Zona Misteri

Horor! Sosok Penjaga Perpustakaan Berbau Melati di Kampus Ubaya

Alif Laili Munazila 16 Februari 2023 | 14:10:37

zonamahasiswa.id - Halo Sobat Zona. Gimana kabarnya hari ini? Semoga baik-baik dan sehat selalu ya. Kali ini Sans balik lagi, tentunya akan temani kalian dengan cerita horor yang ada di kampus-kampus di Indonesia.

Nah, kalau cerita horor kemarin dari kampus-kampus di Jakarta, sekarang Sans punya cerita horor dari salah satu kampus di Surabaya. Kalau kemarin Sans sudah pernah bahas ITS Surabaya, sekarang Sans mau ceritain kisah horor yang ada di Universitas Surabaya (Ubaya).

Cerita ini datang dari salah seorang mahasiswi akhir yang lagi fokus kerjakan skripsi, tapi harus bertemu sosok menakutkan di perpustakaan kampusnya. Nah sebelum masuk ke ceritanya, kita simak informasi kampus ini dulu yuk!

Universitas Surabaya atau yang akrab disebut Ubaya adalah sebuah perguruan tinggi swasta di kota pahlawan, Surabaya, Jawa Timur. Ubaya ini ternyata adalah pengembangan dari Universitas Trisakti Surabaya.

Universitas swasta bergengsi di Surabaya ini didirikan pada tahun 1968, tepatnya 11 Maret 1968. Jadi, Ubaya termasuk salah satu universitas yang cukup tua dari tahun berdirinya.

Ubaya punya tiga kampus yang berbeda. Kampus 1 ada di Ngagel, kampus 2 ada di Rungkut, sedangkan kampus 3 ada di daerah Trawas. Kampus 1 Ubaya digunakan untuk rektorat dan politeknik.

Nah kalau kampus 2, digunakan sebagai kampus pendidikan S1 dan pascasarjana. Sedangkan kampus 3 digunakan buat pembelajaran outdoor.

Meskipun Ubaya salah satu kampus pilihan masyarakat Surabaya, ternyata universitas ini juga menyimpan kisah horor. Salah satunya seperti yang dialami mahasiswi bernama Amanda ini.

Nggak perlu panjang lebar lagi, langsung saja Sans mulai ceritanya. Eits.. sebelum baca Zona Misteri Horor ini, jangan lupa untuk matikan lampu dan aktifkan mode horornya. Selamat membaca!

Kisah ini terjadi di tahun 2008. Seorang mahasiswi Universitas Surabaya mengalami kejadian horor yang mungkin nggak akan pernah ia lupakan seumur hidup.

Sebut saja namanya Amanda. Gadis asal kota pendidikan di Jawa Timur ini adalah salah satu mahasiswi di Universitas Surabaya. Amanda adalah mahasiswi semester terakhir, jadi dia sedang fokus-fokusnya ke skripsi.

Amanda tinggal nggak jauh dari kampus. Kalau jalan kaki, hanya butuh waktu 10 menit buat sampai ke kampus 1 Ubaya, tempatnya berkuliah setiap hari. Karena dekat, Amanda jadi sering ke kampus selama skripsian.

Meskipun Amanda sudah semester terakhir, akhir-akhir ini ia jadi harus sering menyambangi dosen pembimbingnya (dospem) buat konsultasi skripsi. Habis dari dospem, Amanda pasti mampir ke perpustakaan kampus.

Hari itu hari Rabu, kampus masih ramai seperti biasanya. Amanda sudah berangkat ke kampus sejak pukul 17.00 WIB. Dospemnya yang sudah dichat jauh-jauh hari, baru menjawab sore itu dan bilang kalau beliau bisa ditemui.

Amanda seketika panik karena baru bangun tidur, kaget dengan notifikasi chat dospemnya yang 'khusus'. Seketika, Amanda langsung bangun dan mandi secepat kilat, pakai baju ala kadarnya dan segera ke kampus.

Beruntung, dospemnya itu berhasil ditemui. Padahal, dospemnya sudah sebulan ini nggak bisa ditemui karena berbagai alasan. Mulai dari istrinya sakit, anaknya lagi wisuda sekolah, banyak banget alasannya.

"Duh tumben Pak Andi ngechat aku, bisa bimbingan. Kesambet apa tuh orang," Amanda mengomel sendiri sepanjang perjalanan.

