Berita

BEM Fisip Unair Dibekukan Gegara Bikin Karangan Bunga untuk Presiden & Wapres

Muhammad Fatich Nur Fadli 28 Oktober 2024 | 09:38:30

Zona Mahasiswa - BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga dibekukan Dekanat setelah membuat ucapan selamat bernada satir atas pelantikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka lewat karangan bunga.

Baca juga: Presiden Prabowo: Tidak Mendukung Program Makan Bergizi, Silahkan Keluar dari Pemerintahan Saya!

Presiden BEM FISIP Unair Tuffahati Ullayyah Bachtiar mengatakan pihaknya mendapatkan surat elektronik (email) soal pemberitahuan pembekuan BEM dari Dekanat pada Jumat (25/10) sore.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Bagong Suyanto buka suara soal pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ia menyebut akan bertemu BEM FISIP Unair pada Senin, 28 Oktober 2024.

Adapun dalam surat No 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang dikeluarkan Dekanat FISIP Unair, tertulis pertimbangan pembekuan itu karena penggunaan narasi dalam karangan bunga yang tidak sesuai dengan etika dan kultur akademik insan kampus.

Lalu, pemasangan karangan bunga di halaman FISIP Unair dilakukan tanpa izin dan koordinasi dengan pimpinan fakultas.

Tuffa mengatakan BEM tidak akan menyerah meski aktivitas mereka dibekukan. Kabinetnya akan terus melanjutkan perjuangan sampai periode kepemimpinannya berakhir.

Permasalahan ini bermula pada hari Selasa (22/10/2024), BEM FISIP Unair melalui Kementerian Politik dan Kajian Strategis memberikan ucapan selamat kepada Presiden Prabowo dan Wapres Gibran berbentuk karangan bunga di Taman Barat FISIP Unair. Lalu, sekitar pukul 18.45 WIB, karangan bunga ditarik karena hujan.

Karangan bunga itu bertuliskan 'Selamat atas dilantiknya Jenderal bengis pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi, Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar) - Gibran Rakabuming Raka (Admin Fufufafa. Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrasi)'. Karangan bunga satire itu lalu viral di medsos X dan TikTok dengan respons pro-kontra dan dukungan dari mahasiswa, khususnya Unair.

Lalu, pada Kamis (24/10/2024) pukul 22.25 WIB, Tuffa mendapat surat pemanggilan dari Ketua Komisi Etik Fakultas untuk mengklarifikasi karangan bunga tersebut. Pukul 09.03 WIB, Tuffa bersama Wakil dan Menteri Politik dan Kajian Strategis memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas. Mereka diminta klarifikasi di Common Room FISIP Unair.

Dalam klarifikasinya dijelaskan, karangan bunga tersebut murni hasil inisiasi Kementerian Politik dan Kajian Strategis BEM FISIP. Ia memastikan tidak ada keterlibatan pihak luar pada karangan bunga. Selebihnya, Komisi Etik hanya ingin memastikan karangan bunga itu benar milik BEM FISIP Unair.

Setelah itu, sore harinya pukul 16.13 WIB, BEM FISIP Unair mendapat surel dari email surat No 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang ditandatangani Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan.

"Per berita acara ini dirilis, belum ada proses diskusi lebih lanjut dengan Dekan FISIP perihal surat pemberitahuan pembekuan BEM. Kami sepakat untuk tidak menyerah memproses keadilan bagi seluruh fungsionaris, dan tetap melanjutkan perjuangan sampai waktu demisioner yang telah ditentukan," jelasnya.

Guru Besar Fisip Unair Sesalkan Pembekuan BEM

Guru Besar Emeritus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Dr Hotman Siahaan menyesalkan pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unair.

BEM FISIP Unair dibekukan Dekanat kampusnya, usai menyampaikan kritik ke pelantikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, melalui karangan bunga ucapan bernada satire.

"Tindakan Dekanat membekukan BEM [adalah] simbol dari otoritarianisme yang mulai muncul dalam pemerintahan baru republik ini," kata Hotman saat dikonfirmasi, Minggu (27/10).

Hotman mengatakan, dunia akademik seharusnya menjunjung tinggi kebebasan berpendapat. Namun, pembekuan ini justru menandakan kemunduran nilai intelektual di Unair.

"Sangat disesalkan tindakan seperti ini terjadi di kampus yang mengaku hidup dalam habitat intelektual," lanjutnya.

Hotman menekankan, kampus seyogianya mengutamakan tradisi intelektual melalui dialog dan diskusi ilmiah, bukan membungkam suara kritis mahasiswa.

"Tradisi Intelektual adalah argumen untuk menemukan kebenaran. Argumen itu wujudnya diskursus. Dalam diskursus ada klaim yaitu klaim kebenaran, ketepatan, otentisitas, dan moralitas," jelasnya.

Namun, menurut Hotman, Dekanat FISIP Unair, justru sudah menggunakan pendekatan kekuasaan, bukan lagi ilmiah atau intelektual.

"Dekanat FISIP tidak menempuh jalan seperti itu. Yang ditempuh adalah relasi kuasa. Pembekuan BEM itu adalah praktik relasi kuasa," tegas Hotman.

Mantan Dekan FISIP Unair ini pun menilai bahwa praktik seperti ini mencerminkan kembalinya bayang-bayang Orde Baru di dunia akademik.

"Kalau sekarang muncul lagi, jangan salahkan kalau para mahasiswa itu menganggap sekarang ini munculnya rezim 'The New New Order'," pungkasnya.

BEM Fisip Unair Dibekukan Gegara Bikin Karangan Bunga untuk Presiden & Wapres

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti Akan Kaji Ulang Kurikulum Merdeka, Dilanjutkan atau Diganti

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150