Politik

Apa Jadinya Ketika Pemira Kampus Benar-Benar Tidak Mencerminkan Nilai-Nilai Demokrasi?

Ahmad Zainuri 30 Maret 2021 | 07:50:16

zonamahasiswa.id - Berbagai macam momen yang biasa kita temukan ketika kita kuliah. Mulai urusan mata kuliah hingga urusan tentang persoalan politik kampus, semuanya lengkap mengajarkan mahasiswa belajar bagaimana mendapatkan pengalaman lebih dari teknik dalam belajar yang baik hingga pengalaman tentang menjadi seorang pemimpin yang bisa memanajemen tanggung jawab.

Akhir-akhir ini, kita sering mendengar kabar tentang pemilu, yakni pemilihan umum bagi pemimpin jurusan, fakultas hingga dengan kampusnya masing-masing. Hal itu bagi sebagian mahasiswa yang suka berorganisasi dan juga suka bermain dalam dunia politik, menjadi salah satu kompetisi yang menarik untuk diikuti oleh mereka.

Tidak hanya persoalan kesukaan dalam belajar dunia perpolitikan, akan tetapi bagi sebagian mungkin menjadi salah satu pengalaman yang sangat menarik untuk diikuti. Sehingga, persoalan tersebut selalu menjadi perbincangan yang hangat di lingkungan mahasiswa.

Baca Juga: Berikut Cara Mengenal Jenis, Karakteristik, Metode dan Tujuan Penelitian Sosial

Pemira atau Pemilu Raya di Kampus

Ilustrasi pemilu (Foto: LPM institute)

Pemira atau biasa mahasiswa sebut pemilihan umum kampus merupaka salah satu pemilihan yang dilakukan guna menentukan siapa yang bisa menjadi bagian badang eksekutif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Kegiatan tersebut biasanya sering dilaksanakan dalam satu periode kepemimpinan, bahkan pemira dalam dunia kampus juga tidak kalah berbeda dengan keadaan pemilihan umum pada umumnya, namun hal itu menjadi salah satu kesempatan untuk mereka (mahasiswa) yang benar-benar ingin mempelajari dunia perpolitikan di kampus?

Baca Juga: 5 Cara Ampuh Memanjangkan Bulu Mata Secara Alami

Apakah Pemira Memiliki Nilai demokratis?

Ilustrasi demokrasi (Foto: Goonews)

Bahkan pemira bagi sebagian orang hanya sebatas formalitas, di mana dalam pelaksanaan tidak jauh berbeda dengan alfamart atau Indomaret. Dua kubu atau lebih yang saling bentrok saling adu kampanye politik, tapi dalam satu naungan

Pemira di kampus kata sebagian mahasiswa menyatakan bahwa dalam dunia pemira kampus selalu mengandalkan pendukung mayoritas. Dari kedua belah pihak saling ingin merebutkan jawaban akan hasil penelitian yang mereka ambil.

Akibatnya? Apakah hal itu mencerminkan nilai-nilai Demokrasi? Nah, persoalan tersebut yang juga harus Sobat Zona jalani dengan baik.

Apa Jadinya Ketika Pemira Kampus Benar-Benar Tidak Mencerminkan Nilai-Nilai Demokrasi?

Itulah ulasan mengenai pemira di kampus, jangan lupa tetap semangat dan tinggalkan komen apabila masih dirasa ragu, ya.

Jangan lupa aktifkan selalu notifikasi website Zona Mahasiswa untuk tetap dapat info menarik lainnya.

Baca Juga: Pemprov Jabar Usulkan Pendirian Sekolah Politik Perempuan, Ridwan Kamil: Saatnya Perempuan Masuk Politik Praktis

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150