Horor

Kisah Sosok Tentara Gentayangan di Gedung Rektorat Universitas Dr. Moestopo

Alif Laili Munazila 02 Februari 2023 | 16:42:26

Zona Mahasiswa - Halo, Sobat Zona. Apa kabar? Semoga baik dan sehat selalu ya. Kali ini Sans balik lagi nemenin kalian dengan beragam cerita horor yang ada di kampus di Indonesia.

Seperti sebelumnya, Sans masih betah banget nih mengulas cerita-cerita yang ada di kampus Jakarta. Kalau kemarin Sans sudah mengulas hantu di Gedung Sains FMIPA UI. Kali ini Sans akan bawa kalian ke Universitas Dr. Moestopo Jakarta.

Cerita kali ini sedikit berbeda karena datang dari seorang pegawai yang sedang lembur bekerja di gedung rektorat kampus tapi malah bertemu sosok tentara menyedihkan. Nah sebelum masuk ke ceritanya, mari kita simak informasi berikut.

Universitas ini adalah salah satu perguruan tinggi swasta tertua yang berlokasi di pusat Kota Jakarta. Kampus ini didirikan oleh salah satu pejuang kemerdekaan tanah air, Prof. Dr. Moestopo pada tanggal 15 Februari 1962.

Universitas Dr. Moestopo kini sudah memiliki 5 fakultas yaitu Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Teknik serta Program Pasca Sarjana.

Tak hanya terkenal sebagai kampus pendidikan dan didirikan oleh seorang pejuang, nyatanya kampus ini juga menyimpan kisah-kisah horor di dalamnya. Seperti yang dialami seorang staf kampus yang bertemu sosok tentara gentayangan yang menunggu di gedung rektorat kampus bersejarah tersebut.

Oke nggak perlu panjang lebar, langsung aja Sans mulai ceritanya. Eh tapi sebelum itu, ingat ritual sebelum membaca cerbung yaitu matikan lampu dan aktifkan mode horornya. Selamat membaca!

Kisah horor kali ini terjadi pada tahun 2017. Sebut saja namanya Putri, ia adalah seorang pegawai staf di salah satu kampus tertua di tengah Kota Jakarta, Universitas Dr. Moestopo.

Informasi di awal, Putri ini dilahirkan dengan kemampuan khusus yang nggak semua orang punya. Ia dari kecil sudah peka dan sensitif sekali dengan makhluk-makhluk tak kasat mata dan nggak jarang mengajaknya berkomunikasi.

Begitu banyak kisah-kisah horor yang sudah dialami Putri dari ia kecil sampai sekarang sudah dewasa. Namun kisah kali ini akan menceritakan pengalaman horor paling berkesan yang dialami Putri.

Putri adalah seorang staf pegawai kampus Universitas Dr. Moestopo yang bekerja di gedung rektorat. Gedung rektorat kampus itu terdiri 3 lantai, Putri sendiri bekerja di lantai 2 gedung rektorat.

Ruangan kantor tempat Putri bekerja sendiri terdapat sebuah meja bundar berbentuk angak 0 yang digunakan oleh semua staf di ruangan tersebut. Bentuk ruangan tersebut seperti ruang meeting dan diisi oleh 8 orang staf dan Putri termasuk salah satunya.

Meja kerja Putri ada di pinggir ruangan tersebut. Sehingga jika Putri menoleh ke arah kanan, ia bisa melihat dengan jelas area di luar tersebut karena pintu ruangan terbuat dari kaca.

Putri sendiri baru bekerja sebagai staf pegawai rektorat selama beberapa bulan saja. Namun, ia sudah mendapatkan banyak gangguan dari penghuni gedung rektorat tersebut.

Sosok yang telah melegenda sebagai penunggu gedung rektorat itu adalah sosok arwah tentara yang terus bergentayangan. Arwah tentara itu menunjukkan eksistensinya lewat suara langkah kaki mondar-mandir melewati tangga gedung.

Putri tahu suara itu bukan milik mahasiswa yang melintas, karena suara langkah kaki itu sangat berbeda dengan langkah kaki mahasiswa atau pun staf lain.

Ia juga pernah bertanya kepada rekan kerjanya apakah mereka juga mendengar suara yang ia dengar. Sebut saja rekan kerja Putri ini namanya Mbak Anin.

"Mbak nin, lo denger suara tok tok tok berat kaya suara sepatu berat ini nggak sih? Kok gue dari tadi denger ga brenti-brenti ya," tanya Putri.

