zonamahasiswa.id - Siswa SD di Tasikmalaya meregang nyawa usai diduga menjadi korban perundungan teman-temannya. Murid kelas IV sekolah dasar tersebut diduga mengalami depresi berat.
Bocah SD berinisial PH (11) asal Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya awalnya mengaku sempat dipukuli temannya. Bukan hanya itu, bahkan korban pun dipaksa menyetubuhi seekor kucing.
Baca Juga: Mahasiswi Diberi Uang Rp100 Ribu Usai Ngaku Dilecehkan Profesor UHO
Kronologi Kejadian
Melansir Pikiran Rakyat, aksi perundungan tersebut direkam oleh teman-temannya hingga korban mengalami depresi berat. Terlebih, PH sampai tidak mau keluar rumah.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto mengungkap awal perundungan semula diketahui dari rekaman video yang tersebar di media sosial.
Dalam video tersebut menunjukkan korban dipaksa sejumlah orang yang diduga teman-temannya untuk menyetubuhi seekor kucing. Korban pun juga dipaksa dan diancam oleh teman-temannya tersebut.
"Korban diduga sempat mengalami dugaan perundungan sampai depresi dan akhirnya meninggal dunia. Bentuk perundungannya adegan tidak senonoh. Korban dipaksa dan diancam teman sepermainannya," tutur Ato (20/7).
Sebelumnya, PH kerap menjadi korban perundungan hingga enggan keluar rumah dan selalu terlihat murung. Bahkan korban enggan makan dan minum hingga kesehatannya pun terganggu.
Ketika kesehatannya mulai memburuk, keluarga korban membawanya ke rumah sakit. Namun nyawa bocah SD itu sudah tak tertolong. Sementara, AD (41) dan TI (39) orang tua korban merasa terpukul dan berduka dengan kejadian yang menimpa sang anak.
Ibu korban, TI menjelaskan anaknya sering mengeluhkan sakit tenggorokan akibat kerap dipukul temannya. Dalam hal ini, Ato mengungkap kondisi psikis orang tua korban masih belum stabil hingga ditawarkan pendampingan psikologis.
"Kedua orang tua korban masih belum stabil kondisi psikisnya. Oleh karena itu, kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologis juga mungkin mendampingi dalam proses hukumnya," lanjut Ato.
Di sisi lain, Panit Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi Santoso menututurkan belum menerima laporan terkait kejadian perundungan ini. Meski demikian, pihak kepolisian bergerak cepat melakukan penyelidikan secara mendalam.
"Kami belum menerima laporan. Namun, anggota kami segera ke lokasi untuk proses pendalaman," ucap Dwi.
Terungkap Pelaku Berjumlah 4 Orang
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID), Ato Rinanto menyebut pelaku diduga berjumlah empat orang yang merupakan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Para perlaku masih anak-anak di bawah umur dan kita akan melakukan pendampingan kepada keluarga korban dan agar para pelaku bisa membuka mata," tuturnya.
Menyadur Merdeka, berdasarkan keterangan dari teman-teman korban serta tetangganya, diketahui keempat pelaku melakukan perundungan sembari direkam menggunakan ponsel.
Sementara, Ato menjelaskan video tersebut tersebar di media sosial dengan durasi 50 detik dan terekam ketika para pelaku mengolok-olok korban. Pihaknya pun segera membuat laporan resmi ke pihak berwajib melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak.
"Langkah ini kami ambil karena video durasi 50 detik sudah menjadi konsumsi publik. Ini agar diketahui juga siapa pelaku yang menyebarkan video tersebut," kata Ato.
Menurutnya, sangat diperlukan pengawasan dan edukasi kepada anak maupun orang tua agar kejadian yang sama ta terulang kembali.
"Dengan kasus yang terjadi ini harus lebih dipahami akan pentingnya pengawasan dan edukasi kepada anak-anak maupun para orang tuanya supaya kejadian tidak terulang lagi," tandasnya.
Mengenai ini, DPRD Tasikmalaya menilai pemerintah harus cepat turun tangan menangani kasus tersebut. Sejalan dengan itu, Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Asep Sopari Al Ayubi menjelaskan kasus tersebut merupakan kejadian yang darurat.
"Ini kan sebenarnya seperti fenomena gunung es perundungan ini. Kerap terjadi di masyarakat pada anak-anak. Ini darurat, Pemda harus segera bertindak dengan menghadirkan solusi kongkrit agar kejadi serupa tidak terulang," pungkas Asep mengutip Detik (21/7).
Siswa SD Meninggal Dunia Akibat Depresi Usai Dipaksa Setubuhi Kucing
Itulah ulasan mengenai siswa Sekolah Dasar (SD) berinisial PH yang diduga menjadi korban perundungan empat temannya hingga mengalami depresi sampai meninggal dunia usai dipaksa untuk menyetubuhi kucing.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Baca Juga: Mahasiswa IPB Dituding Pro-LGBT hingga Cemarkan Nama Baik Kampus
Komentar
0