Berita

Polisi Ungkap Fakta Baru Meninggalnya 2 Mahasiswa UIN Malang saat Diklat Penerimaan Anggota Baru Pencak Silat

Tiffany Maulany Putri 09 Maret 2021 | 09:22:43

zonamahasiswa.id – Polisi ungkap fakta baru meninggalnya 2 mahasiswa UIN Malang saat Diklat Penerimaan Anggota Baru Pencak Silat Pagar Nusa.

Kapolres Batu AKBP Catur Cahyono Wibowo menyatakan, saat ini mereka masih menunggu hasil pemeriksaan medis terhadap kedua jenazah, yakni MRP warga Kota Bandung, dan MFL warga Lamongan.

"Tetapi di sini kami belum bisa menjawab, dua orang ini meninggal ini disebabkan oleh apa, masih menunggu dari pihak RS dan Puskesmas," ujarnya.

Baca Juga: Bertambah Satu Orang Lagi! 2 Mahasiswa UIN Malang Meninggal Dunia Saat Diklat Ekskul Pencak Silat

Kegiatan Tidak Memiliki Izin

Ilustrasi Surat Izin (Foto: BisnisUKM)

Melansir dari Indozone.id, Catur menjelaskan, pihaknya mendapatkan informasi mengenai dua mahasiswa tewas tersebut pada Minggu (7/3/2021). Padahal keduanya sudah meninggal pada Jumat (5/3/2021) lalu.

Menurut Catur, kegiatan itu tidak mengantongi izin. Kegiatan awalnya dilakukan di Karangploso, Kabupaten Malang. Namun rombongan yang terdiri atas 41 peserta itu berlanjut ke Coban Rais, Kota Batu.

Hal ini senada dengan keterangan Wakil Rektor III UIN Malang Dr. H. Isroqunnajah, yang menegaskan diklat yang dilakukan UKM pencak silat Pagar Nusa tidak melalui perizinan ke pihak rektorat kampus.

"Tidak minta izin," jawab Gus Is singkat, saat ditemui di Mapolres Batu, Senin (8/3/2021).

Melansir dari SuaraJatimPos.com, sesuai dengan Surat Edaran Rektor UIN Malang, Gus Is menjelaskan seluruh aktivitas di kampus tidak dilakukan secara luring tatap muka, melainkan melalui daring atau online.

"Kita punya edaran rektor. Kuliah aja daring, jadi semua kegiatan mahasiswa kita, termasuk UKM off-kan. Off dalam arti yang mempertemukan massa. Kalau misalnya dilakukan daring is oke," pungkasnya.

Baca Juga: Mahasiswa UIN Malang Meninggal Dunia saat Mengikuti Ekskul Silat

Salah Satu Mahasiswa Sudah Drop dari Awal

Mahasiswa yang dinyatakan sudah tidak sehat sejak awal diklat (Foto: Detik.com)

Mengutip dari Radar Malang, Isroqunnajah menerangkan, berdasarkan keterangan panitia penyelenggara PPAB UKM Pencak Silat Pagar Nusa, panitia melakukan screening kesehatan kepada para peserta sebelum diadakan kegiatan.

“Screening kesehatan melalui wawancara, misalnya ada riwayat sakit apa, kemudian alergi apa, dan sebagainya. Bagi yang memiliki catatan kesehatan dan membutuhkan penanganan berbeda dengan peserta lain, diberikan pita merah. Almarhum MRP ini termasuk yang dapat pita merah. Untuk Faishal Lathiful Fakhri (FLF), saya kurang tahu detilnya,” ungkapnya.

Pada Sabtu (6/3), seluruh peserta dan panitia bertolak ke Desa Tlekung untuk melakukan tradisi long march menuju Coban Rais. Sebelum melakukan itu, para peserta melakukan pemanasan terlebih dahulu, termasuk kedua mahasiswa tersebut.

Selama perjalanan, MRP berada di barisan paling belakang karena mengaku kelelahan sehingga harus beberapa kali beristirahat baik untuk minum ataupun sekadar makan cemilan dengan ditemani oleh panitia yang bertugas sebagai sweeper (petugas paling belakang yang memastikan tidak ada anggota tertinggal dari rombongan).

“Karena memang jalannya menanjak, sehingga almarhum kelelahan dan harus beristirahat. Mereka berjalan tanpa membawa beban karena barang-barang dibawa oleh panitia,” ungkap dia.

Menerima Pertolongan Pertama Sebelum Dirujuk Ke Medis

Ilustrasi pertolongan medis (Foto: Alodokter)

Saat itu, MRP berhasil sampai finish di camp ground Coban Rais, namun ia terjatuh karena terlalu kelelahan dan dibawa ke tenda untuk mendapatkan pertolongan pertama. Menurut penuturan panitia yang diceritakan Kembali oleh Gus Is, MRP mengalami kesulitan bernafas sehingga panitia berinisiatif untuk memberikan bantuan oksigen.

“Almarhum ngos-ngosan. Kemudian setelah dapat bantuan oksigen, agak mendingan. Namun dari panitia ini tetap khawatir, sehingga diputuskan untuk dibawa ke rumah sakit,” kata dia.

Sayangnya, saat mendapatkan penanganan medis, nyawa MRP tak bisa diselamatkan. Ia juga mengungkapkan tidak ada kekerasan dalam pelaksanaan diklat.

“Nggak ada kekerasan. Bahkan untuk acaranya sendiri saja belum mulai, karena mereka sedang dalam perjalanan ke lokasi kegiatan,” ungkap Gus Is.

Gus Is melanjutkan, kejadian tersebut akan menjadi evaluasi bagi UIN Malang, terutama untuk kegiatan kemahasiswaan di luar kampus agar kejadian serupa tak terulang kembali.

Polisi Ungkap Fakta Baru Meninggalnya 2 Mahasiswa UIN Malang saat Diklat Penerimaan Anggota Baru Pencak Silat

Sobat Zona, sekian dari Mimin informasi mengenai fakta baru meninggalnya 2 mahasiswa UIN Malang saat diklat anggota batu pencak silat. Mari jadikan kejadian ini sebuah pembelajaran untuk kita semua, agar tidak terulang kembali kedepannya.

Mimin pamit undur diri, jangan lupa untuk aktifkan notifikasi postingan website zonamahasiswa.id untuk info menarik lainnya seputar perkuliahan dan mahasiswa. Sampai jumpa.

Baca Juga: Mahasiswi Pembunuh Youtuber Ari Pratama Mengaku Sakit Hati Karena Dicampakkan

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150