Inspirational Story

Yuk, Kenal Lebih Dekat Sosok Sederhana Apriyani Rahayu, Sang Penyumbang Emas untuk Indonesia

Nur Uswatun Khasanah 07 Agustus 2021 | 14:21:57

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Mendekati weekend Mimin tahu nih, pasti banyak mahasiswa yang sudah mulai bosan dan tidak lagi semangat. Pengennya pasti rebahan dan juga malas-malasan. Eits, jangan dong masa kalian nggak malu sama kak Apriyani Rahayu yang berhasil memberikan emas untuk Indonesia, lalu apa kontribusi kalian?

Agar sedikit termotivasi yuk, mengenal lebih dekat dengan sosok Apriyani Rahayu dari raket kayu hingga berhasil membawa medali untuk Indonesia. Cus langsung saja baca kisahnya.

Baca Juga: Kisah Jerome Polin: Youtuber Nihongo Mantappu dan Jatuh Bangun Meraih Beasiswa ke Jepang

Raket Kayu Buatan Ayah

Ilustrasi raket kayu Apriyani (Foto: Mimbarbangsa)

Di balik torehan manisnya meraih medali emas Olimpiade, Apriyani ternyata telah melewati perjuangan yang tak mudah. Gadis kelahiran Konawe, Sulawesi Tenggara, 28 April 1998, itu telah menunjukkan minat di bulu tangkis sejak usia 3 tahun.

Agar bisa menekuni hobinya itu, Apriyani awalnya dibuatkan raket dari kayu dan kok dari jerami oleh sang ayah, Ameruddin. Ketika memasuki bangku sekolah dasar (SD), barulah Apriyani meminta untuk dibelikan raket asli.

Jarak yang Jauh Bukanlah Persoalan

Ilustrasi jarak yang jauh (Foto: Liputan6)

Ameruddin menceritakan bahwa sang anak akan menangis apabila tidak diberi raket, dan ia pun menurutinya. Namun, karena keterbatasan ekonomi, Apriyani hanya diberi raket usang yang tali senarnya sudah putus.

Apriyani kemudian mulai berlatih bulutangkis di Gedung Sarana Kegiatan Bersama (SKB), Unaaha, Konawe. Setiap berangkat dan pulang latihan, Ameruddin selalu mengantar dan menjemput sang anak. Namun, ia hanya mengikuti dari belakang memakai motor, sementara Apriyani pergi dan pulang dengan berlari.

Padahal, menurut Ameruddin, gedung tersebut berjarak sembilan kilometer dari rumahnya.

Baca Juga: Jatuh Bangun Merry Riana dan Kisah Mimpi Sejuta Dolar

Awal Mula Ikut Turnamen hingga Membawa Medali Untuk Indonesia

Ilustrasi Apriyani Rahayu (Foto: Cnnindonesia)

Apriyani mulai ikut turnamen bulu tangkis tingkat kecamatan pada 2005, lalu tampil di ajang bulu tangkis junior tingkat Kabupaten Konawe setahun kemudian.

Bakat Apriyani kemudian mulai terlihat ketika ia menjadi juara 2 Pekan Olahraga Daerah (Porda) di Raha, Kabupaten Muna, pada 2007 saat masih duduk di kelas enam SD.

Apriyani terus berlatih hingga akhirnya ia selalu tampil bagus di pertandingan lever junior di tingkat provinsi. Apriyani kemudian bergabung dengan klub PB Pelita Bakrie binaan legenda bulu tangkis Tanah Air, Icuk Sugiarto, di kawasan Kosambi, Jakarta Barat, pada 3 September 2011.

Ia sejatinya nyaris ditolak, namun akhirnya diterima berkat usaha pegawai kantor perwakilan Konawe, Akib Ras. Icuk Sugiarto kemudian memberi Apriyani waktu tiga bulan untuk memperlihatkan kemampuannya, dan harus keluar andai dianggap gagal.

Kesempatan pertamanya datang pada ajang Sirnas Djarum 2012 di Banjarmasin, namun Apriyani langsung kandas di babak pertama. Kegagalan tersebut membuat sang pelatih, Toto Sunarto, mengalihkan Apriyani untuk bermain di nomor ganda, dan terbukti tepat. Di nomor ganda, Apriyani langsung melejit dengan meraih berbagai prestasi nasional dan internasional.

Apriyani kemudian mendapat kesempatan mewakili Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia Junior 2014 di Alor Setar, Malaysia. Berpasangan dengan Rosyita Eka, Apriyani berhasil melaju hingga babak final sebelum kalah dari pasangan Tiongkok.

Ketika kariernya makin menanjak, Apriyani harus kehilangan sang ibu pada November 2015 saat ia tengah mengikuti Kejuaraan Dunia Junior di Peru.

Pada tahun 2017, Apriyani mendatangi pelatih Eng Hian untuk berlatih di Pelatihan Nasional (Pelatnas) Cipayung, Jakarta. Menurut Eng Hian, Apriyani saat itu hanya bermodalkan sebuah raket dan mengantongi uang 200 ribu rupiah.

Pebulu tangkis dengan tinggi 163 cm itu kemudian naik ke level senior pada 2017 untuk dipasangkan dengan Greysia Polii. Berusia 10 tahun lebih muda dari Greysia, Apriyani mampu membangkitkan semangat Greysia yang sempat ingin pensiun.

Penampilan pertama Apriyani dengan Greysia adalah pada kejuaraan Sudirman Cup 2017. Gelar pertamanya adalah BWF Grand Prix Gold di Thailand Open 2017 dan disusul dengan French Open Super Series 2017.

Setelah itu, sejumlah prestasi diraih oleh pasangan Apriyani dan Greysia, termasuk medali perunggu Asian Games 2018 dan tentu saja medali emas Olimpiade Tokyo 2020.

Yuk, Kenal Lebih Dekat Sosok Sederhana Apriyani Rahayu, Sang Penyumbang Emas untuk Indonesia

Bagaimana apakah kalia sudah termotivasi dengan kisah Apriyani Rahayu? Jangan diam, tunjukkan bahwa kalian juga bisa.

Untuk tetap update mengenai informasi menarik seputar dunia perkuliahan dan mahasiswa, jangan lupa untuk mengaktifkan notifikasi postingan website zonamahasiswa.id, ya!

Baca Juga: Sudah Siap Menjadi Maba 2021? Lakukan 7 Hal Berikut Ini Terlebih Dahulu

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150