zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Gimana kabarnya? Semoga baik dan sehat selalu ya. Sans balik lagi dengan cerita horor yang pastinya bakal bikin kalian penasaran. Nah, kali ini Sans bakal mengulas cerita horo di salah satu kampus ternama yakni Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta.
Universitas yang berlokasi di Tangerang ini berdiri pada tahun 1994. Mempunyai gaya arsitektur yang menarik, menjadikan kampus ini banyak diincar para mahasiswa baru. Selain itu, cerita tentang lika-liku perkuliahan hingga mahasiswanya juga sangat menarik untuk dikulik. Apalagi, cerita horor yang pastinya sangat sayang jika dilewatkan.
Seperti cerita salah satu mahasiswa baru yang baru saja menjajaki dunia perkuliahan dan mengikuti serangkaian kegiatan ospek, harus bertemu dengan yang namanya setan. Bukan itu aja, masih banyak cerita horor lainnya yang menjadi urban legend kampus ini.
Nah, biar Sobat Zona nggak penasaran lagi dengan sosok penunggu kampus bergengsi UPH Jakarta. Yuk, langsung aja Sans mulai ceritanya. Eits, jangan lupa matikan lampu dan aktifkan mode horornya. Selamat membaca!
Saat itu, Leo masih menjadi mahasiswa baru di kampus UPH Jakarta. Tepatnya pada tahun 2016, dia mengikuti serangkaian ospek dari kampus. Salah satunya adalah menginap di kampus.
Dari situ, cerita Leo bertemu dengan sosok penunggu kampus di mulai. Pengalaman menegangkan yang sudah terjadi bertahun-tahun ini menjadi momok bagi sebagai mahasiswa kampus tersebut.
Hari yang cerah suasana yang asri, Leo mengikuti kegiatan ospek kampus dengan gembira. Suasana hatinya mengembang bak bunga bermekaran. Entah apa yang membuatnya sangat antusias, yang jelas dia senang telah menjadi mahasiswa.
Kala itu, panitia ospek sudah mengumumkan bahwa kegiatan di hari tersebut akan dilaksanakan sehari penuh. Mau nggak mau, Leo harus menginap di kampus itu sesuai anjuran panitia.
Leo bersama teman barunya, Adistya cewek cantik yang banyak dilirik kating. Adis berpakaian serba modis yang tentunya sangat serasi dengan Leo. Mahasiswa berparas manis dengan lesung pipinya yang indah.
Waktu istirahat, mereka berdua duduk di pelataran kampus dengan memandang indahnya bangunan gedung kampus di sana. Tiba-tiba saja, terbesit di kepala Adistya bercerita tentang penunggu di kampus tersebut.
"Lu tau gak, katanya di kampus ini ada penunggunya yang katanya sih neyeremin banget," ujarnya.
"Yaelah Dis, tiap tempat apapun emang ada penunggunya kagak kampus ini doang," balas Leo.
"Yaiya, tapi gue kan bahas yang di kampus ini gimana sih," tutur Adistya dengan cemberut.
"Hmm gue iyain biar seneng deh," canda Leo.
Sebenarnya, Adistya mengetahui cerita sosok penunggu itu dari kakaknya sekaligus alumni kampus itu. Kalau dideskripsikan mirip sama genderuwo sih, tapi entah benar nggaknya Adistya nggak yakin.
Sementara Leo sama sekali nggak memperdulikan penunggu, setan, atau apapun itu. Singkat cerita, setelah istirahat mereka melanjutkan kegiatan ospek lainnya.
Seperti waktu yang berjalan cepat, jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Panitia pun membagi mahasiswa dalam beberapa kelompok dan menyuruh mereka ke kamar masing-masing.
Kali ini, Leo harus berpisah dengan Adistya. Dia harus satu kelompok dengan mahasiswa lain yang berjumlah 6 orang. Sesaat setelah pembagian, dia bergegas menuju kamarnya untuk bersiap-siap mengikuti acara selanjutnya.
Pukul 8 malam, semua mahasiswa harus berkumpul di lokasi yang telah ditentukan panitia. Acara kali ini lebih santai dari sebelumnya, hanya bernyanyi menikmati malam dan api unggun yang berkobar.