 "Ah, mana sih Put, gue nggak denger tuh. Keknya lo cuman salah denger aja kali," jawab Mbak Anin kala itu.

"Yaudahlah abaiin aja, kita fokus kerja lagi aja," ajak Mbak Anin yang langsung buyarin lamunan Putri kala itu.

Meskipun Mbak Anin sudah bilang seperti itu, Putri tetap nggak bisa lepaskan pikirannya dari sumber suara tersebut.

Ketika Putri harus bekerja sendirian di gedung rektorat tersebut, ia selalu merasa jika ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari jauh dan berusaha mendapatkan perhatiannya.

Hingga di satu hari, Putri terpaksa harus bekerja lembur lagi karena ada beberapa pekerjaannya yang sudah mepet deadline. Putri akhirnya lembur dengan ditemani 2 orang rekan kerjanya.

Rekan kerja Putri yang sama-sama lembur ini adalah Mbak Anin dan Mas Fajar.

Mereka bertiga lembur di gedung rektorat sampai nggak terasa adzan maghrib pun tiba. Mbak Anin dan Mas Fajar akhirnya bergegas keluar buat solat di musholla kampus yang ada di samping gedung rektorat.

"Put, lo solat nggak?" tanya Mbak Anin ke Putri.

"Kebetulan banget gue lagi halangan nih mbak, kalian solat aja gapapa," ucap Putri.

"Serius lu Put gamau ikut ke musholla aja nungguin kita solat? di sini ntar lo sendirian, emang berani?" tanya Mas Fajar yang nggak yakin.

"Iya Mas Fajar, gapapa gue di sini aja, soalnya kerjaan gue masih banyak dan pengen buruan pulang nih," jawab Putri lagi.

"Yaudah, terserah lo aja deh Put. Kalo gitu kita keluar solat dulu ya," pamit Mbak Anin.

"Iye Mbak, jangan lama-lama ya wkwkwk," canda Putri.

Selepas Mbak Anin dan Mas Fajar pergi ke musholla, Putri kembali fokus menatap layar monitor di depannya karena pengen cepat pulang.

Saat lagi fokus-fokusnya, Putri kembali mendengar suara langkah kaki naik turun mondar mandir yang sangat berat dari arah tangga gedung. Ia pun langsung paham jika pemilik suara tersebut bukanlah mahasiswa atau pun pegawai lainnya.

Suaranya mirip banget sama suara safety shoes atau sepatu formal yang selalu digunakan tentara setiap bertugas.

Tok, tok, tok, tok...

Suara langkah kaki bersepatu itu terdengar berat sekali saat Putri memperhatikannya. Tapi kali ini berbeda dari sebelumnya, Putri mendengar suara tersebut dengan begitu jelas seperti sang empunya suara ada di sekitarnya.

Tiba-tiba ujung ekor mata Putri menangkap satu sosok yang sedang berdiri di depan pintu ruangannya. Karena Putri begitu penasaran, ia dengan santainya menoleh ke arah sosok tersebut.

Dan benar, di sana telah berdiri sesosok tentara dengan pakaian lengkapnya, bersepatu formal hingga berhelm. Ia terlihat sedang melamun menatap ke arah jendela kaca di sebelah kiri Putri yang langsung menghadap ke lahan parkir kampus.

Beberapa detik Putri terpaku menatap sosok tentara tersebut karena saking terkejutnya. Tapi anehnya, Putri sama sekali nggak merasa takut selama menatap sosok itu.

Karena Putri penasaran banget dan punya kemampuan lebih dari orang normal, ia akhirnya mencoba berkomunikasi dan bertanya di dalam hatinya.

"Hei kamu sosok tentara, kamu ini sebenernya siapa?"

"Selama ini aku selalu denger suara langkah kaki mondar-mandir, itu kamu kan?"

"Aku bisa bantu kamu apa biar kamu nggak ganggu gini terus?"

Putri menanyakan hal-hal itu kepada sosok tentara melalui komunikasi batin.

Selang satu detik setelah Putri bertanya seperti itu, tiba-tiba Putri merasakan rasa sakit yang teramat sangat di bagian dada kirinya. Nggak hanya itu, Putri juga mendengar suara ledakan yang keras banget seperti ada di samping telinganya.

Seketika, Putri mendapatkan gambaran visual sebuah kejadian, mirip seperti sedang menonton film di bioskop tapi kali ini tanpa layar tancapnya.

