Zona Mahasiswa - Sebuah kejadian luar biasa dan penuh haru datang dari desa Konchi, wilayah Guraru, distrik Gaya, negara bagian Bihar, India. Seorang pria berusia 74 tahun bernama Mohan Lal, mantan anggota Angkatan Udara India yang dikenal sebagai sosok dermawan dan aktif sosial, membuat heboh seluruh desa setelah ia berpura-pura meninggal dunia dan menggelar upacara pemakamannya sendiri.
Baca juga: Pesta Seks Sesama Jenis di Hotel Surabaya: 34 Pria Bugil Diamankan Polisi
Tujuan dari sandiwara yang ekstrem ini bukanlah mencari sensasi, melainkan didorong oleh rasa penasaran yang mendalam: ia ingin melihat dengan mata kepala sendiri, siapa saja yang akan berduka dan seberapa besar rasa hormat orang terhadap dirinya selagi ia masih hidup.
Pemakaman Palsu Penuh Drama
Melaporkan dari NDTV, Mohan Lal sengaja mengatur skenario "pemakaman" yang lengkap. Ia dibaringkan di atas usungan jenazah, diselimuti kain putih, dan dihiasi bunga-bunga. Ratusan warga desa yang mendengar kabar duka itu datang berbondong-bondong untuk memberikan penghormatan terakhir. Iring-iringan jenazah pun berjalan menuju krematorium, diiringi lagu-lagu haru yang menambah suasana kesedihan.
Namun, kejutan besar terjadi sesampainya di tempat pembakaran jenazah. Tepat di hadapan ratusan pelayat yang berkabung, Mohan Lal tiba-tiba bangkit dari usungan jenazah dan tersenyum!
Warga desa, yang awalnya bersedih, seketika terkejut, bingung, namun kemudian pecah menjadi tawa dan decak kagum.
Motivasi di Balik Aksi Unik
Kepada media lokal, Mohan Lal menjelaskan bahwa ide ini muncul dari renungan pribadinya. Sebagai tokoh masyarakat yang aktif membantu, ia ingin mengukur dampak sosial yang ia tinggalkan sebelum benar-benar berpulang.
“Setelah mati, orang-orang memang mengusung jenazah, tapi saya ingin melihatnya sendiri dan tahu seberapa besar rasa hormat dan kasih sayang orang kepada saya,” ujarnya, menjelaskan betapa naluriah rasa penasaran itu.
Diketahui, Mohan Lal adalah sosok yang sangat peduli pada warga desanya. Ia bahkan membangun krematorium baru dengan biaya pribadinya setelah melihat kesulitan yang dialami warga saat melakukan kremasi di musim hujan. Aksi dermawannya inilah yang membuat warga sangat menghormati dan menyayanginya.
Refleksi Sosial dan Pujian dari Warga
Setelah keterkejutan mereda, reaksi warga desa justru positif. Alih-alih marah karena dibohongi, mereka justru memberikan pujian atas niat mulia dan keberanian Mohan Lal. Aksi ini dianggap sebagai bentuk refleksi sosial yang unik.
Beberapa warga menyebut tindakan Mohan sebagai pengingat bagi semua orang: hargailah sesama selagi masih hidup, bukan hanya setelah meninggal. Ini adalah ujian empati yang berhasil ia menangkan.
Sebagai penutup sandiwara, Mohan Lal, yang dikenal suka menolong dan tak pernah mencari pujian, bahkan menggelar jamuan makan bersama bagi semua warga yang telah hadir di "pemakamannya."
Kisah Mohan Lal, yang tinggal bersama dua putra dan seorang putrinya setelah ditinggal wafat sang istri 14 tahun lalu, memberikan pelajaran berharga bagi kita semua: kadang, cara terbaik untuk mengukur nilai kehidupan adalah dengan melihat apa yang tersisa di hati orang lain saat kita pura-pura pergi.
Komentar
0

