Zona Misteri

Penampakan Sosok Lelaki Botak Melayang di PNJ

Nisrina Salsabila 02 Desember 2022 | 16:57:41

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Gimana nih kabarnya? Semoga baik dan sehat selalu ya. Mimin balik lagi menemani kalian dengan cerita horror yang ada di kampus di Indonesia.

Oke, kalian pasti tahu banget kampus terkenal satu ini. Yap, apa lagi kalau bukan Politeknik Negeri Jakarta alias PNJ atau Poltek UI. Sebelum masuk ke ceritanya, Sans pingin memberikan sedikit informasi penting tentang kampus ternama satu ini.

Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) merupakan perguruan tinggi negeri yang didirikan pada 20 September 1982. Sejak tanggal 25 September 1998, kampus yang sebelumnya dikenal Politeknik UI ini berganti nama menjadi Politeknik Negeri Jakarta.

Sebagai informasi, kampus satu ini sudah menghasilkan lulusan terbaik dan profesional di berbagai bidang. Maka dari itu, nggak diragukan lagi tentang keunggulan pendidikan di kampus ini.

Tapi di balik itu, tentu banyak cerita misteri yang menyelimutinya. Ternyata nggak sedikit mahasiswa yang melihat penampakan-penampakan mengerikan di area kampus.

Salah satunya penampakan lelaki botak dengan pakaian lusuh, melayang mengejar para mahasiswa yang saat itu sedang menunggu bus kuning.

Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya? Simak cerita Sans di bawah ini ya. Eh, tetap inget ya sebelum baca ceritanya jangan lupa untuk matikan lampu dan aktifkan mode horornya. Selamat membaca!

Namanya Dira, mahasiswa PNJ yang baru duduk di semester 3 kala itu. Seperti mahasiswa lainnya, Dira pun sibuk mengikuti perkuliahan hingga malam hari.

Sejak menginjak semester ini, Dira menjadi sering pulang malam. Banyak tugas menumpuk dan kebetulan dirinya juga mau menghadapi UAS.

Namun kejadian aneh di kampus membuat Dira lama-kelamaan tak betah berada di kampus. Apalagi saat malam hari. Ia pernah bertemu dengan sosok hantu lelaki botak berwajah menyeramkan yang melayang mengerjarnya.

Cerita ini dialami Dira sewaktu dirinya mengikuti kelas dari pagi sampai malam hari. Selasa itu, Dira mengikuti perkuliahan dengan wajah lesu. Tergambar jelas di raut wajahnya bahwa dirinya kecapekan. Tetapi dirinya tetap memaksakan untuk masuk kuliah.

Perkuliahannya selesai sekitar pukul 6 sore atau tepatnya setelah adzan Magrib. Kala itu, daerah tersebut seharian dilanda mendung dan hujan rintik-rintik.

Awalnya, Dira ingin berteduh dulu di gazebo kampus. Tapi, salah satu temannya bernama Kiara mengajak dirinya untuk segera pulang.

“Dir pulang aja yuk,” ajak Kiara.

“Masih ujan Kir, lu mau ujan-ujan?” tanyanya.

“Ya gimana, noh liat awannya mendung banget kek gitu ga bakalan berhenti kali ujannya,” jawab Kiara dengan sewot.

“Yaelah, awan kalau sore menjelang malem gini emang kayak mendung gitu. Jangan bilang lu takut di sini?” ejek Dira.

“Takut apaan, gua malah nantangin nih kalo ada yang muncul,” tantangnya.

“Dih dih, yauda deh pulang aja yuk Kiara cantik daripada lu ketakutan,” timpalnya.

“Paan sih lu,”jawabnya dengan melengos.

Kiara jalan cepat meninggalkan Dira yang masih duduk meringis geli melihat tingkah laku temannya. Tiba-tiba saja, teman satu kelas Dira bernama Angel berjalan ke arahnya.

“Eh Dir belum balik?” sapanya.

“Nih mau cabut, bareng?” tanyanya.

“Hehe iya, gua takut nunggu bus sendirian,” kata Angel.

Dira dan Angel berjalan mengikuti Kiara yang sudah agak jauh di depan. Kebetulan sore itu gerimis dan hawanya seperti sunyi mencekam.

Terlihat di kejauhan sana, Kiara sedang menunggu dua temannya itu. Dira hanya mengobrol dengan Angel, seperti mengulik tentang kisah asrama cewek cantik itu.

Sedangkan Kiara juga sedang bercanda dengan teman lainnya yang sedang menunggu bus kuning. Sesampainya di sana, mereka hanya berbincang hingga terlarut dalam kebosanan.

Dira tipikal orang yang suka bosan ketika sedang menunggu sesuatu dan tidak melakukan apa pun. Ia akhirnya mengajak Kiara dan Angel untuk jalan kaki ke ujung gerbang sembari menunggu bus kuning lewat.

Kiara dan Angel yang merasa bosan itu pun mengiayakan ajakan Dira. Mereka bertiga berjalan beriringan dengan membawa kardus yang melindungi bagian kepala.