Putri melihat seorang gadis yang begitu cantik. Kulitnya putih bersih, matanya sedikit sipit. Rambutnya di bawah bahu. Terlihat seperti blasteran Indo-Jepang.

Sosok gadis tersebut terlihat berlari-lari menyambut kekasihnya yang baru saja kembali pulang dari medan perang.

Putri penasaran dan menoleh ke arah kekasih gadis yang sedang disambutnya itu. Dan ia begitu kaget ketika tahu kalau kekasih gadis itu adalah sosok tentara yang sedang menghampirinya saat ini.

Tiba-tiba pertemuan dua sejoli harus berubah menjadi kesedihan karena sang gadis tiba-tiba ditembak di bagian dada kirinya. Entah siapa yang menembaknya.

Sang tentara yang baru saja pulang dari medan perang langsung menangis tersedu-sedu mendapati kekasihnya telah tiada.

Berkali-kali ia menciumi kening dan merangkul tubuh yang sudah dingin tersebut. Tak peduli jika ia bersimbah darah sang kekasih.

Sosok tentara itu menjerit meratapi kepergian belahan jiwanya untuk selamanya.

Aaaaaaaaaaaaaaaaaa.............

Aneh, tapi rasanya seperti Putri yang tertembak di dada kirinya. Sampai-sampai Putri memegangi dadanya karena begitu sakit rasanya.

Nggak tahu berapa lama Putri terdiam sambil memegangi dadanya yang sakit, Mbak Anin dan Mas Fajar akhirnya kembali dari solat maghrib.

Mbak Anin yang melihat Putri aneh seperti itu lalu menepuk pundaknya.

"Put, lo kenapa? Dada lo sakit ya?" tanya Mbak Anin.

Putri kaget dan langsung tersadar dari lamunannya.

"Loh mbak, kok udah di sini? kan tadi Mbak Anin Mas Fajar pamit solat kan," tanya Putri masih dengan lemas.

"Yeee, kita kan udah berangkat solat 20 menit yang lalu Put, udah kelar lah. Lah lo sendiri malah bengong gini pas kita tinggal,"

"Lo sakit kah? kita pulang aja yuk, wajah lu pucet banget soalnya," ajak Mbak Anin.

Putri yang lemas setelah mengalami kejadian tersebut lantas menuruti saja ajakan Mbak Anin. Mereka akhirnya berberes untuk segera pulang saja malam itu.

Tak lupa, Putri menyalakan mode sleep di PC komputernya karena ada akun Whatsappnya yang terbuka di komputernya itu. Putri sudah pastikan komputernya dalam keadaan aman, apalagi ada password khusus kalau mau buka.

Nggak lupa juga mereka matiin seluruh lampu di ruangan dan mengunci ruangan itu. Mereka lalu bergegas turun ke lantai dasar gedung rektorat.

Sesampainya di halaman rektorat, mereka berdua ketemu sama Mas Fajar. Alhasil mereka bertiga ngopi di warkop depan kampus sambil santai sejenak.

Ketika masih enak ngopi, Putri tiba-tiba dapet notifikasi di hapenya kalau WhatsApp Web yang sedang terbuka di PC komputer kantornya sudah aktif.

Aneh, padahal sudah nggak ada siapa-siapa di kantor itu dan PC komputer Putri punya sandi yang lumayan rumit.

"Mbak Mas, liat deh gue dapet notif WhatsApp Web gue aktif. Lah kan tadi kita bertiga doang yang ada di gedung ya," tanya Putri sambil nunjukkin layar hapenya.

"Ih bener, jangan-jangan maling tuh Put, wah bahaya sih ini, kita cek langsung yuk ke sana," ajak Mas Fajar.

Mereka bertiga lantas pergi mengecek ruangan kantor lagi. Dan anehnya, pintu ruangan masih terkunci dan nggak ada siapa pun di dalam sana.

Yang semakin menambah aneh, PC komputer Putri sudah menyala dan menampilkan WhatsApp Webnya.

Akhirnya mereka bertiga sepakat buat cabut aja koneksi listrik di ruangan itu dan segera mengunci kembali ruangan itu.

"Udah Put, mending lo sekarang pulang aja, lo dari tadi udah pucet banget mana sempet sendirian lagi di sini," ujar Mbak Anin.

"Iya deh mbak, gue pulang ya kalo gitu," ucap Putri.