Sampai di gedung fakultasnya, Amanda langsung bimbingan sama dospemnya. Sebenarnya bimbingannya cuman sebentar, karena Amanda memang sudah kerjakan skripsinya dengan serius.

"Fiuhh, syukur banget Pak Andi tadi nggak lama bimbingannya. Kalo kek gini kan aku bisa mampir ke perpustakaan juga," ucap Amanda.

Meskipun skripsinya sudah dinilai cukup bagus sama dospem, tapi Amanda masih nggak puas. Ia berniat mau pergi ke perpustakaan buat cari referensi materi lagi, biar sidangnya nanti matang banget.

Sehabis keluar dari gedung fakultas, Amanda lalu duduk-duduk di kursi gazebo di tengah kampus. Ia berniat ngechat Dina, salah satu temannya yang juga lagi skripsian.

"Din, kamu lagi di kampus nggak? Aku lagi di kampus nih habis bimbingan sama dospem. Yuk temenin ke perpus!" ketik Amanda di pesan WhatsApp.

5 menit kemudian, Dina baru membalas pesan Amanda. "Duh Nda (sapaan sayang Dina ke Amanda), aku nggak ke kampus hari ini, ngantuk banget nih semalem aku begadang kebut bab 3 ku," jawab Dina di pesan WhatsApp nya.

"Ahhh, nggak asik ih kamu din, masa aku sendirian ke perpustakaan, boring banget sumpah, masa ngobrol sama buku terus," jawab Amanda memelas.

"Beneran nih Nda, aku ngantukkk banget, aku ngetik chat ini aja sambil setengah merem,"

"Ke perpus sendirian dulu ya, aku absen dulu yaaa... dahhh aku ngantuk banget," tulis Dina.

Amanda balasa chat Dina dan ternyata hape temannya itu sudah non-aktif. "Duh anak satu ini bener-bener deh, tega banget sama aku," omel Amanda.

Karena udah nyerah, Amanda akhirnya bangkit dari kursinya dan berjalan lambat ke perpustakaan yang ada di depan matanya itu.

Amanda langsung saja masuk ke perpustakaan, dia mau segera nemuin buku yang dicari dan buruan pulang. Ke kampus sendirian itu selalu membuat dirinya jadi lebih capek dan bosan.

Saat melewati pintu masuk perpustakaan, Amanda mencium bau bunga melati yang lumayan kuat. Amanda lalu tengok kanan kiri karena di sekitar perpustakaan emang nggak ada pohon bunga melati.

"Ini mahasiswa mana sih, demen banget pake parfum wangi melati gini, kan bikin sakit kepala," Amanda lagi-lagi ngomel sendiri.

Amanda langsung masuk tanpa terlalu perhatikan bau melati itu lagi. Di depan pintu masuk, masuk sedikit lagi melewati pintu gerbang kedua perpustakaan, ada meja bundar tempat admin perpus berjaga.

Di meja admin itu, ada seorang wanita duduk. Amanda langsung nyamperin wanita itu. Dia berniat izin ke admin itu buat masuk ke dalam perpustakaan, mau mencari buku referensi yang ia butuhkan.

"Permisi mbak, saya mau cari buku buat referensi skripsi," Amanda izin ke admin itu suara sesopan mungkin.

Tapi anehnya, wanita admin itu hanya menunduk dan tidak menjawab perkataan Amanda. Padahal, Amanda kenal dengan semua admin dan mereka semua ramah dan baik-baik.

Amanda perhatikan secara sekilas, wanita itu hanya menunduk dengan rambut panjangnya yang terurai menutupi seluruh wajahnya. Kulitnya juga putih banget, pucat malahan, dengan gurat-gurat seperti kulit keriput.

Dan lagi, aroma bunga melati kembali tercium, kali ini aromanya kuat banget.

Tapi ia nggak mikir yang aneh-aneh. Amanda bertanya lagi ke mbak admin ini. "Mbak, saya mau cari buku hukum hak cipta, ada di mana ya posisinya?" tanya Amanda.

Admin itu masih diam menunduk dengan rambut menutupi wajahnya, tapi kali ini ia menjawab pertanyaan Amanda. Admin ini mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah selatan, letak di mana buku yang Amanda cari berada.

"Oh di situ ya mbak, makasih banyak ya mbak," ucap Amanda sambil kebingungan.

Amanda langsung saja nyelonong masuk setelah diberitahu mbak admin tadi. Ia buru-buru cari buku hukum hak cipta karena dia malas lama-lama di sana sendirian.

