Berita

Fakta Polemik Donasi ACT: Dugaan Penyelewengan Dana hingga Potongan Gaji untuk Petinggi

Nisrina Salsabila 06 Juli 2022 | 10:33:32

zonamahasiswa.id - Isu polemik dugaan penyelewengan dana ACT (Aksi Cepat Tanggap) menjadi sorotan hingga kini. Presiden ACT, Ibnu Khajar mengungkap sebagian dari dugaan tersebut benar adanya..

Mengutip Majalah Tempo, pihaknya meminta maaf kepada masyarakat terkait polemik yang sedang menimpa ACT. Terlebih soal dugaan penyelewangan dana oleh mantan Presiden ACT, Ahyudin hingga pemotongan dana donasi.

"Kami mewakili ACT meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat. Mungkin beberapa masyarakat kurang nyaman terhadap pemberitaan yang terjadi saat ini," tuturnya dalam konfrensi pers (4/7).

Baca Juga: Usai Bunuh Temannya, Mahasiswa Ini Salat Subuh hingga Berinfak

Sejumlah Fakta Polemik ACT

1. Gaji Fantastis Pettinggi

Berdasarkan informasi, mantan Presiden ACT Ahyudin sempat menerima gaji fantastis senilai Rp250 juta per bulannya.. Bukan hanya itu, pejabat Senior Vice President menerima gaji Rp200 juta, Vice President Rp80 juta, dan Direktur Eksekutif mendapat Rpp50 juta.

Selain itu, para petinggi pun menerima fasilitas kendaraan dinas seperti Toyota Alphard hingga Pajero Sport. Sementara, di balik itu terdapat dugaan penyelewengan dana hingga mengalami kondisi keuangan limbung.

Mengenai ini, Ibnu membenarkan perihal isu gaji tersebut. Lebih lanjut, soal gaji diterapkan awal tahun 2021 lalu namun tidak permanen. Namun, saat ini dilakukan penurunan gaji hingga 50-70 persen. Sementara, gaji petinggi saat ini tidak lebih dari Rp100 juta. 

Menurut Ibnu, rata-rata gaji atau lebih dikenal dengan biaya operasional pada 2017 sampai 2021 sebesar 13,7 persen.

"Rasionalisasi pun kami lakukan sejak Januari 2022 lalu. Insyaallah, target kami adalah dana operasional yang bersumber dari donasi sebesar 0 persen pada 2025," kata Ibnu.

2. Bantah Adanya Kudeta Pimpinan Sebelumnya

Pada Januari 2022, ACT telah melakukam restrukrisasi. Dalam hal ini, Ibnu mengungkap bahwa Ahyudin telah mundur secara baik-baik. Pergantian pimpinan dilakukan karena Ahyudin sudah menjabat selama 17 tahun.

"Kalau teman-teman mengenal sosok beliau, kepemimpinannya gaya yang one man slow cenderung otoriter. Sehingga ini dari organisasi terjadi ketidaknyamanan sehingga sepakat dinasihati dan beliau memilih untuk mengundurkan diri," lanjut Ibnu.

Ia menyebut gaya kepemimpinan Ahyudin lah yang menyebabkan berbagai polemik internal di ACT. Lantas, pihaknya melakukan banyak perombakan kebijakan internal hingga mengevaluasi secara mendasar.

Sementara Ahyudin mengungkap dirinya dikudeta oleh para koleganya. Ia pun juga sempat difitnal oleh sejumlah orang terkait persoalan dugaan penyelewangan dana/

Ahyudin membantah keras terkait dugaan penyelewengan tersebut, Terlbih ia mengaku sedang terlilit cicilan sampai meminjam uang dari lembaganya,

"Saya dikudeta. Saya dipersepsikan seolah-olah memanipulasi keuangan. Di media sosial, saya ditulis seakan seorang maling besar dan keluarganya makan duit haram. Jika tuduhan itu benar, saya seharusnya dilaporkan ke penegak hukum," kata Ahyudin.

"Kalau saya tidakk punya uang, boleh dong pinjem ke lembaga. Saat ini saya terlilit cicilna rumah, mobil, biaya sekolah anak. Jika saya membawa kabur duit lembaga dari mana logikanya," pungkasnya.

3. Fasilitas Mobil Mewah

Terkait para petinggi yang difasilitasi dengan mobil mewah, Ibnu mengaku memang benar adanya hal tersebut di lembaganya. Namun, ia menyebut untuk keperluan kantor bukan pribadi.

"Kendaraan dibeli tidak permanen, untuk tugas. Saat lembaga membutuhkan alokasi dana kembali seperti sekarang ini, otomatis dijual. Jadi bukan untuk mewah-mewahan, gaya-gayaan," kata Ibnu.

Usai dilakukan pergantian pemimpin sejak bulan Januari lalu. fasiitas kendaraan Dewan Presidium ACT saat ini adalah Innova. Ibnu kembali menegaskan kendaraan tersebut tidak untuk pribadi.

"Kendaraan itu pun tidak melekat pada pribadi, melainkan juga bisa digunakan untuk keperluan operasional tim ACT," ujarnya.

Baca Juga: Tak Terima Ditilang, Mahasiswi Ajak Duel Polisi Berujung Penganiayaan

4. ACT Bantah Soal Aliran Dana ke Kelompok Teroris

Sebelumnya, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisas Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengatakan pihaknya telah mencurigai adanya aliran dana untuk kepentingan pribadi petinggi.

Ivan mengendus ada dugaan terkait aliran dana yang disalurkan untuk kelompok teroris. Sementara, pihak PPATK telah menyerahkan hasil analisa transasi keuangan lembaga filantropi ke Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Densus Anti Teror.

"Ya indikasi kepentingan pribadi dan terkait dengan dugaan aktivitas terlarang," ungkap Ivan.

Sementara terkait pernyataan Ivan, Ibnu membantah dengan keras dugaan yang dilontarkan pada ACT. Ibnu menegaskan pihaknya tidak pernah berhubungan dengan kelompok teroris.

"Dana yang mana? Kami tidak pernah berurusan dengan teroris," tegas Ibnu.

Fakta Polemik Donasi ACT: Dugaan Penyelewengan Dana hingga Potongan Gaji untuk Petinggi

Itulah ulasan mengenai berbagai polemik donasi yang menyeret nama ACT hingga adanya dugaan penyelewengan dana dan pemotongan untuk gaji para petingginya.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca Juga: Diduga Jadi Korban Bully, Mahasiswi Tewas Jatuh dari Lantai 6

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150