Berita

Mahasiswa Fosil Harus Paham! Menurut Studi, Malas Mandi Bisa Menjadi Salah Satu Gejala Gangguan Jiwa

Muhammad Fatich Nur Fadli 15 September 2025 | 15:14:49

Zona Mahasiswa - Hubungan antara kesehatan mental dan kebiasaan menjaga kebersihan diri memang sangat erat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perubahan pada praktik kebersihan, seperti malas mandi, bisa menjadi salah satu sinyal adanya masalah psikologis yang lebih dalam.

Baca juga: Sarjana Asal Lamongan Jadi Korban Mutilasi di Mojokerto, Potongan Tubuh Korban Berjumlah Ratusan, Kepala Masih Disimpan di Belakang Lemari

Hubungan Timbal Balik Kesehatan Mental dan Kebersihan

Kebersihan diri sering dianggap sebagai indikator kesejahteraan. Ketika seseorang mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi, motivasi dan energi untuk melakukan rutinitas harian yang sederhana pun dapat menurun drastis. Hal ini bukan karena mereka malas, melainkan karena kondisi mental yang mempengaruhi kemampuan untuk berfungsi secara normal.

  • Sebuah studi internasional yang diterbitkan di MedRxiv (2025) menemukan bahwa ada kaitan antara depresi dan penurunan praktik kebersihan diri, termasuk mandi.
  • Riset lain di Turki juga menunjukkan bahwa lansia dengan depresi lebih rentan mengalami self-neglect atau pengabaian diri, yang salah satunya ditandai dengan kurangnya perhatian terhadap kebersihan.
  • Di Indonesia, temuan di Rumah Berdaya Denpasar menunjukkan hal serupa, di mana penderita gangguan jiwa sering kali mengabaikan kebersihan sehari-hari mereka.

Kondisi ini menegaskan bahwa perilaku seperti malas mandi bisa menjadi tanda adanya masalah psikologis, seperti depresi, trauma, atau kesulitan fungsi eksekutif otak. Fungsi eksekutif adalah kemampuan otak untuk merencanakan, memprioritaskan, dan memulai suatu tugas, yang sering kali terganggu pada orang dengan masalah mental.

Perubahan drastis dalam kebiasaan kebersihan diri, terutama jika disertai dengan gejala lain seperti kehilangan minat, kelelahan, dan sulit berkonsentrasi, sebaiknya tidak dianggap remeh. Ini bisa menjadi tanda untuk mencari bantuan profesional.

Dengan pemahaman ini, kita bisa lebih berempati dan tidak cepat menghakimi seseorang yang terlihat mengabaikan kebersihan. Sebaliknya, hal ini bisa menjadi kesempatan untuk menawarkan dukungan dan membantu mereka mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.

Belakangan ini, jagat media sosial heboh dengan sebuah video TikTok yang menyebut bahwa hobi rebahan dan malas mandi adalah gejala awal gangguan jiwa. Unggahan ini sontak membuat banyak netizen panik, terutama yang sering menyebut diri mereka "kaum rebahan". Namun, benarkah demikian? Para ahli menegaskan, masalahnya jauh lebih kompleks dari sekadar malas.

Menurut psikolog klinis Annisa Mega Radyani, MPsi, dari Ohana Space, ciri-ciri yang disebutkan dalam video tersebut, seperti malas mandi, gampang lupa, dan mood yang mudah berubah, tidak bisa langsung dikategorikan sebagai tanda gangguan jiwa tahap awal. Mengapa? Karena ini termasuk dalam kategori self-diagnosis atau mendiagnosis diri sendiri, sebuah kebiasaan berbahaya yang bisa menyebabkan kesalahpahaman.

Ketika "Malas" Bukan Sekadar Pilihan

Faktanya, kemalasan bukanlah gejala dari gangguan kesehatan mental. Namun, banyak kondisi psikologis yang gejalanya sering disalah artikan sebagai kemalasan. Misalnya, orang dengan depresi sering mengalami kelelahan yang luar biasa, sehingga mereka merasa sulit untuk bangun dari tempat tidur atau bahkan mandi. Hal-hal yang sebelumnya mudah dilakukan, seperti menyelesaikan tugas akademik atau pekerjaan rumah, menjadi terasa mustahil.

Ini bukan masalah kurangnya kemauan, melainkan manifestasi dari kondisi yang lebih dalam. Beberapa gejala yang sering disalah artikan sebagai kemalasan adalah:

  • Kurangnya minat pada hal-hal yang dulu disukai.
  • Energi dan motivasi yang rendah.
  • Perubahan kebiasaan tidur.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Kesulitan memulai dan menyelesaikan tugas.

Annisa menambahkan, ada istilah dalam psikologi yang disebut avolition, yaitu kurangnya motivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas, yang bisa menjadi tanda depresi atau bahkan skizofrenia. Jadi, ketika seseorang terlihat "malas", itu bisa jadi adalah tanda-tanda gangguan suasana hati yang serius, dan bukan sekadar pilihan pribadi.

Kriteria 4D: Panduan untuk Mengenali Masalah Psikologis

Untuk membedakan antara "malas" yang biasa dan masalah psikologis yang serius, Annisa menjelaskan ada empat kriteria utama yang dikenal dengan istilah 4D:

  1. Deviance (Penyimpangan): Ini adalah perilaku yang menyimpang dari norma sosial atau aturan yang berlaku di masyarakat. Artinya, seseorang sudah tidak lagi mengikuti aturan sosial yang ada.
  2. Distress (Tekanan): Kondisi di mana seseorang merasakan tekanan atau stres yang sangat besar pada dirinya sendiri. Perasaan ini bisa berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bahkan hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
  3. Dysfunction (Ketidakmampuan Berfungsi): Kondisi ini terjadi ketika seseorang kesulitan menjalankan fungsinya sehari-hari. Ia tidak memiliki energi untuk bekerja, belajar, atau melakukan aktivitas yang sebelumnya disukai.
  4. Danger (Bahaya): Ini adalah kondisi paling serius, di mana seseorang menunjukkan bahaya, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Misalnya, keinginan untuk melukai diri atau mengakhiri hidup, atau melukai orang lain.

Menurut Annisa, jika seseorang memenuhi salah satu atau keempat kriteria ini, ia mungkin memerlukan pendampingan psikologis, meskipun belum tentu didiagnosis mengalami gangguan jiwa.

Jangan Asal Self-Diagnosis

Annisa menekankan pentingnya untuk tidak melakukan self-diagnosis. Saat mendiagnosis diri sendiri, kamu bisa saja salah mengartikan gejala yang dialami. Misalnya, perubahan suasana hati bisa jadi bagian dari banyak kondisi klinis, bukan hanya bipolar. Selain itu, self-diagnosis bisa membuatmu terlalu khawatir atau bahkan sebaliknya, menyepelekan gejala yang sebenarnya merupakan tanda kondisi medis serius.

Hanya profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, yang dapat memberikan diagnosis akurat. Mereka akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti durasi gejala dan riwayat kesehatan, untuk memberikan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai.

Jadi, meskipun skripsi terkadang bikin pusing dan membuatmu ingin rebahan, jangan lupa tetap jaga kebersihan diri dan mentalmu ya! Kalau kamu merasa ada yang tidak beres dengan kondisi psikologismu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Mengakui bahwa ada masalah adalah langkah pertama menuju penyembuhan.

Baca juga: Fenomena Seks Bebas di Malang, Sepasang Mahasiswa Ditangkap Usai Buang Bayi Hasil Aborsi ke Sungai

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150