Berita

PUBG Difatwa Haram di Aceh, Atlet e-Sport Asal Aceh Malah Raih Medali Emas SEA Games Lewat PUBG

Alif Laili Munazila 19 Mei 2023 | 12:11:43

zonamahasiswa.id - Gelaran SEA Games 2023 di Kamboja kemarin turut jadi momen membahagiakan bagi kontingen e-Sports PUBG Indonesia, tak terkecuali bagi pemuda asal Aceh ini. Meski Aceh sudah memfatwa haram gim ini, nyatanya ia masih mampu mengharumkan nama bangsa dengan perolehan medali emas.

Baca juga: Cucu Nenek Hafsah ‘Veteran Terdzolimi’ Minta Keadilan, Respon Bapak Wali Kota Malah Begini

Atlet Aceh Sumbang Emas di PUBG

Dalam gelaran ajang SEA Games 2023 di Kamboja beberapa waktu lalu, Indonesia turut mengirimkan kontingen atlet e-Sportsnya ke turnamen internasional itu. Di antara atlet e-Sports tim nasional Indonesia itu terdapat dua pemuda asal Indonesia, yakni Teuku Muhammad Kausar (Ponbit) serta Rusli Jaya (Bobohoo).

Ponbit dan Bobohoo ini masuk ke dalam tim Player Unknown's Battle Grounds (PUBG) Mobile Indonesia untuk SEA Games 2023. Ponbit bahkan berhasil meraih medali emas untuk Indonesia meskipun kampung halamannya, Aceh, sudah mengeluarkan fatwa dan mengharamkan permainan online tersebut.

Meskipun sudah dikeluarkan fatwa haram mengenai gim PUBG ini, nyatanya tak menghalangi langkah Ponbit dan Bobohoo untuk terus menekuni hobi sekaligus keahliannya itu. Pemerintah Aceh memang tidak memberikan dukungan langsung kepada keduanya, terkait dengan fatwa haram PUBG. Namun begitu, Ponbit menyatakan jika dirinya mendapatkan dukungan nonmaterial dari Esports Indonesia Aceh (ESI Aceh).

Ponbit mengaku jika PUBG ini tak lagi dianggapnya sebagai permainan, namun sudah dianggapnya sebagai mata pencaharian bahkan dikerjakannya secara profesional. "Bisa dibilang ini sudah jadi profesi karena banyak yang bergantung pada pekerjaan di bidang elektronik. Dan ketika kami bertanding pun kami bertanding layaknya profesional," tuturnya.

Akhirnya perjuangan Ponbit dan Timnas PUBG Indonesia membuahkan hasil. Indonesia berhasil menyabet medali emas melalui Ponbit. Hal ini pun jadi perhatian khusus Sekretaris umum ESI Aceh, Cut Ema Aklima.

Ema berharap agar prestasi medali emas Ponbit di turnamen PUBG internasional ini bisa jadi inspirasi dan contoh untuk generasi muda Aceh lainnya agar mereka bisa menelurkan prestasi di banyak hal.

"Kami sangat senang, bangga dan bersyukur atas apa yang diraih oleh Ponbit, semoga Ponbit bisa menjadi contoh serta inspirasi untuk pemuda dan pemudi di Aceh, bahwasanya dari gim juga kita masih bisa punya masa depan tetapi semua itu tidak akan didapat dengan mudah tanpa kerja keras," tutur Ema.

Ema pun turut menyaksikan secara langsung pertandingan yang diikuti Ponbit. Setelah suksesnya gelaran SEA Games 2023 ini, Ema mengaku jika ESI Aceh kini fokus untuk mempersiapkan atlet e-Sports untuk kejuaraan PON dan Kejurda 2023 nanti.

Aceh Fatwa Haram PUBG

Pada Juni 2019 lalu, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa PUBG dan gim sejenisnya itu haram untuk dimainkan di Aceh. MPU memiliki alasan tersendiri, diungkapnya jika gim online itu menimbulkan dampak negatif untuk masyarakat, terlebih anak-anak muda Aceh.

Fatwa PUBG haram itu juga tak begitu saja dikeluarkan. Sebelumnya, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah memberikan perintah langsung mengenai gim PUBG tersebut. Alhasil, fatwa haram tersebut menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat Aceh.

Terlebih generasi muda Aceh, mereka jadi satu dari beberapa pihak yang kontra akan fatwa tersebut. Apalagi, kini gim online terutama PUBG sudah jadi mata pencaharian anak-anak muda, tak terbatas hanya untuk hiburan semata.

Sekretaris umum ESI Aceh, Cut Ema Aklima memberikan sikapnya mengenai fatwa haram PUBG yang ada di Aceh. Ema menyatakan jika sebenarnya tujuan yang ingin dicapai MPU dan ESI Aceh, sama-sama ingin mengajak generasi muda Aceh jadi lebih baik lagi di tengah gempuran perkembangan teknologi dan zaman.

Tetapi ada sedikit perbedaan antara MPU dan ESI Aceh. Ema menyatakan jika ESI Aceh tidak serta merta melarang generasi muda untuk bermain gim tanpa memberikan solusi yang baik bagi semua pihak. Padahal, e-Sports sudah disahkan jadi salah satu cabang olahraga di Indonesia sejak 3 tahun lalu.

Aceh melalui Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) menyatakan ada tiga alasan utama mengapa mereka melarang permainan online ini. MPU menyatakan jika PUBG dan gim sejenisnya ini bisa menyebabkan kecanduan, mengganggu kesehatan, hingga dzolim terhadap diri sendiri.

Bahkan, salah satu ulama Aceh yang menduduki jabatan sebagai Ketua MPU Aceh Barat, Abdurrani Adian, meminta agar para pemain gim PUBG ini diberikan hukuman cambuk, sebagaimana hukum Aceh yang sudah banyak diketahui publik.

"Kalau cuma fatwa saja tidak dibarengi dengan sanksi (cambuk), pemain itu tidak terlalu menghiraukan, maka kita menghimbau pemerintah Aceh supaya fatwa MPU Aceh tentang PUBG mudah-mudahan bisa segera diqanunkan dan disebutkan sanksinya," terang Abdurrani.

PUBG Difatwa Haram di Aceh, Atlet e-Sports Asal Aceh Malah Raih Medali Emas SEA Games Lewat PUBG

Itulah ulasan mengenai atlet e-Sports PUBG asal Aceh, Teuku Muhammad Kausar yang berhasil meraih medali emas dalam turnamen PUBG di SEA Games 2023 lalu meskipun Aceh sudah mengeluarkan fatwa haram tentang permainan itu.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Gedung Parlemen di Negara Maju Dibuat Dekat Jalan agar Suara Rakyat Bisa Terdengar Masuk, Gimana di Indonesia?

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150