Beberapa kali muter-muter, akhirnya Amanda menemukan buku yang dimaksud. Dia ambil buku itu dan bersiap-siap untuk pulang.

Saat mau masukkan bukunya ke dalam tas, Amanda tiba-tiba seperti syok sedetik. Ia baru sadar jika sepanjang tadi dia di perpustakaan, dia sendirian.

Benar-benar nggak ada orang satu pun di dalam perpus, padahal perpus buka setiap hari kerja sampai jam 22.00 WIB. Sedangkan saat itu, jam baru menunjukkan pukul 18.30 WIB.

Tapi Amanda masih nggak mikir yang aneh-aneh, ia masih dengan santai berjalan menuju pintu keluar perpustakaan padahal nggak ada orang satu pun.

Ketika sampai di meja admin, dia kaget setengah mati.

DEGGG....

Ternyata, mbak admin yang jaga meja tadi, sudah nggak ada di tempatnya. Padahal, admin harus berjaga terus selama jam kerja dan Amanda hafal betul kebiasaan admin perpus ini.

Tiba-tiba, angin dingin berhembus, bikin Amanda jadi merinding sejadi-jadinya.

Masih diam terpaku dengan hal-hal yang baru saja terjadi, tiba-tiba ada yang menepuk pundak Amanda.

Pukkk...

Amanda setengah loncat, kaget dengan tepukan seseorang itu karena ia sedang diam membeku memikirkan mbak admin tadi.

Ternyata, yang menepuknya adalah Mbak Alma, salah seorang admin perpustakaan. "Manda, kamu ngapain di sini?" tanya Mbak Alma.

Amanda menoleh dan melihat Mbak Alma sudah berdiri di belakangnya. "Aku lagi, ini mbak, anuu... nyari buku di perpus," ucap Amanda sambil angkat buku yang dipegangnya.

Mbak Alma yang keheranan lantas bertanya ke Amanda. "Lah, nyari buku? gimana bisa, kan perpus lagi di tutup Manda," ucap Mbak Alma dengan wajah herannya.

"Haa? tutup mbak? loh aku barusan masuk dan nyari buku di dalam, tadi juga ada mbak admin yang nunjukkin buku yang kucari juga kok," jawab Amanda.

"Iihh dibilangin masih ngeyel. Perpustakaan kan lagi tutup, lagi direnovasi itu dalamnya. Masa kamu nggak lihat plang tulisan itu?" jawab Mbak Alma sambil nunjuk plang di samping pintu masuk.

DEGGG...

Seperti disambar petir, Amanda melihat kalau ada plang tulisan yang tulisannya "Perpustakaan sedang direnovasi! Tutup sementara!".

Amanda yang mulai bisa mencerna apa yang terjadi, lantas bilang ke Mbak Alma. "Mbak, sumpah tadi aku ketemu mbak-mbak admin di meja situ, dia nunjukkin aku lokasi bukuku ini,"

"Ya gimana caranya aku bisa masuk dan nyari buku kalo perpusnya seluas ini," jawab Amanda.

Mbak Alma yang mulai lihat kalau Amanda ketakutan, akhirnya mulai paham dengan apa yang terjadi. Ia lantas mengajak Amanda untuk keluar dari perpustakaan dan duduk di luar saja.

Mbak Alma gandeng Amanda buat keluar dari perpustakaan. Mereka akhirnya bisa duduk di gazebo tengah kampus dan di situ Amanda mulai bercerita apa yang dialaminya tadi.

Mbak Alma yang sudah paham dengan legenda tempat kerjanya itu, hanya bisa diam dan menenangkan Amanda. Ia sudah terbiasa dengan sosok wanita berbau melati itu.

Setelah Amanda cukup tenang dan bisa berpikir lagi, Mbak Alma lalu memberikan nasihat padanya agar jangan pernah ke perpustakaan sendirian.

Sejak saat itu, Amanda benar-benar kapok dan nggak mau lagi ke perpustakaan sendirian, meskipun hari masih terang. Ia sudah begitu trauma dengan kejadian itu hingga kini.

Horor! Sosok Penjaga Perpustakaan Berbau Melati di Kampus Ubaya

Entah ada yang percaya atau tidak dengan cerita pengalaman mahasiswi yang bertemu dengan sosok wanita berbau bunga melati penunggu perpustakaan. Barangkali ada yang pernah mengalami kejadi serupa? Kalau ada, jangan lupa tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa.

Baca juga: Kisah Sosok Tentara Gentayangan di Gedung Rektorat Universitas Dr. Moestopo

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150