zonamahasiswa.id - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf menyoroti pendidikan anak usia dini (PAUD) yang dinilai kurang sesuai dengan sistem pembelajarannya. Ia pun mengkritisi kebijakan yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim.
Baca Juga: Ketua DPRD Lumajang Tak Hafal Pancasila di Depan Mahasiswa, Berujung Mengundurkan Diri
Kritik DPR Kepada Nadiem Makarim
Melansir Pikiran Rakyat, sebelumnya Dede Yusuf telah mengunggah video saat mengkritik Nadiem Makarim melalui TikTok pribadinya @ddyusuf66. Ia menyoroti adanya pembelajaran membaca, menulis, berhitung (Calistung) yang saat ini diterapkan di sekolah tingkat prasekolah dasar.
"Yang berikutnya Mas Menteri. Ini masalah soal TK PAUD menuju SD. SD itu antara 6-7 tahun, antara 3-5 ini kan mestinya adalah masa-masa yang disebut dengan Golden Period. Mestinya dia bermain, dia mengenal dunia sosial, mengenal keluarga, dan sebagainya. Tapi ini dipaksa Calistung," tuturnya (20/9).
Menurut keterangan Dede, saat ini Calistung dijadikan syarat bagi anak-anak untuk bisa masuk ke jenjang Sekolah Dasar (SD). Maka dari itu, ia pun mengatakan kepada Nadiem Makarim untuk meninjau ulang mengenai syarat tersebut.
"Karena SD syaratnya itu adalah Calistung. Ini mohon tolong ditinjau Mas Menteri. Karena kita paham di berbagai negara itu Calistung itu baru dikenalkan di SD," ucap Dede.
Lebih lanjut, Dede mengatakan seharusnya pada tingkat PAUD maupun TK seharusnya hanya bermain atau mempelajari hal-hal yang membuat mereka senang. Bukan membebani mereka dengan pembelajaran Calistung.
"Di Kindergarten, Playgroup, TK, PAUD, itu mestinya mereka bermain. Mereka senang, bernyanyi. Jangan bebankan dengan Calistung," imbuhnya.
Dede menilai pembelajaran Calistung dinilai tidak siginifikan terhadap anak PAUD maupun TK. Melainkan seharusnya pada masa itu, anak-anak bisa bermain untuk mengasah motorik supaya pertumbuhannya dapat berjalan dengan baik.
Setelah itu, baru saat anak-anak memasuki usia SD pembelajaran Calistung mulai diperkenalkan. Dalam dunia pendidikan pun, pada usia emas anak-anak dan sedang menempuh pendidikan dini seharusnya diberikan masa bermain yang cukup. Tujuannya agar kefokusannya menjadi lebih terorganisir.
Hal ini sejalan dengan pendapat para ahli yang dilansir melalui US News, mengatakan bahwa kebanyakan anak-anak belajar membaca di usia 6-7 tahun. Lantas, pada usia 6-10 tahun pun anak-anak juga bisa belajar menulis dan berhitung.
Meski anak usia prasekolah telah dikelilingi dengan pembelajaran mengenai angka, namun sangat kecil kemungkinannya mereka mengerti arti dari angka-angka tersebut.
Para ahli menyebut pembelajaran berhitung pada anak harus dilakukan dengan cara yang sederhana serta menyenangkan. Misal saja dengan menghitung lompatan yang bisa membuat mereka senang.
DPR Soroti Kebijakan Nadiem: Masa Usia Dini Mestinya Bermain, Bukan Dipaksa CALISTUNG (Membaca, Menulis, Berhitung)
Itulah ulasan mengenai Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf menyoroti pendidikan anak usia dini (PAUD) yang dinilai terlalu memaksakan pembelajaran Calistung.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca Juga: Viral! Mahasiswa Protes Mendikbud Soal Bantuan KIP Kuliah Rp700 Ribu Tak Cukup Penuhi Kebutuhan
Komentar
0