakan pakaian sangat seksi, dengan latar Masjid berwarna merah muda atau pink.

Sista tampak mengenakan hijab dengan warna merah muda juga. Namun, ia memadukan hijab dengan pakaian yang tidak sesuai, yakni pakaian terbuka yang menampilkan tubuhnya.

Sista Khalifa mengenakan atasan berupa crop top, yang memamerkan bagian perutnya. Bagian paling parah dari penampilannya tersebut adalah bagian bawahan, yang hanya mengenakan celana dalam.

Celana dalam yang dikenakan oleh Sista Khalifa itu juga berwarna merah muda. Namun, pada bagian yang tidak seharusnya ia menggambar lafadz Allah, yang sangat tidak sopan dan melecehkan.

Konten video Sista Khalifa yang dinilai melecehkan agama Islam ini pun menuai kritikan keras dari netizen. Banyak yang mengaku awalnya tak tahu tentang Sista Khalifa hingga akhirnya tahu dan geram dengan perbuatannya tersebut.

“Sista khalifa itu siapaa sihh? Cewek gilaaa bisa⊃2;nya buat album pake nama Allah terus gambar albumnya dia yg pake jilbab dgn setengah telanjang lagiii. Gak bisa, dia harus bgt dihukum karena sudah mencemari agama,” kata netizen di X.

“Gila Sista Khalifa, report please,” ucap yang lain.

“Islam menolak untuk diejek. Laporkan sista khalifa,” tambah yang lainnya.

Kejadian ini menyoroti betapa pentingnya etika, tanggung jawab, dan pemahaman dalam membuat karya digital yang dapat diakses publik.

Mengapa Etika dalam Bermedia Sosial Itu Penting?

Di era digital ini, setiap orang bisa menjadi kreator konten. Namun, kebebasan ini seharusnya dibarengi dengan pemahaman tentang etika dan batas-batas yang ada. Konten yang dibuat tidak hanya mencerminkan ide atau kreativitas kita, tetapi juga bisa berdampak pada orang lain yang melihatnya. Dalam kasus Sista Khalifa, penggunaan simbol agama dalam konteks yang tidak pantas memicu reaksi negatif dan bahkan kemarahan dari netizen. Ini menunjukkan bahwa ada batasan-batasan yang perlu kita pahami agar tidak menimbulkan dampak negatif.

Konten Kreatif yang Menghormati Nilai dan Simbol Keagamaan

Ketika menyentuh aspek-aspek yang berkaitan dengan agama atau kepercayaan tertentu, sebaiknya kita berhati-hati dan selalu mempertimbangkan dampak yang mungkin timbul. Di Indonesia sendiri, masyarakat terdiri dari berbagai latar belakang agama dan budaya, sehingga rasa hormat antarumat beragama sangat dijunjung tinggi. Dalam karya-karya yang dibuat, baik video, musik, atau karya visual lainnya, menghormati simbol dan nilai yang sakral bagi pihak lain adalah bentuk kepedulian yang bisa menciptakan harmoni.

Peraturan di Platform Media Sosial: Konten yang Melanggar Nilai Sosial dan Agama

Sebagian besar platform media sosial seperti YouTube, Instagram, dan TikTok memiliki kebijakan dan pedoman komunitas yang melarang konten yang bisa dianggap sebagai pelecehan terhadap agama atau kepercayaan tertentu. Konten yang memuat unsur-unsur yang menyinggung atau menghina simbol agama, bisa dilaporkan oleh pengguna lain dan berpotensi dihapus oleh platform tersebut. Dalam kasus yang lebih serius, kreator konten yang melanggar peraturan ini bahkan bisa terkena sanksi, seperti pelarangan sementara hingga permanen dari platform tersebut.

Bagaimana Masyarakat Bisa Berkontribusi?

