Berita

Fenomena Bendera Bajak Laut 'One Piece' Jelang HUT RI ke 80: Simbol Matinya Keadilan dan Kekuasaan yang Korup

Muhammad Fatich Nur Fadli 31 Juli 2025 | 16:01:07

Zona Mahasiswa - Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 pada 17 Agustus, sebuah fenomena tak biasa menyebar di media sosial dan dunia nyata: warga di sejumlah wilayah di Indonesia ramai-ramai mengibarkan bendera bajak laut 'One Piece'. Bendera berwarna hitam dengan simbol tengkorak dan topi jerami khas anime populer ini terlihat berkibar di depan rumah, kendaraan pribadi, hingga truk, memicu perdebatan sengit tentang maknanya.

Baca juga: Pelaku Begal Payudara di Surabaya Tertangkap, Motifnya karena Nafsu

Makna di Balik Bendera "Jolly Roger" Topi Jerami

Secara umum, bendera 'Jolly Roger' milik kru Topi Jerami dalam serial anime One Piece adalah simbol kebebasan, petualangan, dan perlawanan terhadap otoritas yang korup. Namun, di tangan sebagian masyarakat Indonesia, bendera ini dimaknai lebih dalam sebagai bentuk sindiran dan kritik tajam terhadap pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Narasi yang beredar di media sosial menyebutkan bahwa pengibaran bendera ini mencerminkan kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat, terutama rakyat kecil, dan mencerminkan ketimpangan.

Sejumlah warganet menyuarakan hal ini secara terang-terangan:

  • "Di cerita One Piece, Pemerintah selalu menarik upeti dari rakyatnya, tapi sangat sedikit ngasih timbal balik," tulis akun Instagram @nafa***, menggambarkan persepsi tentang hubungan pemerintah dan rakyat dalam konteks pajak dan manfaat yang diterima.
  • "Tahun Ini saya tidak memasang Bendera merah putih. buntut kekecewaan sama Pemerintah Konoha," sambung akun @nurud***, merujuk pada "Konoha" sebagai metafora untuk Indonesia atau pemerintahnya, sebuah istilah yang sering digunakan di kalangan penggemar anime.

Kontra-Narasi atas Imbauan Pengibaran Merah Putih

Fenomena ini mencuat setelah adanya imbauan dari Presiden Prabowo yang meminta masyarakat mengibarkan bendera Merah Putih sepanjang bulan Agustus. Namun, alih-alih mengikuti imbauan tersebut sepenuhnya, sebagian warganet memilih cara yang berbeda untuk mengekspresikan sentimen mereka. Mereka memasang bendera One Piece sebagai bentuk kekecewaan terhadap apa yang mereka nilai sebagai "matinya keadilan" dan "kekuasaan yang korup".

Pengibaran bendera bajak laut ini dimaknai sebagai sindiran tajam terhadap penguasa. Selain menggambarkan kegelisahan atas berbagai persoalan bangsa, aksi ini sekaligus menyuarakan harapan akan hadirnya keadilan dan perubahan. Ini adalah bentuk protes simbolik yang memanfaatkan popularitas budaya pop untuk menyampaikan pesan politik.

Redaksi: Simbol Perlawanan dalam Ruang Publik

Fenomena bendera 'One Piece' menjelang HUT RI ke-80 ini menunjukkan betapa dinamisnya ekspresi masyarakat dalam ruang publik, terutama di era digital. Ketika saluran kritik formal dirasa kurang efektif atau suara tidak didengar, masyarakat kerap mencari cara-cara kreatif dan simbolik untuk menyuarakan aspirasinya. Anime, dengan narasi perlawanan terhadap ketidakadilan dan pencarian kebebasan, menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut.

Meskipun secara kasat mata hanya sebuah bendera dari serial fiksi, maknanya menjadi mendalam ketika dilekatkan pada konteks sosial-politik. Ini adalah sinyal bahwa ada segmen masyarakat yang merasa tidak terwakili atau kecewa dengan kondisi yang ada. Pemerintah perlu melihat fenomena ini bukan sekadar sebagai "kenakalan" atau "kurang nasionalis", tetapi sebagai indikator adanya keresahan dan kritik yang perlu ditanggapi secara serius.

Merespons fenomena ini dengan hanya melarang atau mendelegitimasi bisa jadi tidak efektif. Justru, hal ini menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk lebih membuka diri, mendengarkan aspirasi yang disuarakan melalui simbol-simbol tersebut, dan menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan keadilan dan keberpihakan kepada rakyat kecil. Dalam demokrasi, kritik, bahkan yang disampaikan secara simbolik, adalah bagian integral dari dialektika antara penguasa dan yang dikuasai.

 

Baca juga: Dokter Gigi Selingkuh dengan Brondong, Digerebek Anak dan Suami di Kosan

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150