Berita

Korban Ceritakan Sosok Agus No Hand yang Manipulatif dengan Suara Bergetar: Dia Datang Jual Cerita Sedih

Muhammad Fatich Nur Fadli 17 Desember 2024 | 11:18:04

Zona Mahasiswa - Kasus pelecehan seksual yang dilakukan I Wayan Agus Suartama (IWAS), atau lebih dikenal sebagai Agus Buntung alias Agus No Hand, kini memasuki babak baru. Sosok pemuda disabilitas yang berasal dari NTB ini mengejutkan publik karena terungkap menggunakan trik manipulasi emosional untuk menjerat para korbannya. Meski memiliki keterbatasan fisik tanpa kedua tangan, perilaku Agus berhasil membuat 16 korban perempuan mengalami trauma mendalam.

Baca juga: Momen Pak Prabowo Roasting Bahlil Lahadalia: Biasanya Menteri Investasi Lulusan Harvard atau Berkeley

Di tengah proses penyelidikan, dua korban dengan nama samaran Bunga dan Mawar berani menceritakan kisah pahit yang mereka alami. Dengan suara bergetar dan penuh trauma, mereka mengungkap bagaimana Agus mampu memanfaatkan rasa iba orang lain untuk melancarkan niat buruknya. Lebih mengejutkan lagi, Agus disebut selalu menyewa kamar nomor 6 di sebuah home stay di Mataram, dan korbanlah yang membayar kamar tersebut.

Modus Manipulatif Agus: Cerita Sedih Jadi Senjata Utama

Bunga, salah satu korban, mengungkapkan bagaimana ia pertama kali bertemu Agus. Kejadiannya terjadi di teras kampus Udayana. Saat itu, Agus datang dengan penampilan menyedihkan sambil menjual cerita sedih tentang hidupnya.

  • Agus mengaku sering dibully karena kondisinya yang tidak memiliki tangan.
  • Bahkan, ia sempat menyatakan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena merasa tidak dihargai oleh orang-orang di sekitarnya.

Bunga yang mendengar cerita tersebut merasa iba. Sebagai bentuk empati, ia mencoba memberi semangat pada Agus dan berkata bahwa hidupnya masih berarti. Namun, siapa sangka, momen tersebut justru dimanfaatkan Agus sebagai trik manipulasi awal.

Setelah "menjual cerita sedih", Agus berbalik berterima kasih kepada Bunga. Dengan dalih sedang membuat konten prank, ia mengajak Bunga melihat isi akun media sosial pribadinya. Di situ, Agus menunjukkan kebolehannya memainkan alat musik dengan kaki, meskipun tidak memiliki tangan.

"Setelah itu, kami ngobrol-ngobrol, dia berterima kasih katanya saya sudah menyelamatkan hidupnya. Terus, dia mau kasih saya hadiah es sebagai bentuk terima kasih," ujar Bunga, dikutip dari tvOneNews.

Namun, ketika Bunga menolak tawaran tersebut dengan sopan, Agus mulai memainkan trik emosional berikutnya. Ia menyebut bahwa penolakan Bunga berarti tidak menghargai dirinya. Keadaan pun berlanjut hingga Agus beralasan bahwa penjual es menolak menjual kepadanya karena mengira Agus seorang pengemis. Dengan alasan ini, Agus kembali memainkan sisi emosional Bunga.

Trik yang Terus Berlanjut: Dari Kampus hingga Malam Hari

Setelah berhasil mempengaruhi emosi korban, Agus mengajak Bunga pergi ke tempat tertentu. Awalnya, ajakan tersebut terdengar biasa saja, namun lama-lama Agus terus memaksa, bahkan menyalahkan Bunga jika menolak.

"Kalau kamu nolak, berarti kamu nggak menghargai saya," kata Agus kepada Bunga.

Karena terus didesak, Bunga akhirnya mengikuti Agus berkeliling hingga hari berubah menjadi malam. Keadaan semakin memburuk ketika Agus beralasan ingin mengantarkan Bunga pulang karena tak tega membiarkan perempuan pulang sendirian.

Meski Bunga sudah menolak, Agus lagi-lagi berdalih bahwa ia tidak akan berbuat macam-macam. Bahkan, Agus mencoba meyakinkan Bunga dengan berkata bahwa dirinya masih butuh bantuan ibunya untuk membuka pakaian, jadi mustahil baginya untuk melakukan hal aneh.