Leo sempat berbincang dengan salah satu panitia, hanya sekadar berkenalan saja. Dia menyebutnya sebagai Kak Victor. Entah apa yang mereka bicarakan, sampai-sampai banyak yang melirik ke arah Leo dan Kak Victor.
Terlarut dalam pembicaraan yang menyenangkan, sampai Leo nggak mendengar perintah dari panitia untuk kembali ke kamar masing-maisng. Ya, hari itu sudah larut malam tepatnya sudah pukul 10 malam.
Leo yang kembali terakhir setelah berbincang, sedikit merinding ketika melewati gedung tua kampusnya. Bahkan dia sampai merasa ada yang mengikutinya dari belakang, padahal saat dirinya menoleh nggak ada apa-apa.
"Haduh, perasaan gue nggak tenang banget kek ada yang ngikutin mulu dari tadi," batinnya.
Dia sedikit berlari agar cepat sampai di kamarnya. Sesampainya, Leo membuka pintu dan sedikit kaget.
Kriet..
"Lah udah pada tidur, mana lampunya dimatiin," gumamnya seraya menyalakan senter dari ponselnya.
Mengikuti teman sekamarnya, Leo pun ikut berbaring di tempat yang telah disediakan. Dia mencoba memenjamkan matanya sembari mendengarkan alunan melodi musik klasik yang menenangkan.
Leo bukan termasuk orang yang cepat tidur. Di saat teman sekamarnya sudah terlelap hingga mendengkur, hanya dia saja yang masih bergerak ke sana-sini membenarkan posisi tidurnya.
Karena nggak bisa tidur, akhirnya Leo memutuskan untuk melihat YouTube. Ketika jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, dalam kegelapan Leo melihat salah satu teman sekamarnya terbangun.
Waktu itu, teman Leo menggunakan jaket bewarna biru dongker yang hampir nggak terlihat karena minimnya penerangan. Sekejap, Leo melihat temannya itu berjalan mengarah ke dinding yang berada di sebelah pintu.
Leo hanya memperhatikan temannya yang memakai jaket hoodie itu merogoh tasnya mengambil tisu. Dia sempat ingat bahwa temannya itu emang sedang flu, maka dari itu Leo pun nggak kaget saat melihat temannya.
Kemudian setelah lega membersihkan hidungnya, Leo melihat mahasiwa itu kembali berjalan menuju tempat tidurnya. Nggak membutuhkan waktu lama bagi temannya untuk tidur terlelap.
Sementara Leo yang nggak bisa tidur, akhirnya asyik dengan ponsel miliknya. Dia pun sempat menghubungi Adistya untuk menemani dirinya. Namun zonk, cewek cantik itu sudah terlelap dalam mimpi indahnya.
"Bosen banget, nggak bisa tidur lagi. Enaknya ngapain ya," batinnya sembari memainkan ponselnya mencari sesuatu yang menyenangkan.
Nggak terasa, Leo keasyikan bermain ponselnya sampai pukul 2 dini hari. Dia sempat kaget melihat jam yang ternyata sebentar lagi pagi akan menyambut. Nggak kalah kagetnya, ketika Leo mendengar sesuatu.
Srek..
Sontak Leo menoleh dan melihat ada seseorang yang berjalan kearah dinding. Dia mengira itu temannya yang flu tadi dan mungkin mengambil tisu lagi.
Srek.. srek.. srek..
Suaranya sangat berisik, hingga mata Leo tertuju pada temannya itu. Sama seperti temannya yang tadi, mahasiswa itu pun juga menggunakan jaket.
Seperti nggak menemukan apa yang dia cari, teman Leo itu pun kembali merogoh isi tasnya dengan sangat berisik. Pikir Leo, temannya itu nggak nyaman tidur dengan keadaan flu.
Namun yang aneh, Leo memperhatikan jaket dari temannya itu snagat panjang berbeda dengan yang dipakai sebelumnya. Dia pun bertanya-tanya dalam hatinya, apa dirinya yang slaah lihat dalam kegelapan atau memang ia menggunakan jaket lain.
