Menjadi mahasiswa abadi memang tidak menyenangkan, akan tetapi menjadi sarjana yang pengangguran juga tidak menyenangkan.
zonamahasiswa.id - Karena Mimin seorang kategori mahasiswa abadi, jadi ulasan ini cukup ngegas dikit. Tapi, tenang saja Mimin tidak se galak yang Sobat Zona bayangkan, karena Mimin cukup risih setiap hari mendengar kata-kata mahasiswa abadi.
Dalam dunia perkuliahan, kita sering sekali mendengar istilah mahasiswa abadi. Yaitu mahasiswa yang lama bertahan di kampus dengan segala macam faktor yang menghambat untuk lulus. Mulai dari mata kuliah yang tidak kunjung direstui oleh dosen untuk lulus, hingga dengan terlalu santai untuk mengerjakan skripsi yang setiap hari sudah di rimender oleh kedua orang tua.
Gejolak kelulusan bagi mahasiswa akhir mungkin menjadi resolusi tersendiri bagi mereka, sehingga jangan heran apabila mahasiswa abadi selalu mendambakan kelulusan yang tepat untuk segera terlepas dari kekangan kedua orang tua yang sering sekali memberikan alarm.
Nah, mari kita jalan-jalan sedikit untuk mengulas alasan kenapa seorang mahasiswa terkadang memilih untuk menjadi mahasiswa abadi.
Baca Juga: Mahasiswa yang Kuliah di Kampus Swasta Tidak Seharusnya Minder dengan Mahasiswa dari Kampus Negeri
Menjadi Sarjana yang Katanya Pengangguran
Memang salah satu tantangan yang mereka rasakan oleh para sarjana ada yang ketakutan menjadi pengangguran, tapi Mimin merasa aneh juga ketika berpikir bahwa menjadi sarjana apakah selalu harus mendapatkan pekerjaan. Sebab, banyak di luar sana menganggap bahwa orang yang berpendidikan adalah orang yang pandai, dan dari kepandaian itulah ia lebih mudah mendapatkan pekerjaan.
Nyatanya, berbeda lho. Mau tau kenapa berbeda? Cobalah Sobat Zona berpikir, apakah setiap pekerjaan selalu membutuhkan orang yang pintar? Atau justru pekerjaan selalu butuh orang yang berpendidikan? Kalau Mimin pikir sih tidak juga, karena dalam dunia kerja tidak selamanya pendidikan menjadi prioritas utama. Melainkan pengalaman Sobat Zona dan sejauh mana kita mau berkomitmen untuk terus bekerja dengan baik apabila diberikan suatu kepercayaan untuk bekerja.
Jadi, bagi kalian yang saat ini merasa sarjana, meski tidak cumlaude amet, setidaknya jangan merasa insecure lah akan nilai dan prestasi kalian. Karena banyak di luar sana yang berhasil bukan dari kalangan sarjana dan orang yang sarjana tapi bukan dari nilai yang sangat tinggi.
Berbahagialah ketika meraih gelar sarjana, akan tetapi jangan menangis apabila tidak dapat kerja. Intinya, banyak belajar untuk selalu berpikir bagaimana bisa mencapai impian dengan baik apabila sedang mempunyai mimpi. Good luck!
Ketakutan Menjadi Mahasiswa Abadi
Ini nih yang membuat Mimin jengkel, ketika banyak penyampaian bahwa Mimin menjadi mahasiswa abadi. Artinya, Mimin sungguh merasakan bagaimana teganya mereka mengucapkan kalimat kapan lulus dan mahasiswa abadi pada Mimin.
Di sisi lain sih memang bisa menjadi pengingat, tapi kadang justru menjadi tekanan bagi Mimin apabila di cap kata-kata mahasiswa abadi. Sungguh membuat Mimin pengen berkata bahwa kata itu sangat menjengkelkan. Tapi jujur saja sih, Mimin bodo amat kalau ada ucapan seperti itu, yang penting biaya rokok dan kopi untuk ke warkop aman-aman saja.
Selain itu, Mimin berpendapat bahwa menjadi mahasiswa yang abadi hingga belum lulus sampai saat ini bukan karena tidak bisa. Melainkan ada impian sih yang harus mereka kejar dahulu, ya setidaknya sekalipun tidak sesuai amat sama mimpinya. Namun, bisa lah kita lihat untuk jadi mahar nikah nanti hehe..
Selain itu, menurut Mimin selalu mahasiswa abadi, menjadi mahasiswa yang belum lulus sih tidak masalah. Selama itu mampu bertanggung jawab dan mau untuk menyelesaikan sih no problem. Bahkan juga selama masih ada niat baik dan ada alasan kongkrit tidak masalah. Hehe..
Entah itu takut menghadapi tittle sarjana dengan kata pengangguran atau apalah itu, yang penting fokuslah pada impian kita, karena orang lain hanya bisa menilai dan belum tentu bisa merasakan gimana susahnya kalau ada di posisi kita.
Apa Salahnya Menjadi Mahasiswa Abadi, Kalau Menjadi Sarjana Saja Masih Menganggur
Nah, dari uraian tersebut, Kira-kira Sobat Zona mau menjadi mahasiswa abadi apa mau jadi sarjana pengangguran? Kalau menurut Mimin pilihlah sesuai dengan apa yang ingin kita putuskan, selama kita mau bertanggung jawab dan punya alasan dari setiap keputusan tersebut.
Berikut ulasan sederhana sekalipun agak berat, karena Mimin lagi terbakar emosi, hehe. Oh iya, jangan lupa aktifkan notifikasi untuk selalu update informasi menarik lainnya hanya di zonamahasiswa.id.
Komentar
0