Namun, situasi berubah ketika mereka sampai di suatu kamar. Agus mulai bertindak mencurigakan dengan meminta Bunga rebahan di ranjang. Bunga yang merasa tidak nyaman memilih untuk duduk saja. Keadaan semakin mencekam ketika ponsel Bunga mati dan Agus mulai berani mendekatinya.

"Dia rebahan di ranjang dan mepet-mepet ke saya. Di situ saya buru-buru nyalain HP diam-diam, tapi dia nyadar. Terus saya langsung lari ke kamar mandi," ungkap Bunga dengan suara bergetar.

Ketegangan semakin memuncak saat Agus mengancam Bunga dan meminta sejumlah uang agar bisa pergi. Agus bahkan menakut-nakuti Bunga dengan ancaman melapor ke polisi karena ia mengaku memiliki kerabat yang bekerja di sana.

Pengalaman Mawar: Dikejar hingga ke Kosan

Tak hanya Bunga, sosok Agus juga nyaris menjadikan Mawar sebagai korbannya. Kejadian ini bermula ketika Mawar keluar untuk mencari sarapan di kawasan Taman Udayana, Kota Mataram.

  • Agus mendekati Mawar dengan dalih sedang mencari seorang perempuan yang diduga membawa kabur motornya.
  • Ia meminjam ponsel Mawar untuk menghubungi seseorang yang disebutnya sebagai "ibu".

Setelah Mawar selesai dengan interaksi tersebut, ia berpikir semuanya sudah berakhir. Namun ternyata, Agus diam-diam membuntuti Mawar hingga ke kosannya.

"Saya masuk kamar dan menggantung tas, tiba-tiba ada yang ketuk pintu. Saya pikir itu kakak saya, ternyata Agus," cerita Mawar.

Agus datang dengan alasan ingin meminta maaf. Namun, niat sebenarnya segera terlihat ketika Agus meminta izin untuk masuk ke kamar Mawar. Setelah Mawar menolak, Agus mulai melontarkan ucapan tidak pantas.

"Dia bilang, 'Mbak, saya dari tadi sudah nafsu lihat mbaknya. Boleh saya minta tolong untuk mengeluarkan cairan saya?' sambil memperlihatkan kelaminnya," kenang Mawar dengan nada emosi.

Situasi semakin berbahaya ketika Agus mendorong Mawar hingga terpental. Mawar yang ketakutan akhirnya mengancam akan berteriak jika Agus tidak segera pergi. Ancaman Mawar berhasil membuat Agus melarikan diri.

Agus dan Kamar Nomor 6: Fakta dari Pemilik Home Stay

Pemilik home stay tempat Agus sering membawa korban, Sinta Agustina, mengungkapkan fakta mencengangkan. Agus selalu menyewa kamar nomor 6 dan datang dengan perempuan yang berbeda-beda.

  • Dalam satu minggu, Agus bisa menyewa kamar hingga tiga kali.
  • Anehnya, korban perempuan selalu yang membayarkan kamar untuk Agus.

Salah satu pegawai home stay, Wayan Kartika, menambahkan bahwa ia pernah melihat seorang perempuan berlari keluar dari kamar nomor 6 sambil menangis. Meski demikian, tidak pernah ada yang terdengar meminta tolong dari dalam kamar tersebut.

Korban Ceritakan Sosok Agus No Hand yang Manipulatif dengan Suara Bergetar: Dia Datang Jual Cerita Sedih

Kasus Agus Buntung alias Agus No Hand menggambarkan bagaimana manipulasi emosional bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan. Dengan adanya korban yang berani bersuara seperti Bunga dan Mawar, diharapkan kasus ini segera menemukan titik terang dan Agus bisa mendapatkan hukuman yang setimpal.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kita semua agar selalu waspada dan tidak mudah terjebak dalam situasi manipulatif yang bisa membahayakan. Mari saling menjaga dan mendukung agar kejadian serupa tidak terulang kembali!

Baca juga: Agus No Hand Ternyata Suka Buat Masalah di Kampus, Dosen Ungkap IPK Jeblok dan Sering Absen

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150