Sebagai pengguna media sosial, masyarakat memiliki peran dalam menjaga agar platform tetap menjadi tempat yang aman dan positif. Ketika melihat konten yang dianggap tidak sesuai atau menyinggung, seperti dalam kasus Sista Khalifa, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah melaporkannya ke platform yang bersangkutan. Ini adalah cara yang lebih efektif daripada menyebarluaskan atau meramaikan kontroversi tersebut. Melalui laporan, platform bisa meninjau ulang dan menentukan langkah yang sesuai.

Tanggung Jawab Seorang Kreator Konten

Seorang kreator konten, terlebih yang sudah memiliki pengikut besar, memiliki tanggung jawab lebih dalam berkarya. Kreator adalah figur publik yang dapat memberikan dampak besar, terutama pada pengikutnya yang mungkin berasal dari berbagai latar belakang. Setiap karya yang diunggah ke publik memiliki potensi untuk menjadi contoh atau teladan, baik positif maupun negatif.

Untuk menghindari kontroversi yang tidak diinginkan, kreator bisa menerapkan beberapa langkah berikut:

  1. Menghindari penggunaan simbol agama atau budaya dalam konteks yang bisa menimbulkan salah paham.
  2. Mencari referensi atau meminta pendapat dari orang yang memahami tentang budaya atau agama tertentu jika ragu.
  3. Memperhatikan pedoman dan kebijakan platform tempat konten akan diunggah.

Kasus Sista Khalifa dan Reaksi Netizen

Dalam kasus ini, netizen bereaksi keras, sebagian besar merasa bahwa penggunaan simbol agama dalam video tersebut tidak pantas. Mereka merasa bahwa tindakan tersebut bukan hanya menunjukkan kurangnya rasa hormat, tetapi juga merendahkan simbol-simbol yang sakral. Netizen memiliki hak untuk menyuarakan pendapat mereka, namun sebaiknya hal ini dilakukan secara konstruktif, misalnya dengan melaporkan video tersebut atau memberikan kritik yang membangun.

Membangun Kesadaran Akan Sensitivitas Konten Agama dan Budaya

Kasus ini juga menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peka terhadap konten yang menyentuh nilai-nilai keagamaan. Di samping itu, sebagai konsumen dan produsen konten, penting bagi kita untuk memahami bahwa hal-hal yang berbau agama atau budaya tertentu membutuhkan perhatian ekstra agar tidak menyinggung orang lain.

Ketika ingin membuat konten yang mungkin berkaitan dengan aspek budaya atau agama, berikut beberapa hal yang bisa diperhatikan:

  • Pahami konteks yang tepat: Simbol dan nilai-nilai agama memiliki tempat yang sakral. Penggunaan yang tidak sesuai dapat dianggap sebagai penghinaan.
  • Jangan menganggap enteng: Menggunakan simbol agama dalam konteks yang sensasional, seperti untuk konten yang hanya bertujuan menarik perhatian, dapat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan.
  • Cari tahu dan pahami: Jika ingin memasukkan elemen-elemen dari budaya atau agama tertentu, baiknya lakukan riset atau konsultasi dengan orang yang paham agar tidak terjadi salah kaprah.

Netizen Murka! YouTuber Sista Khalifa Gunakan Jilbab dengan Pakaian Tidak Senonoh dan Lafaz Allah yang Ditulis di Tempat yang Tidak Semestinya

Sebagai bagian dari masyarakat yang semakin digital, kita dihadapkan pada tanggung jawab untuk menjaga etika dalam setiap karya yang kita hasilkan. Kebebasan dalam berkarya tetap bisa berjalan beriringan dengan rasa hormat terhadap nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh orang lain. Dengan memahami etika dalam bermedia sosial, kita bisa mencegah berbagai dampak negatif dan turut menjaga ruang digital yang sehat dan saling menghargai.

Semoga artikel ini membantu dalam memberikan sudut pandang edukatif terkait kejadian yang terjadi, dengan penekanan pada etika dalam bermedia sosial dan bagaimana kreator konten bisa berkarya dengan menghargai nilai-nilai masyarakat.

Baca juga: Bupati Konsel Dikritik Habis-habisan dan Dibandingkan dengan Camat Baito Usai Guru Supriyani Dituntut Bebas

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150