zonamahasiswa.id - Sebutan 'perawan tua' nyatanya tidak hanya populer di Indonesia saja. Faktanya, negeri tirai bambu alias Cina juga memiliki sebuah budaya yakni Leftover Women atau 'wanita sisa'.
Bahkan, sebutan wanita sisa ini cukup kuat hingga mendarah daging di seluruh generasi keluarga Cina. Seperti yang dirasakan oleh wanita satu ini.
Disebut 'Wanita Sisa'
Wanita muda bernama Xiaoyang Wang ini mungkin terlihat seperti wanita pada umumnya. Tapi siapa sangka, wanita asal Guangzhou, Cina ini sudah dijuluki sebagai 'wanita sisa' alias perawan tua di usianya yang baru 24 tahun.
Xiaoyang adalah salah satu mahasiswi yang diwisuda hari itu di Boston University, Amerika Serikat. Xiaoyang berkesempatan menjadi perwakilan wisudawan yang memberikan sambutan di atas panggung.
Mengawali sambutannya, Xiaoyang mengawali dengan memperkenalkan diri jika ia berasal dari salah satu kota yang tidak terlalu terkenal di Cina, yaitu Kota Guangzhou.
Ia juga menjelaskan jika dirinya berasal dari keluarga yang sangat tradisional dan sangat kolot. Mungkin kebanyakan para hadirin wisuda saat itu masih kebingungan dengan ke mana arah sambutan Xiaoyang ini.
Ia lantas menjelaskan sebuah perumpamaan. "Ketika sebagian besar orang tua sangat bahagia bisa hadir di sini (Boston University), orang tua saat ini benar-benar sedih," ucap Xiaoyang.
Sebagai tambahan, orang tua Xiaoyang juga sedih dan kecewa ketika putrinya itu pergi ke Amerika Serikat untuk kuliah 2 tahun lalu. Xiaoyang lantas menjelaskan alasan di balik ucapannya itu.
"Ini alasannya. Aku berusia 24 tahun dan aku belum menikah," ucap Xiaoyang dengan mata sedikit sedih bercampur miris.
Xiaoyang lantas melanjutkan ucapannya, ia menjelaskan jika dirinya kini dijuluki sebagai 'wanita sisa' di negaranya, Cina. Xiaoyang lantas menjelaskan apa arti wanita sisa di negaranya.
"Untuk kalian yang belum tahu apa arti wanita sisa itu, wanita sisa adalah mereka yang sudah 'terlalu tua' untuk masih menjomblo," terangnya.
Xiaoyang lantas menjelaskan salah satu sisi negatif dibesarkan dalam keluarga tradisional nan kolot adalah wanita tidak pernah didukung untuk mengeksplorasi diri dan bakatnya ataupun keinginan untuk berubah.
Hal itu kembali ditegaskan Xiaoyang dengan pandangan orang Cina terhadap wanita. "Karena aku adalah seorang wanita dan aku harus diam," ucapnya.
"Karena aku adalah seorang wanita, aku harus mencari laki-laki yang baik dan menikah sebelum aku terlalu tua di pasaran," tambahnya.
"Karena aku adalah seorang wanita, aku harus segera mencari pekerjaan setelah lulus kuliah dan menghindari pekerjaan berisiko tinggi," tambahnya lagi.
Namun karena Xiaoyang memiliki pandangan yang berbeda dari kebanyakan masyarakat Cina, Xiaoyang memutuskan untuk berkuliah di Amerika Serikat dan tidak ingin mengikuti budaya Cina tersebut yang dianggapnya terlalu mengekang hak wanita.
Xiaoyang lantas menceritakan sedikit kilas balik momen ketika dirinya hendak berangkat kuliah ke Amerika. Ia mengaku merasa takut dan tak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, sembari duduk diam di Bandara Internasional Guangzhou.
Xiaoyang juga menceritakan bagaimana ketakutan yang dihasilkan dari budaya di negaranya mempengaruhinya di negara asing. Namun dengan berusaha tenang, Xiaoyang akhirnya berhasil untuk menaklukkan semuanya.
Dari yang awalnya berada di posisi account executive hingga menjadi account supervisor yang mengawasi 2 tim, Xiaoyang terus membuktikan diri jika ia mampu terus maju hingga akhirnya dipromosikan sebagai director yang bertanggung jawab untuk seluruh agensi.
Sambutan Xiaoyang yang dilakukannya pada wisuda Boston University pada tanggal 25 Mei 2016 silam itu berhasil memukau dan membuka mata seluruh orang bahwa semua orang bisa jadi apapun yang diinginkannya tanpa ada yang bisa menghalangi.
Berikut ini video Xiaoyang ketika memberikan sambutan di wisudanya: Lulusan Boston University, Wanita Ini Dijuluki 'Wanita Sisa'.
Wanita Ini Lulusan Boston University, Tapi Malah Dijuluki 'Wanita Sisa' di Kampung Halamannya
Itulah ulasan mengenai momen Xiaoyang Wang, lulusan Boston University yang dijuluki wanita sisa di kampung halamannya, Cina, karena belum menikah hingga usia 24 tahun.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca juga: Ini Kisah Fani, Waria Berbadan Maskulin: Ibu Saya Bidan, Bapak TNI AD dan Saya Lulusan S1 Ekonomi
Komentar
0