"Perasaan tadi pake hoodie pendek deh, nggak panjang kayak gitu," batinnya seraya memperhatikan gerak-gerik temannya.
Meskipun sudah merasa ada yang janggal, Leo terus memperhatikan mahasiswa itu dalam diam. Berharap temannya itu nggak tahu bahwa dirinya memperhatikannya.
Saat itu, leo mengintip dengan mata yang disipitkan, terlihat seolah-olah dirinya sedang tertidur. Padahal dia mengamati apapun yang dilakukan temannya.
Berisik!
Batin Leo yang sedari tadi terus menatap temannya yang terdengar seperti memainkan kantong plastik. Karena nggak tahan, hampir saja Leo beranjak dari kasurnya dan menegur mahasiswa itu. Tapi, dia mengurungkan niatnya hingga melihat pemandangan mengerikan di depannya.
Sret..
Mahasiswa itu perlahan menolehkan kepalanya menghadap Leo. Badannya gemetar hebat sangat ketakutan, itu bukan temannya melainkan...
Leo yang berpura-pura tidur, terlihat sangat takut tapi terus mengintip ke sosok mengerikan itu. Tiba-tiba saja, sosok itu berdiri mengangkat tangannya ke atas dan menggaruk dinding di depannya.
KRAK.. KRAK..
Dengan kukunya yang sangat panjang, sosok itu menggaruk dinding dengan kasar. Sosok menyeramkan itu terlihat seperti sangat marah.
Leo merinding mendengar suara garukan itu tapi sesekali dia tetap mengitip memperhatikan sosok makhlus halus tersebut. Dalam suasana sepi dan gelp gulita, hanya Leo yang terjaga, mendengar suara aneh, hingga melihat sosok mengerikan itu.
Dia sangat ketakutan, sampai dia nggak bisa berpikir apapun. Ingin berteriak, namun takut sosok itu akan berbalik menoleh ke arahnya.
Deg Deg..
Karena rasa takutnya yang sangat besar, Leo akhirnya menutup mata erat-erat dan nggak lagi mengintip ke sosok tersebut. Beberapa saat kemudian, suara garukan itu perlahan menghilang.
Leo yang masih terjaga walaupun berpura-pura tidur, perlahan membuka matanya. Melihat ke arah pintu dan nggak menemukan sosok itu lagi. Lantas dia mengarahkan pandangannya menuju meja di ujung kamar tidurnya, ternyata..
AKKHHH..
Sosok itu melihat ke arahnya dengan mata merah menyala, sontak saja temannya yang lain pun buru-buru bangun dan menghidupkan lampu.
"Kenapa bro?" tanya temannya bernama Didgo.
"Gue abis liat genderuwo di situ," tunjuk Leo dengan gemetaran.
"Oh itu," balasnya.
"Lah lu tau si genderuwo itu?" sambung temannya yang lain seraya mengambilkan minum untuk Leo.
"Dari awal gue masuk, dia di situ sebelah meja," terang Digdo.
Mahasiswa lain pun hanya diam dan saling melempar pandangan. Begitu pula dengan Leo yang masih merasa ketakutan.
Hingga akhirnya teman sekamar Leo menemani dirinya hingga pagi pun datang. Leo nggak tidur sama sekali, samapi dirinya bersiap-siap mengikuti acara penutupan ospek dan bertemu dengan Kak Victor.
Dia menceritakan pengalaman mengerikan itu pada katingnya, hingga cerita horor mengenai sosok penunggu kampus itu terdengar ke mahasiswa lain. Kisah ini pun menjadi pengalaman menegangkan sekaligus menyeramkan yang nggak bisa dilupakan Leo.
Seram! Cerita Mahasiswa Ospek Bertemu Sosok Penunggu Kampus UPH Jakarta
Hmm entah ada yang percaya atau nggak dengan cerita tersebut. Bagaimana menurut Sobat Zona, pernah mengalami kejadian serupa seperti Leo? Kalau ada, boleh nih sharing sama Sans tentang cerita horor yang ada di kampus kalian. Yuk, tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa.
Baca Juga: Merinding! Sosok Penghuni Lantai Terlarang di Kampus Binus Jakarta
Komentar
1