Selama perjalanan pulang dan sesampainya di rumah, Putri ngerasa seperti ada yang mengikuti dia.

Saat Putri sedang bersantai dan nonton TV di ruang keluarga, entah dari mana ada yang menimpuk Putri pakai remote TV.

Putri kaget dan kebingungan siapa yang nimpuk dirinya. Tapi akhirnya dia sadar kalo nggak ada siapa-siapa di sana.

Ibu dan adiknya sudah tidur. Sedangkan bapaknya masih belum pulang ke rumah karena masih menjenguk temannya yang sakit.

Nggak tahan, Putri lantas menelepon bapaknya yang masih di luar.

Tuuuutttttttt....

Sekali dering dan sang bapak langsung menjawab.

"Bapak, Putri hari ini diganggu pas masih kerja di kantor. Trus barusan juga ada yang nimpuk Putri pake remote TV padahal Ibu sama Adek udah tidur semua," cerita Putri.

"Yaudah, kamu tidur aja sekarang, gausah mikir yang aneh-aneh. Besok Om Tio temen bapak bakalan main ke rumah," jawab Bapak secara singkat.

Putri akhirnya menuruti perkataan Bapaknya dan berusaha untuk tidur meskipun mata dan pikirannya kemana-mana.

Keesokan harinya setelah pulang kerja, Om Tio datang ke rumah dan mengajak Putri ngobrol. Om Tio menyuruh Putri konsentrasi dan tutup mata, begitu juga dengan dirinya.

Ajaib, Om Tio bisa menceritakan semua kejadian yang Putri alami dengan begitu detilnya. Padahal, Putri nggak pernah sekali pun menceritakan hal ini kepada Om Tio.

Kata Om Tio, sosok tentara itu ingin meminta bantuan kepada Putri karena Putri mirip dengan sosok kekasih tentara itu.

Om Tio lalu mengajak Putri untuk kembali berkonsentrasi agar bisa berkomunikasi dengan dua sosok itu.

Sedetik kemudian, Putri bisa melihat kembali sosok tentara itu berdiri di depan matanya. Tentara itu ternyata begitu sedih ditinggal mati sang kekasih.

Hingga akhirnya ia mengorbankan diri di medan perang karena sudah tak mau lagi hidup jika tanpa sang kekasih.

Om Tio kemudian nyuruh Putri untuk buka mata lagi.

"Sekarang kamu buka mata, biar om yang selesaikan semuanya. Nanti kalo sudah selesai, om suruh kamu pejamin mata lagi," ucap Om Tio.

5 menit Putri menunggu Om Tio yang sedang memejamkan mata sambil berkonsentrasi entah mengerjakan apa.

5 menit berlalu dan Om Tio mengajak Putri untuk bersama-sama memejamkan mata lagi.

"Ayo kak kita konsentrasi lagi pejamkan mata lagi," ajak Om Tio.

Putri dan Om Tio memejamkan mata lagi dan seketika mereka bisa melihat sosok tentara dan kekasihnya itu sudah bergandengan tangan dan tersenyum bahagia kepada Putri.

Putri awalnya bingung, namun dia akhirnya paham jika tentara dan kekasihnya itu sedang berterima kasih kepadanya karena sudah membantu mereka berdua untuk bersatu kembali.

Om Tio juga bilang kepada Putri jika energi Putrilah yang bisa menarik dan menyatukan kedua arwah yang saling mencintai itu.

Tapi pada akhirnya Om Tio juga mewanti-wanti Putri kalau dirinya harus lebih berhati-hati lagi ke depannya.

Kemampuan Putri yang melebihi orang normal lainnya membuat semua makhluk tak kasat mata tertarik dan berlomba-lomba mendekatinya.

Sejak saat itu, Putri berusaha untuk terus mengontrol diri dan kemampuannya agar nggak terlalu menarik 

Kisah Sosok Tentara Gentayangan di Gedung Rektorat Universitas Dr. Moestopo

Entah ada yang percaya atau tidak dengan pengalaman staf pegawai satu ini yang melihat penampakan sosok tentara di gedung rektorat kampus tersebut. Barangkali ada yang pernah mengalami kejadian serupa? Kalau ada, jangan lupa untuk menulisnya di kolom komentar ya. Sampai jumpa.

Baca juga: Sosok Perempuan Terbalik di Gedung Laboratorium Sains FMIPA UI

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150