Suasana yang sunyi, hening, mendung membuat Dira berpikir ingin menjahili kedua temannya yang penakut itu. Ia mulai bercerita tentang misteri hingga penampakan legendaris yang ada di kampus itu.

Benar saja, nggak sampai lima menit Kiara sudah menjerit ketakutan. Sedangkan Angel hanya diam dan menghayati lantunan cerita dari Dira.

Mereka terus berjalan dan sesekali menggandeng tangan satu sama lain. Sampai akhirnya, Dira melihat ada seseorang yang sedang duduk merenung di bahu jalan.

“Eh eh.. siapa tuh duduk sendirian merenung pas ujan-ujan gini?” gumam Dira.

“Anak sini kali, paling dia abis diputusin terus galau deh,” ucap Kiara dengan cengengesan.

“Ngawur aja, kalo hantu gimana tuh?” balas Angel.

“Yakali kita bisa lihat hantu hmm,” tutur Dira.

Kiara tertawa kecil mendengar jawaban Dira, ia hanya menggandeng kedua temannya itu berjalan kembali. Mereka pun tampak senang bisa menikmati suasana sepi dengan angin sepoi-sepoi yang menyegarkan.

Menghiraukan lelaki yang duduk sendirian di sana, mereka bertiga hampir saja sampai di ujung gerbang. Tapi tiba-tiba, Dira merasa ada yang sedang mengikutinya dari belakang.

Ia tak mengatakan kepada kedua temannya karena takut mereka akan semakin was-was nanti. Dengan hati yang sangat risau, Dira berusaha menghiraukan perasaannya yang ingin menoleh ke belakang.

Saat itu, ia pikir ada seseorang yang sedang mengikuti mereka. Bisa saja, mahasiswa lain atau teman sekelasnya yang sedang iseng dan berujung mengageti mereka.

Karena semakin penasaran, Dira akhirnya perlahan menoleh ke belakang dan tak melihat apa pun. Kosong, tak ada orang tapi ia masih merasa diikuti.

Sudut mata Dira berusaha mencari-cari di mana orang yang mengikutinya bersembunyi. Kemudian, ia mendongakkan kepala dan…

BLAR..

Sosok pria yang menunduk tadi melayang di atas mereka dengan tangan berkuku panjang mengarah ke Dira, seperti ingin mencekiknya.

Dira terbelalak melihat lelaki botak berwajah menyeramkan yang retak penuh darah. Sosok itu melototi Dira yang gemetar nggak karuan. Kiara dan Angel yang sudah jalan duluan, menoleh ke belakang karena Dira yang tak kunjung jalan menyusul mereka.

“Dir lu ngapain diri di situ?” tanya Kiara.

“Eh bentar, kok lu pucat amat kek ngelihat hantu,” ucap Angel sembari berjalan kea rah Dira.

Mereka berdua menghampiri Dira yang masih gemeter. Tangannya yang gemetar itu menunjuk ke arah atas. Lantas, mereka berdua ikut mendongak dan…

AAKKKHHH!!!!!

Lari!!

Teriak Kiara dengan menggandeng Dira yang masih berdiri kaku di sana. Mereka berjalan cepat dan berdoa di dalam hati, berharap sosok itu menghilang.

Tapi…

BUAHAHAHHAHAHA…

Suara tawa berat dan menggelegar itu membuat mereka bertiga lari sekencang-kencangnya. Mereka tak berani menoleh ke belakang hingga tak sadar ada mahasiswa lain lewat.

Ciitt…

Suara ban motor berdecit, mengerem mendadak menghampiri tiga mahasiswi yang tengah lari ketakutan. Ternyata Dimas, teman sekelas mereka yang baru saja mengikuti rapat.

“Kenapa kalian, kok lari-lari gitu?” tanyanya.

Hosh hosh hosh..

“Iituu, ada setan botak di sana,” tunjuk Kiara yang hampir menangis.

Dimas terdiam melihat kea rah yangditunjuk Kiara. Sesaat, cowok itu hanya mengangguk seperti mengetahui apa yang mereka lihat.

Lantas, Dimas pun mengantar mereka sampai ujung gerbang hingga melihat temannya itu menaiki bus kuning. Setelah itu, ia menoleh kembali ke arah tadi dan tak melihat apa pun.

Keesokan harinya setelah kejadian itu, baik Kiara, Angel, maupun Dira tak mau lagi berjalan sendirian saat hujan datang. Mereka tak ingin melihat penampakan menyeramkan di kampus tersebut.

Penampakan Sosok Lelaki Botak Melayang di PNJ

Entah ada yang percaya atau tidak dengan cerita penampakan lelaki botak di kampus tersebut. Ada yang pernah mengalami kejadian serupa? Kalau ada, yuk tulis di kolom komentar. Sampai jumpa.

Baca Juga: Penampakan Hantu Noni Belanda Bergaun Merah di Universitas Widyatama Bandung

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150