Berita

Baru 5 Bulan Belajar, Mahasiswa Politeknik Pelayaran Tewas Diduga Dianiaya Senior

Alif Laili Munazila 07 Februari 2023 | 15:55:47

Zona Mahasiswa - Budaya perpeloncoan ternyata masih tumbuh subur di dunia perkuliahan Indonesia hingga sering memakan korban jiwa. Kini publik dihebohkan dengan kasus meninggalnya seorang mahasiswa politeknik perkapalan di Surabaya yang diduga karena dianiaya para seniornya.

Baca juga: Seorang Siswi SMA Alami Lumpuh Setelah Menerima Tindak Bullying Dari Sekelompok Siswi Lain

Kronologi Kejadian

Seorang mahasiswa Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya diduga meregang nyawa di tangan para seniornya. Mahasiswa berinisial MRFA (19) itu diketahui sebagai mahasiswa baru semester 1 yang berasal dari Mojokerto, Jawa Timur.

MRFA dipulangkan pihak kampusnya dalam keadaan sudah tak bernyawa pada hari Senin (6/2) dini hari. Korban diketahui baru lima bulan menjadi taruna muda di kampus politeknik tersebut.

Taruna muda di kampus politeknik tersebut dicurigai tewas karena dianiaya seniornya. Dugaan ini didukung dengan terungkapnya rekaman CCTV yang memperlihatkan detik-detik MRFA dianiaya pada hari Minggu (5/2) malam.

Dugaan penganiayaan tersebut terjadi di salah satu kamar mandi asrama Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya yang beralamatkan di Jalan Gunung Anyar Boulevard No. 1, Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya.

Rekaman CCTV tersebut menunjukkan detik-detik penganiayaan MRFA yang terjadi sekitar pukul 18.30 WIB. Rekaman CCTV tersebut didapatkan dari ruang operator pengawas CCTV Poltekpel Surabaya.

Dalam rekaman CCTV tersebut, terlihat MRFA berjalan pelan sedang melewati lorong tempat CCTV tersebut berada. Saat itu, ia hendak masuk ke dalam kamar mandi asrama kampusnya tersebut.

Ternyata, MRFA masuk ke dalam kamar mandi tersebut lantaran diperintah oleh beberapa seniornya. "Posisi masuk sendirian anak saya atas perintah seniornya. Ini kelanjutannya tadi anak saya waktu disuruh masuk kamar mandi akan dieksekusi," terang M Yani, ayah MRFA pada hari Selasa (7/2) lalu.

Setelah MRFA masuk ke dalam kamar mandi, diduga 2 senior sudah menunggu kedatangannya. 2 senior ini sudah bersiap untuk melakukan perundungan dan kekerasan fisik kepada korban.

Namun, M Yani tak bisa memastikan berapa lama putranya itu menerima perundungan di dalam kamar mandi itu hingga akhirnya meninggal dunia.

Dalam beberapa bagian rekaman CCTV itu, terlihat seseorang yang diduga adalah salah satu senior MRFA sedang berjalan keluar dari kamar mandi. Tak berselang lama, terlihat tiga orang yang diduga juga senior MRFA sedang membicarakan suatu hal di luar kamar mandi.

Setelah itu, terlihat beberapa orang yang diduga sebagai senior itu menggotong tubuh MRFA yang terlihat sudah tak berdaya. Diketahui, MRFA digotong keluar dari kamar mandi sekitar pukul 20.00 WIB oleh para seniornya tersebut.

Mengaku Kerap Di-bully

Ayah korban, M Yani, mengaku mendapatkan kabar jika anaknya sudah meninggal dunia karena dihubungi seorang dokter dari kampus putranya pada hari Minggu (5/2) kemarin sekitar pukul 22.48 WIB. Dari kabar tersebut, pihak kampus mengatakan jika korban meninggal lantaran terpeleset di kamar mandi.

Namun, M Yani tak percaya dengan pernyataan yang diberikan pihak kampus anaknya tersebut. Ia tak percaya lantaran dirinya menemukan banyak luka dan memar di sekujur tubuh putranya tersebut.

M Yani curiga saat melihat kondisi wajah putranya seperti habis dihajar hingga babak belur. Ia juga menyebutkan jika bibir dan hidung anaknya sampai pecah dan bengkak.

Tak cukup sampai di situ, leher, pipi, dahi kanan kiri hingga dada korban terlihat memar dan gosong seperti habis dihajar massa. Dari penuturannya, darah segar juga terus keluar dari mulut anaknya tersebut.

"Mulut mengeluarkan darah, enggak ada hentinya," ungkap Yani. Karena melihat kondisi tubuh anaknya yang begitu mengenaskan, ia menduga jika sang putra menjadi korban penganiayaan para senior di kampusnya.

Atas dugaannya itu, M Yani lantas melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Gunung Anyar pada hari Senin (6/2) lalu. Namun pihak kampus hanya berkata jika korban meninggal lantaran terpeleset di kamar mandi.

"Kalau penuturan kata pembinanya, terpeleset di kamar mandi, kan ya enggak masuk akal, makanya saya laporkan," ucap Yani.

Dugaan M Yani ini juga diperkuat dengan cerita putranya saat masih hidup dulu. Sang putra sering mengeluhkan jika dirinya sering dihajar dan di-bully oleh para seniornya sejak masuk kuliah.

"Terus bilang gini, ini kalau kuat saya teruskan kalau enggak kuat saya juga keluar," ucap Yani.

Mendengar curahan hati putra tercintanya itu, Yani pun mendukung apapun keputusan putranya tersebut. "Termasuk untuk memfasilitasi jikalau keluar dari kampus dan memilih menjadi wirausaha," kata Yani.

Yani juga meyakinkan tak apa jika putranya ingin keluar dari politeknik tersebut jika memang benar-benar tidak kuat. Ia pun menyanggupi membantu putranya jika ingin membangun usaha.

Heru Widada selaku Direktur Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya memberikan keterangannya mengenai kasus yang mencatut nama baik kampusnya ini. "Untuk sementara yang dimintai keterangan ada sekitar 9-12 orang di Polrestabes Surabaya," ujar Heru pada Senin (6/2) kemarin.

Ia menjelaskan jika proses hukum MRFA terus berlanjut. Kini, sudah ada beberapa saksi yang sedang melalui proses penyelidikan dan penyidikan. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi korban jiwa dengan kejadian serupa.

Heru mengatakan jika pihaknya telah menyerahkan proses penyelidikan dugaan penganiayaan mahasiswa politeknik itu kepada Polrestabes Surabaya. 

Beberapa saksi yang diperiksa terdiri dari senior dan teman satu angkatan korban. Heru pun menegaskan jika pihak Poltekpel Surabaya selalu bersikap kooperatif dengan terjadinya peristiwa ini.

Pihaknya mengaku akan lebih terbuka dan transparan terhadap seluruh proses penyidikan dan penyelidikan yang sedang digelar oleh Polrestabes Surabaya.

Baru 5 Bulan Belajar, Mahasiswa Politeknik Pelayaran Tewas Diduga Dianiaya Senior

Itulah ulasan mengenai kasus mahasiswa politeknik pelayaran Surabaya yang diduga dianiaya dan dirundung oleh para seniornya di kamar mandi asrama kampus hingga akhirnya tewas karena tak kuat menerima perlakuan tersebut.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Kepsek Perkosa Siswi Madrasah Saat Berteduh Kehujanan di Sekolah

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150