zonamahasiswa.id - Seorang murid Sekolah Dasar (SD) kelas 6 asal Papua menjadi dosen kecil di Universitas Cendrawasih (Uncen) viral di media sosial. Murid bernama Jose Nerotau asal Papua ini bahkan membuat Elon Musk takjub. Ternyata, Jose adalah murid dari Prof Yohanes Surya, seorang ahli fisika yang mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak di Papua. Dalam video tersebut, Jose Nerotou terlihat tengah sibuk menjelaskan materi di depan kelas.
Baca juga: Momen Hakim Artidjo Berdiskusi dengan Najwa Shihab: Kenapa Koruptor Tidak Dihukum Mati?
Masih menggunakan seragam putih merah khas siswa SD, Jose Nerotou tampak percaya diri mengajari. Meski masih duduk di bangku SD, Jose Nerotou tampak percaya diri memberikan penjelasan dan mengajari para muridnya yang semuanya adalah mahasiswa.
Sesekali Jose Nerotou bahkan tampak mencoba berdiskusi dengan para murid soal materi matematika kalkulus yang ia ajarkan.
"Dosen cilik dari Papua," tulis unggahan tersebut.
Penjelasan yang diberikan Jose Nerotou pun tampak begitu mudah dipahami meski materi yang tengah dibahas merupakan hal sulit. Kemampuannya patut menjadi sebuah inspirasi bagi anak muda di Indonesia untuk terus menuntut dan meraih ilmu setinggi-tingginya.
Diketahui, sebelumnya bahwa Jose adalah salah satu murid dari seorang ahli fisika legendaris yang mengabdi di Papua yakni Profesor Yohanes Surya. Dimana, Profesor Yohanes Surya dikenal sebagai sosok yang sangat menginspirasi dan banyak mencerdaskan anak-anak di tanah Papua.
Profesor Yohanes Surya
"Carikan saya anak yang dianggap paling bodoh, akan saya latih," ungkapan yang paling terkenal dari Bapak Fisika, Profesor Yohanes Surya.
Profesor Yohanes Surya, lahir di Jakarta pada tanggal 6 November 1963. Beliau memulai studi lebih mendalam dalam Ilmu Fisika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA) Universitas Indonesia hingga tahun 1986. Dan beliau mengajar di SMAK 1 Penabur Jakarta hingga tahun 1988, lalu melanjutkan untuk mengejar gelar master dan doktornya di College of William and Mary di Virginia, Amerika Serikat.
Setelah menyelesaikan studinya di Amerika Serikat, Profesor Yohanes Surya diberikan berbagai tawaran menarik untuk tinggal di sana. Namun, beliau memutuskan untuk kembali ke Indonesia dengan tujuan yang besar. Beliau memiliki impian untuk menjadikan Indonesia lebih baik dalam 15 tahun ke depan dengan mendidik anak-anak yang tertinggal di daerah-daerah terpencil, sehingga mereka nantinya dapat meraih gelar Doktor. Jika cita-cita ini terwujud, Indonesia akan memiliki kemampuan bersaing di tingkat internasional dan bahkan bisa menyaingi negara-negara maju seperti Amerika Serikat.
Profesor Yohanes Surya mulai terlibat dalam Olimpiade Fisika ketika beliau masih menjadi kandidat doktor Fisika di College of William and Mary. Ketertarikannya muncul saat beliau melihat pengumuman bahwa Olimpiade Fisika Internasional (IPhO - International Physics Olympiad ke-24) akan diselenggarakan di kampus William and Mary. Dengan bantuan rekannya, Agus Ananda, mereka meminta Universitas Indonesia untuk mengkoordinasikan seleksi bagi lima siswa SMA Indonesia. Hingga pada akhir tahun 1994, beliau melatih dan memimpin Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), dan pada tahun 1995-1998 menjadi pengajar dan peneliti program Pasca Sarjana di Universitas Indonesia untuk bidang Fisika Nuklir.
Profesor Yohanes Surya telah memberikan banyak kontribusi yang sangat berharga dalam bidang pendidikan di Indonesia. Beliau menjadi perintis dalam Tim Olimpiade Fisika Indonesia, menulis buku-buku pendidikan, serta memberikan pengajaran kepada guru-guru dan murid-murid di seluruh Indonesia. Salah satu pendekatan pengajarannya yang berhasil dikenal sebagai metode GASING (Gampang-asyik-menyenangkan).
Dikutip dari laman surya.ac.id, Metode Gasing (Gampang, Asik, dan Menyenangkan) merupakan sebuah pendekatan pembelajaran matematika yang mengajarkan langkah-langkah secara bertahap untuk membantu anak-anak memahami matematika dengan mudah, dengan cara yang menyenangkan. Kunci dari metode GASING ini terletak pada proses bertahap yang tersusun secara sistematis, sehingga pemahaman materi baru dibangun di atas dasar pemahaman materi sebelumnya. Pentingnya pendekatan bertahap ini dalam metode Gasing tercermin ketika anak-anak belajar suatu topik; ada titik kritis yang harus mereka capai. Setelah mencapai titik kritis ini, mereka akan merasa lebih percaya diri dalam mengerjakan soal-soal dalam topik tersebut.
"Metode Gasing memanfaatkan elemen-elemen seperti musik, latihan logika, aktivitas otak kiri dan kanan, serta pengembangan motorik. Dengan pendekatan pembelajaran Gasing ini, diharapkan anak-anak dapat menguasai keterampilan berhitung lebih cepat, bahkan jika mereka memulai dari dasar. Anak yang sebelumnya memiliki kesulitan dalam berhitung, bisa mengalami kemajuan yang pesat. Contohnya, dalam belajar pecahan, kemajuan signifikan dapat dicapai dalam waktu satu bulan. Pendekatan unik Gasing ini melibatkan pelatihan awal bagi guru, yang kemudian mengajarkan metode ini kepada murid-murid mereka. Keistimewaan metode Gasing ini dapat diaplikasikan secara luas," demikian ungakpnya.
Selama perjalanan karirnya, Profesor Yohanes juga memberikan pengajaran kepada para guru. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa anak-anak memiliki akses kepada guru-guru yang memiliki kualitas tinggi. Beliau berbagi pengetahuan tentang metode pengajaran yang istimewa, dengan fokus pada cara menghadapi tantangan mengajar anak-anak yang mungkin sulit untuk diajarkan. Baginya, "Guru yang baik adalah guru yang bisa menginspirasi muridnya. Guru yang baik adalah guru yang bisa mengajarkan muridnya dengan mudah, ceria, dan senang."
Berdasarkan data dari laman Yohanessurya.com, keikutsertaan tim Fisika Indonesia meraih 54 medali emas, 33 perak dan 42 perunggu dalam berbagai kejuaraan/olimpiade sains/fisika internasional.
Bahkan Bikin Elon Musk Takjub! Murid SD Asal Papua Ini Jadi Dosen Cilik Ajar Kalkulus
Itulah ulasan mengenai anak didik Profesor Yohanes Surya yang bernama Jose Nerotou dimana dia menjadi Dosen dan berhasil bikin Elon Musk takjub.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca juga: Ngeri! Dosen UIN Jogja Disantet, Paku dan Jarum Keluar dari Badan Korban
Komentar
0