
Zona Mahasiswa - Kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Lampung Tengah bikin geger warga. Seorang oknum Kepala Kampung yang harusnya jadi panutan dan pelindung warganya, malah diduga tega menyelewengkan bantuan beras untuk warga miskin demi keuntungan pribadi. Akibat ulahnya, tiga rumah dan 15 kendaraan miliknya dibakar warga yang murka.
Baca juga: Diduga Tidak Berizin, Satpol PP, Polisi dan TNI Bongkar Pos Ormas di Grand Depok City
Awal Terbongkarnya Dugaan Korupsi Bansos
Semua bermula saat Deki Suhendra, seorang warga Kampung di Lampung Tengah, melihat aktivitas mencurigakan di Kantor Balai Kampung tempat penyimpanan beras bansos. Ia curiga karena ada truk yang datang malam-malam, tepatnya Senin malam, 27 Januari 2025, sekitar pukul 7 malam. Truk itu terlihat mengangkut karung-karung beras secara diam-diam.
"Saya tahu kalau tempat itu buat nyimpan beras bansos, tapi kok malem-malem diangkutnya, nggak biasanya kayak gitu," kata Deki.
Karena curiga, Deki dan temannya memutuskan mengikuti truk tersebut hingga ke Kabupaten Tulangbawang Barat. Di sana, mereka menemukan bahwa beras-beras yang semestinya dibagikan ke warga kurang mampu, malah dijual. Total ada 400 karung beras, masing-masing seberat 10 kilogram atau sekitar 4 ton beras.
Dijual Murah Demi Uang Cepat
Menurut pengakuan pihak pembeli yang ditemui Deki, beras itu dijual oleh Kepala Kampung seharga Rp 90 ribu per karung. Dengan harga itu, total uang yang didapat dari penjualan sekitar Rp 36 juta. Padahal, beras tersebut seharusnya dibagikan gratis kepada warga yang membutuhkan.
"Kata pembelinya, dia beli langsung dari Kepala Kampung. Totalnya 36 juta rupiah buat 4 ton beras itu," ungkap Deki.
Aksi Kepala Kampung yang tidak bermoral ini tentu bikin warga marah besar. Terlebih karena banyak warga, termasuk lansia dan keluarga miskin, sangat bergantung pada bantuan sosial untuk kebutuhan sehari-hari.
Viral di Media Sosial
Deki dan rekannya tidak tinggal diam. Mereka merekam kejadian tersebut dan mengunggahnya ke media sosial. Video itu dengan cepat viral dan menyulut kemarahan masyarakat, bukan hanya di Lampung, tapi juga netizen dari berbagai daerah. Banyak yang menyesalkan dan mengutuk tindakan tidak bermoral dari sang Kepala Kampung.
"Bansos itu buat yang butuh, bukan buat dijual. Mana nuraninya?" tulis salah satu netizen di kolom komentar.
Warga Ngamuk, Rumah Dibakar
Kemarahan warga pun meledak. Tak butuh waktu lama setelah video itu viral, massa mendatangi rumah Kepala Kampung tersebut. Dalam kondisi emosi dan kecewa berat, massa membakar tiga rumah milik oknum kepala kampung tersebut dan 15 kendaraan, termasuk mobil dan motor.
Kepolisian setempat yang mencoba menenangkan situasi sempat kewalahan karena warga sudah sangat marah dan tak bisa dibendung. Mereka menganggap perbuatan Kepala Kampung itu adalah bentuk penghianatan terhadap amanah rakyat.
"Kita lapar, kita butuh makan. Tapi dia malah dagangin bantuan buat kita. Pantas aja kita ngamuk!" ujar salah satu warga yang ikut dalam aksi pembakaran.
Pemerintah Diminta Turun Tangan
Kasus ini sudah sampai ke telinga pejabat tingkat provinsi dan nasional. Banyak pihak yang mendesak agar aparat hukum segera mengusut tuntas kasus ini dan menjatuhkan hukuman yang setimpal. Tak sedikit juga yang meminta agar pengawasan distribusi bansos diperketat agar kejadian serupa tidak terulang.
"Kalau perlu, Kepala Kampung kayak gini nggak cukup cuma dicopot, tapi harus diproses hukum sampai tuntas," kata salah satu anggota DPRD Lampung Tengah.
Dugaan Korupsi Sistematis
Yang bikin ngeri, ini bukan pertama kalinya bantuan sosial diduga dikorupsi di daerah tersebut. Ada dugaan bahwa kasus ini hanyalah puncak gunung es dari sistem distribusi bansos yang amburadul dan minim pengawasan.
"Kami minta aparat mengusut tuntas. Bisa jadi ini bukan satu-satunya kepala kampung yang nakal," ujar perwakilan dari LSM pemantau bansos.
Warga: Bansos Itu Nyawa Kami
Bagi warga miskin, bantuan sosial bukan sekadar bantuan. Itu adalah nyawa. Mereka bergantung pada bantuan itu untuk makan, menyekolahkan anak, hingga bertahan hidup. Ketika bantuan itu diselewengkan, bukan hanya perut mereka yang kosong, tapi juga rasa keadilan yang tercabik.
"Anak saya belum makan dari pagi, beras dari bansos belum datang. Eh ternyata dijual buat beli mobil? Gila itu namanya!" kata seorang ibu rumah tangga sambil menangis.
Polisi Mulai Bertindak
Setelah semua kejadian ini, polisi akhirnya bertindak. Kepala Kampung yang bersangkutan diamankan dan tengah diperiksa secara intensif. Polisi juga sedang mengumpulkan bukti-bukti dari TKP dan memanggil saksi-saksi yang ada di lokasi.
Kapolres Lampung Tengah menyatakan bahwa pihaknya akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang terbukti menyalahgunakan bantuan sosial.
"Kami tidak akan mentolerir pelanggaran seperti ini. Kami pastikan pelaku akan diproses hukum," tegasnya.
Ludes! Diduga Korupsi Bansos, 3 Rumah dan 15 Kendaraan Milik Kades Dibakar Warga
Kasus ini jadi tamparan keras bagi para pejabat desa maupun kampung di seluruh Indonesia. Mereka diingatkan bahwa jabatan adalah amanah, bukan ladang bisnis. Bantuan sosial harus sampai ke tangan rakyat, bukan dijual untuk memperkaya diri sendiri. Kepercayaan warga tak ternilai harganya. Sekali dikhianati, akibatnya bisa fatal.
Buat kamu yang tinggal di desa, jangan takut bersuara kalau ada yang aneh sama pendistribusian bansos. Laporkan ke pihak berwajib atau viralkan di media sosial. Karena keadilan itu harus diperjuangkan, meski dimulai dari hal kecil seperti 10 kilogram beras. Jangan biarkan oknum serakah merusak masa depan rakyat kecil.
Baca juga: Diduga Kesal Dengar Tangisan, Ayah Muda Tonjok Bayinya yang Masih Umur 2 Bulan
Komentar
0