Berita

Seorang Mahasiswa Meninggal saat Dampingi Pejabat Kunker ke Austria, PPI Belanda Tuntut Pertanggungjawaban

Muhammad Fatich Nur Fadli 09 September 2025 | 16:02:13

Zona MahasiswaKabar duka datang dari Wina, Austria. Seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Belanda, Muhammad Athaya Helmi Nasution (18), meninggal dunia saat bertugas mendampingi kunjungan kerja sejumlah pejabat Indonesia. Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda menyoroti dugaan kelalaian dan sikap abai dari pihak penyelenggara acara.

Baca juga: Sarjana Asal Lamongan Jadi Korban Mutilasi di Mojokerto, Potongan Tubuh Korban Berjumlah Ratusan, Kepala Masih Disimpan di Belakang Lemari

Menurut keterangan PPI Belanda di Instagram, Athaya meninggal pada 27 Agustus 2025. Ia bertugas sebagai pemandu (LO/liaison officer) dalam kunjungan kerja tertutup yang melibatkan pejabat dari DPR, OJK, dan Bank Indonesia. Athaya diketahui meninggal akibat heatstroke atau sengatan panas yang berujung pada stroke, setelah menjalankan tugas pendampingan sejak pagi hingga malam.

PPI Belanda mengecam keras sikap pihak event organizer (EO) dan koordinator LO yang dinilai tidak menunjukkan empati. "Alih-alih mengunjungi tempat penginapan saat almarhum menghembuskan napas terakhir, acara kunjungan kerja terus bergulir di mana pihak EO justru terus sibuk mengurus persiapan acara makan-makan bersama pejabat publik di restoran," tulis PPI Belanda.

Pihak keluarga juga melaporkan adanya dugaan upaya penutupan informasi oleh EO terkait detail kegiatan dan siapa saja yang didampingi Athaya di Wina.

Respons Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia telah memberikan respons terkait insiden ini. Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Yudha Nugraha, mengatakan KBRI Wina telah memberikan bantuan kekonsuleran. Bantuan tersebut meliputi pengurusan dokumen, koordinasi dengan otoritas setempat, serta pemulasaran jenazah. Jasad Athaya telah dipulangkan ke Tanah Air pada 4 September 2025 sesuai permintaan keluarga.

Yudha Nugraha membenarkan bahwa Athaya bertugas mendampingi delegasi RI dalam pertemuan dengan otoritas Austria. Ia menambahkan, penugasan mahasiswa sebagai panitia sepenuhnya dikelola oleh pihak EO dari Indonesia.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam mempekerjakan mahasiswa untuk tugas pendampingan, serta perlindungan yang seharusnya diberikan. PPI Belanda dan publik menuntut transparansi dan pertanggungjawaban penuh atas insiden tragis ini.

Baca juga: Remaja di Koltim Gorok Bocah Perempuan saat Berangkat Ngaji hingga Tewas Gegara Dendam Diejek

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150