Berita

Santri di Aceh Nekat Bakar Asrama Pesantren Gegara Kesal Kerap Di-Bully dan Disebut Idiot!

Muhammad Fatich Nur Fadli 08 November 2025 | 18:05:35

Zona MahasiswaLingkungan pendidikan agama di Aceh Besar dikejutkan oleh insiden kebakaran yang ternyata dipicu oleh aksi sengaja seorang santri. Seorang santri laki-laki di Pondok Pesantren Babul Maghfirah ditangkap polisi karena diduga nekat membakar asrama pesantren. Motif di balik pembakaran ini sangat memprihatinkan: balas dendam karena kerap menjadi korban bullying atau perundungan oleh teman-temannya.

Kebakaran di pesantren yang berlokasi di Gampong Lam Alue Cut, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, ini terjadi pada Jumat dini hari (31/10/2025).

Lingkungan pendidikan agama di Aceh Besar dikejutkan oleh insiden kebakaran yang ternyata dipicu oleh aksi sengaja seorang santri. Seorang santri laki-laki di Pondok Pesantren Babul Maghfirah ditangkap polisi karena diduga nekat membakar asrama pesantren. Motif di balik pembakaran ini sangat memprihatinkan: balas dendam karena kerap menjadi korban bullying atau perundungan oleh teman-temannya.

Kebakaran di pesantren yang berlokasi di Gampong Lam Alue Cut, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, ini terjadi pada Jumat dini hari (31/10/2025)

Baca juga: Mahasiswa Yatim Piatu Tewas Dikeroyok saat Numpang Tidur di Masjid Agung Sibolga

Korban Bullying yang Berujung Kriminal

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Joko Heri Purwono, mengonfirmasi bahwa pelaku, yang masih di bawah umur dan berasal dari Aceh Besar, mengaku melakukan pembakaran tersebut karena merasa tertekan secara mental.

Pelaku mengaku telah mengalami tindakan bullying yang dilakukan oleh beberapa temannya, tindakan bullying yang dialami anak pelaku di antaranya anak pelaku sering dikatakan idiot ataupun tolol,” kata Kombes Joko Heri Purwono, Kamis (6/11/2025).

Tekanan mental yang ekstrem inilah yang memicu niat pelaku membakar gedung asrama. Tujuannya sangat jelas dan tragis: Agar semua barang-barang milik teman-temannya yang selama ini sering melakukan bullying terhadap dirinya agar habis terbakar,” jelas Kapolresta.

Kronologi dan Kerugian Kebakaran

Peristiwa itu bermula ketika seorang santri melihat api menyala di lantai dua gedung asrama putra, yang merupakan bangunan kosong. Api kemudian menjalar cepat ke bangunan lain, termasuk kantin dan salah satu rumah milik pembina yayasan.

Meskipun api berhasil dipadamkan setelah petugas pemadam dikerahkan, kebakaran ini menyebabkan asrama putra, kantin, rumah pembina, serta barang-barang milik santri ludes terbakar.

Tragisnya, ini adalah kebakaran ketiga yang dialami pesantren pimpinan Ustaz Masrul Aidi dalam dua tahun terakhir. Ustaz Masrul lantas membuat laporan resmi ke polisi, yang kemudian melakukan penyelidikan.

Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan petunjuk penting, termasuk rekaman CCTV. Pelaku terekam kamera CCTV saat beraksi mengenakan hodie warna hitam, menguatkan bukti keterlibatannya.

Saat ini, polisi masih terus mendalami kasus perundungan yang dialami pelaku, termasuk mencari tahu apakah pelaku pernah melaporkan aksi bullying tersebut kepada pihak pesantren sebelumnya.

Kasus ini kembali menyoroti betapa berbahayanya dampak bullying di lingkungan pendidikan, yang tidak hanya menghancurkan korban secara mental, tetapi juga berpotensi memicu aksi kriminalitas yang merugikan banyak pihak.

Baca juga: Orang Tua Murid Nggak Terima Anaknya Ditampar Guru, Ancam Lapor KDM

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150