Berita

Modal Dapat dari Ngutang, Pemilik Catering Ini Kecewa Pesanan 3000 Kotak Makanan Dibatalkan H-1 Acara PON

Muhammad Fatich Nur Fadli 12 September 2024 | 14:08:57

Zona Mahasiswa - Seorang pemilik usaha catering mengalami nasib tragis setelah pesanan 3000 kotak makanan untuk acara Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 dibatalkan secara sepihak oleh panitia, hanya satu hari sebelum acara berlangsung.

Baca juga: Potret Pilu Ibu Penolak Pabrik Kelapa Sawit Temui Anaknya dari Balik Jeruji Besi

Dalam video yang diunggah, wanita itu memperlihatkan ribuan kotak makanan yang sudah siap, terdiri dari 1000 kotak nasi dan 2000 kotak kue.

Makanan tersebut sedianya akan dibagikan pada hari yang sama dalam rangkaian acara pembukaan PON XXI di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh. 

Ia menjelaskan bahwa modal untuk menyiapkan makanan itu berasal dari uang pribadi yang bahkan harus dipinjam dari kerabat. Pembatalan tersebut membuatnya mengalami kerugian besar, terutama karena para pegawainya, yang kebanyakan janda, juga kehilangan penghasilan yang mereka andalkan untuk kebutuhan sehari-hari.

Dalam video yang diunggah pada Minggu (8/9) lalu, wanita itu memperlihatkan ribuan kotak makanan yang sudah siap, terdiri dari 1000 kotak nasi dan 2000 kotak kue.

Makanan tersebut sedianya akan dibagikan pada hari yang sama dalam rangkaian acara pembukaan PON XXI di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, pada Senin (9/9).

“Semuanya sudah siap, nasi 1000 dan kue 2000, tiba-tiba H-1 dibatalkan sepihak,” ungkapnya dengan nada kecewa.

Dalam salah satu videonya, sang pemilik catering menyatakan, “Kalau memang tidak mau pesan, tolong jangan kasih harapan. Modalnya saja ngutang, kasihan banyak korban, termasuk para pekerja saya yang janda-janda ini”.

Kasus ini pun menimbulkan simpati dari banyak pihak di media sosial, yang mengecam tindakan panitia PON. Meskipun belum ada klarifikasi resmi dari pihak penyelenggara, insiden ini menjadi sorotan karena dampaknya yang besar terhadap usaha kecil dan pekerja di belakangnya.

Menu Makanan Atlit PON XXI Aceh Dipertanyakan "Kira-kira Sudah Sesuai Standar Gizi Atlet Nggak"

Pekan Olahraga Nasional/PON XXI tahun 2024 yang berlangsung di Aceh dan Sumut (Sumatera Utara) menjadi sorotan setelah viralnya kabar terkait makanan atlet yang dinilai tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan.

Mereka merasa kecewa karena makanan yang disajikan kering dan terlihat kurang bergizi, padahal ini adalah ajang besar sekelas PON.

Dalam video yang beredar, tampak menu yang disajikan terdiri dari nasi putih, ayam sambal, ayam kecap, telur sambal, kerupuk, tempe, sayur kacang panjang dan wortel kering, tumis sosis, pisang, jeruk, serta air mineral.

Sementara untuk camilan, hanya terlihat dua buah roti, ciki momogi, dan air mineral.

Pagelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut disoroti karena dianggap tak siap. Ternyata begini penampilan menu makan atlet yang terlalu sederhana.

Suatu pagelaran tingkat nasional tentu harus benar-benar memiliki persiapan yang matang. Mulai dari tempat penyelenggaraan hingga konsumsi untuk semua pihak yang terlibat.

Apalagi ketika melibatkan banyak atlet dan berlangsung dalam durasi yang sangat lama. Tentu asupan makanan yang tepat bagi atlet untuk bertanding sangat penting diperhatikan.

Tetapi pagelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut sudah mengecewakan sejak awal. Ada salah satu atlet yang merasa kecewa dengan menu konsumsi yang diberikan panitia penyelenggara.

Hadi, selaku salah satu atlet yang bergabung pada PON Aceh-Sumut membagikan kegiatannya sehari-hari dalam pelaksanaan PON Aceh-Sumut melalui akun @hadi_hfc. Pada salah satu videonya (9/9) ia memperlihatkan salah satu menu makanan yang didapatkan para atlet selama pelaksanaan PON.

