Berita

Orang Tua Murid Nggak Terima Anaknya Ditampar Guru, Ancam Lapor KDM

Muhammad Fatich Nur Fadli 06 November 2025 | 16:36:56

Zona MahasiswaSebuah video perselisihan antara seorang guru dan orang tua siswa di SMP Negeri 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, viral di media sosial. Pemicunya adalah dugaan kekerasan fisik berupa tamparan ringan yang dilakukan guru terhadap siswa yang melanggar disiplin.

Ironisnya, saat orang tua siswa mengancam akan melaporkan kasus ini kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (yang akrab disapa KDM), sang guru justru balik menantang.

Baca juga: Geger! Penemuan Mayat Tanpa Identitas di Puncak Gunung Ciremai Jalur Linggajati, Pendakian Ditutup Sementara

Adu Mulut dan Tantangan ke KDM

Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang terlibat adu mulut adalah Rana Saputra. Sementara siswa yang ditampar berinisial ZR (16).

Dalam video yang beredar, terdengar orang tua siswa menuding guru, “Lah ini anda main gampar-gampar aja. Pak Dedi tolong lah,” serunya.

Rana Saputra yang mendengar ancaman tersebut tidak gentar. “Laporin saja ke Pak Dedi Mulyadi, saya tunggu,” tantangnya balik, memicu ketegangan yang membuat guru-guru lain di kelas harus melerai.

Kronologi Pelanggaran dan Sanksi Fisik

Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Jalancagak, Yaumi Basuki, menjelaskan bahwa insiden ini berawal dari upaya penegakan disiplin oleh Rana Saputra pada Senin (3/11/2025) setelah upacara bendera.

Siswa ZR dan tujuh siswa lainnya kedapatan melakukan pelanggaran serius: meloncat pagar sekolah untuk bolos. Pelanggaran ini dianggap fatal karena pagar tersebut baru selesai dibangun, dan siswa telah diwanti-wanti untuk menjaganya.

Yaumi Basuki membenarkan adanya tindakan disiplin berupa tamparan ringan terhadap delapan siswa tersebut, namun pihak sekolah mengakui bahwa cara tersebut keliru.

Kami ingin menegakkan kedisiplinan, namun kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik,” ujar Yaumi, berjanji akan mengevaluasi dan mencari solusi mendisiplinkan siswa tanpa melibatkan kekerasan fisik di masa depan.

Sementara itu, Rana Saputra saat ditemui Dedi Mulyadi, membeberkan bahwa siswa ZR memiliki sederet catatan pelanggaran lain, termasuk merokok, berkelahi, dan mengganggu kelas lain.

Mediasi Gagal, KDM Turun Tangan

Pihak sekolah sebenarnya sudah berupaya memediasi antara Rana Saputra dan orang tua ZR, Deni Rukmana (38), pada Selasa (4/11/2025). Yaumi Basuki menyebut keduanya sudah sepakat saling memaafkan.

Namun, Deni Rukmana, sang ayah, mengaku kedatangannya ke sekolah hanya untuk klarifikasi baik-baik. Menurutnya, situasi memanas karena sang guru bersikap defensif. Meski sudah ada kata maaf, Deni tetap memutuskan mempublikasikan kejadian ini ke media sosial.

Penyelesaian Kekeluargaan di Bawah Pengawasan KDM

Kasus ini akhirnya tuntas setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turun tangan dan memfasilitasi pertemuan antara pihak keluarga siswa dan guru.

Kang Dedi Mulyadi memastikan bahwa kasus ini diselesaikan secara damai dan kekeluargaan, tanpa melibatkan proses hukum dan tanpa menyisakan dendam.

Masalahnya kita selesaikan dengan baik. Tidak ada dendam dan tidak ada proses hukum. Semua berdamai demi pendidikan anak Jawa Barat,” ungkap Kang Dedi Mulyadi melalui akun media sosialnya.

Ayah ZR, Deni, juga menyatakan bahwa peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, berharap ke depan guru semakin semangat mendidik, dan anak-anak bisa menjadi lebih baik.

Kang Dedi Mulyadi menutup kasus ini dengan memberikan peringatan penting kepada seluruh tenaga pendidik di Jawa Barat: guru harus tetap berani mendisiplinkan siswa, tetapi harus dilakukan dengan cara yang mendidik dan tanpa kekerasan. Ia menyarankan metode sanksi yang membangun karakter, seperti mengepel lantai atau membersihkan toilet, sebagai alternatif.

Baca juga: Bikin Mewek, Suami Ceraikan Istri 3 Hari Jelang Pelantikan PPPK “Baju Pelantikan Saya Beli dari Jual Gorengan, Tapi Saya Ditinggal!”

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150