Berita

Hindari Pergaulan Bebas, Sekolah Ini Lakukan Tes Kehamilan Setahun 2 Kali

Muhammad Fatich Nur Fadli 23 Januari 2025 | 09:35:29

Zona Mahasiswa - Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan berita bahwa SMA Sulthan Baruna, yang terletak di Desa Padaluyu, Kecamatan Cikadu, Cianjur, mewajibkan tes kehamilan bagi para siswinya dua kali dalam setahun. 

Baca juga: Pak Kholid Nelayan Sosok Cerdas yang Lantang Bicara Soal Pagar Laut, Netizen: Bukan Orang Sembarangan

Kebijakan ini dilakukan setiap setelah libur semester sebagai langkah pencegahan terhadap pergaulan bebas di kalangan pelajar.

Latar Belakang Kebijakan

Menurut Kepala Sekolah SMA Sulthan Baruna, Sarman, program ini mulai diterapkan sejak dua tahun lalu sebagai respons terhadap kasus kehamilan yang pernah terjadi di sekolah tersebut. Tiga tahun sebelumnya, ada seorang siswi yang diketahui hamil setelah libur semester dan akhirnya harus berhenti sekolah. Kejadian itu membuat pihak sekolah merasa perlu mengambil langkah tegas.

"Kejadiannya sekitar tiga tahun lalu, ada seorang siswi yang diketahui hamil setelah libur semester. Orang tuanya datang ke sekolah dan melaporkan bahwa anaknya hamil. Akhirnya, siswi tersebut tidak melanjutkan sekolah. Dari situ kami belajar dan mengambil langkah pencegahan dengan mewajibkan tes kehamilan dua kali dalam setahun," ujar Sarman saat dihubungi pada Rabu (22/1/2025).

Proses Pelaksanaan Tes

Tes kehamilan ini dilakukan dengan menggunakan test pack dan pengambilan sampel urine para siswi. Proses ini diawasi ketat oleh guru perempuan untuk menjaga privasi dan kenyamanan siswa.

"Tes ini dilakukan secara tertutup. Siswi akan masuk ke toilet satu per satu didampingi guru perempuan. Setelah itu, hasil tes tidak diumumkan secara terbuka, melainkan menjadi bahan evaluasi internal bagi sekolah dan orang tua," jelas Sarman.

Dalam pelaksanaan tes terakhir, dari total 53 siswi yang menjalani tes, seluruhnya dinyatakan negatif atau tidak sedang hamil. Masih ada sekitar 30 siswi lain yang belum menjalani tes, dan mereka akan menyusul di kesempatan berikutnya.

Tujuan dan Harapan Sekolah

Pihak sekolah menegaskan bahwa program ini dilakukan demi kebaikan siswi agar mereka terhindar dari pergaulan bebas yang bisa membahayakan masa depan mereka.

"Ini adalah bentuk tanggung jawab sekolah untuk memastikan para siswi tetap berada di jalur yang benar dan tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang dapat merugikan mereka di masa depan. Selain itu, kami juga rutin mengadakan siraman rohani untuk memperkuat iman dan moral mereka," tambah Sarman.

Respons Orang Tua dan Masyarakat

Kebijakan ini ternyata mendapat dukungan dari sebagian besar orang tua siswa. Mereka menganggap langkah ini sebagai upaya positif dalam menjaga anak-anak mereka dari pengaruh buruk lingkungan luar sekolah.

"Kami sebagai orang tua mendukung penuh program ini. Kami juga khawatir dengan pergaulan anak-anak zaman sekarang. Jika ada tindakan pencegahan seperti ini, kami merasa lebih tenang," ujar salah satu orang tua siswa.

Namun, di sisi lain, kebijakan ini juga menuai kritik dari beberapa pihak yang menilai langkah tersebut sebagai bentuk pelanggaran privasi dan hak siswi.

"Sekolah seharusnya fokus pada pendidikan, bukan malah sibuk mengurus kehidupan pribadi siswa. Ini bisa membuat mereka merasa diawasi berlebihan dan tidak nyaman di lingkungan sekolah," kata salah satu aktivis pendidikan.

Polemik di Media Sosial

Video yang menampilkan proses tes kehamilan di sekolah tersebut viral di media sosial dan menuai berbagai tanggapan dari netizen. Ada yang mendukung penuh langkah tersebut, sementara yang lain mengecamnya sebagai tindakan yang berlebihan.

"Salut buat sekolah ini! Lebih baik mencegah daripada mengobati," tulis seorang netizen di kolom komentar.

"Ini keterlaluan sih, seharusnya pendidikan seks yang diberikan, bukan malah tes kehamilan seperti ini. Malah bikin siswa malu," komentar netizen lainnya.

Pandangan Para Ahli

Menurut beberapa ahli pendidikan, kebijakan ini memiliki niat baik, tetapi perlu dilakukan dengan pendekatan yang lebih persuasif dan edukatif.

"Pendidikan seks yang komprehensif dan komunikasi yang baik dengan siswa adalah kunci dalam mencegah pergaulan bebas. Tes kehamilan bisa dilakukan dalam kondisi tertentu, tetapi bukan menjadi satu-satunya solusi," kata Dr. Andini, seorang pakar pendidikan remaja.

Hindari Pergaulan Bebas, Sekolah Ini Lakukan Tes Kehamilan Setahun 2 Kali

Kebijakan SMA Sulthan Baruna yang mewajibkan tes kehamilan bagi siswinya memang menuai pro dan kontra. Di satu sisi, langkah ini dianggap sebagai upaya serius dalam mencegah pergaulan bebas dan menjaga moral siswi. Namun, di sisi lain, banyak pihak yang mempertanyakan apakah langkah ini adalah solusi yang tepat atau justru melanggar hak privasi siswa.

Baca juga: Dicari Pihak Kampus Untuk Klarifikasi, Sandy Koordinator JRP yang Ngaku Mahasiswa UMT Ternyata Sudah Bukan Mahasiswa Sejak 2021

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150