Jauh dari kesan mewah, ia memperlihatkan dua kotak kardus makanan yang sangat sederhana. Satu kotak untuk menu makanan utama dan satu kotak lainnya untuk menu pendamping seperti kue dan pelengkap.

Pada kotak menu makanan utamanya ia mendapatkan nasi putih, dua iris tempe, 1 sendok makan tumis buncis, sepotong ikan, kerupuk, pisang dan ayam goreng yang besarnya kira-kira hanya selebar tiga jari tangan. Di dalamnya juga ada camilan dengan merk momogi.

Sementara untuk kotak berisi camilan Hadi juga turut membagikannya. Di dalam kotak yang ukurannya lebih kecil tampak ada dua buah kue tradisional dengan satu susu kemasan kantung.

Video yang diunggah Hadi bahkan telah dilihat lebih dari 1,4 juta kali oleh netizen TikTok. Dikonfirmasi oleh detikcom (11/9) Hadi adalah atlet Kurash dari Lampung yang berlaga di Aceh.

"Daging ayamnya sekali hap (telan) lansgung ludes," tulis salah satu netizen.

"Barusan lewat juga makanan atlet PON di Medan. Menunya daging, ayam, telur, perkedel, mana potongan lauknya besar-besar. Kalau lihat menu yang ini mending beli nasi ayam penyet Rp 10.000," timpal netizen lain.

"Perih makanan PON di Aceh, saya 2 Minggu mengikuti PON, selama 1 minggu cuma makan nasinya, selebihnya makan di luar. Parah!" ujar netizen lainnya.

Soal Makanan Atlet PON, Begini Jawaban Menpora dan PJ Gubernur Aceh

Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, tak menanggapi serius persoalan jatah konsumsi diterima atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh. Dia mengatakan kendala sejenis terjadi di banyak even besar.  

“Ini selalu menjadi isu. Tidak hanya di PON, di SEA Games, Asian Games, bahkan Olimpiade, makanan ini pasti selalu menjadi isu,” kata Dito Ariotedjo di Banda Aceh, beberapa waktu lalu.  

Menurut Menteri Dito, ketidaksamaan selera menjadi faktor utama menjadi pemantik protes tersebut. Apalagi, kata dia, PON dihadiri oleh kontingen dari 38 provinsi. Setiap orang memiliki ciri khas tidak sama. 

Tak ada orang punya keseragaman selera dengan orang lain. Dito mengatakan isu makanan ini harus diperhatikan dengan baik. Bahkan menjadi perhatian utama mereka. Dito meminta Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal, selaku Ketua PB PON XXI Wilayah Aceh, untuk mengatasi persoalan tersebut.

Sementara Safrizal mengatakan sulit sekali menyamakan selera makanan. Namun, kata dia, mereka akan melihat dari sisi yang berbeda seperti kebutuhan kalori untuk atlet.

“Kalori ya kalau sudah bisa memenuhi dua ayam itu sudah memenuhi kalori ya dengan sayur dengan buah dengan nasi kita berupaya memenuhi,” kata Safrizal.

Di sisi lain, Safrizal juga melihat soal ketidaktepatan waktu jadwal makan. Ini katanya, adanya miskomunikasi dengan pihak penyedia. Sehingga ini menjadi kendala bagi mereka. Safrizal, mengatakan pihaknya ingin memperbaiki persoalan ini.  

Jika kontingen ingin makan di satu lokasi, atau memesan menu tertentu, maka mereka dapat memberitahukan hal ini kepada panitia lewat penghubung kontingen yang disediakan oleh PB PON. Persoalan konsumsi ini dipersoalkan oleh banyak atlet dan official. 

Satu di antaranya adalah atlet panahan asal Aceh, Mundir. Dia mengungkapkan panitia tidak mengantar makanan tepat waktu.  

Jatah sarapan, kata Mundir, diantarkan sekitar pukul 10.00 WIB. Makan siang sekitar pukul 16.00 WIB, dan makan malam pukul 22.00 WIB. “Padahal jam segitu (pukul 10 malam) kami sudah banyak yang tidur. 

Tidak ada yang makan lagi,” kata Mundir. Mundir membandingkan pelayanan diterima di Aceh dan saat mengikuti PON Papua. Menurutnya di Papua, konsumsi atlet dan official diantar tepat waktu

Modal Dapat dari Ngutang, Pemilik Catering Ini Kecewa Pesanan 3000 Kotak Makanan Dibatalkan H-1 Acara PON

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Bongkar Kasus Mafia BBM di NTT, Perwira Polisi Malah Dituduh Karaoke di Jam Dinas dan Kena Demosi ke Papua

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150