zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Gimana kabarnya hari ini? Semoga baik dan sehat selalu ya. Sekarang hari Kamis, waktunya baca cerbung dari Sans nih.
Oke, kali ini Sans bakal ngulas tentang cerita horror yang ada di kampus di Indonesia. Nah, sepertinya Sans masih belum bosan mengulas cerita horror dari kampus yang ada di Bandung.
Kampus yang satu ini cukup terkenal di Bandung lho. Apa lagi, kalau bukan Universitas Widyatama. Sebelum masuk ke ceritanya, simak sedikit informasi penting dari Sans ya!
Universitas Widyatama merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat. Tepatnya di Jalan Cikutra No. 204A, Bandung.
Kampus ini memiliki semboyan yang berbunyi “Friendly Campus for Business Pro”. Sesuai dengan semboyan itu, kampus ini berorientasi memberikan kualitas pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Waduh, nggak diragukan lagi kan kualitas kampus ini seperti apa? Hmm tapi, Sans denger banyak nih kejadian aneh bin horror yang terjadi di kampus ini.
Reminder aja sih buat kalian bahwa di setiap tempat memang selalu ada penunggunya. Mungkin ada pula yang mengganggu atau bahkan tidak sama sekali.
Nah, hal seperti ini ternyata dialami oleh seorang mahasiswa yang bertemu sosok penghuni kampus Noni Belanda bergaun merah yang cantik jelita.
Langsung Sans ceritakan aja deh, biar nggak makin penasaran. Eitss inget ya sebelum itu, jangan lupa matikan lampu dan aktifkan mode horornya. Selamat membaca!
Bertemu mahkluk tak kasat mata menjadi pengalaman yang tak mengenakkan bagi sebagian orang. Bisa jadi dari kejadian tersebut, banyak orang ketakutan saat mengingat sosok-sosok tak kasat mata.
Hal ini juga terjadi pada salah satu mahasiswa Universitas Widyatama bernama Arif. Mahasiswa semester 5 itu pernah melihat sosok hantu penghuni salah satu gedung di kampusnya.
Pada tahun 2012 lalu, Arif duduk di semester 5 dengan kesibukan yang begitu membludak. Bahkan, ia sering begadang demi tugas yang diberikan dosen.
Bukan cuma itu, padatnya kelas membuat dirinya sering merasa kelelahan. Ya seperti saat itu, Arif harus mengikuti kelas dari pagi sampai malam hari.
Bayangin aja tuh, gimana capeknya seharian penuh dengerin materi dari dosen. Meski lelah, ia tetap mengikuti kelas karena Arif salah satu mahasiswa kesayangan dosen nih.
Maka dari itu, ia tetap semangat mengikuti perkuiahan. Tapi, hari itu Arif merasa ganjal perasaannya tak enak seperti akan terjadi sesuatu.
Drrt.. drrt..
Bunyi alarm dari ponselnya menunjukkan pukul 8 pagi, ia bergegas mengikuti kuliah dengan terburu-buru. Ia mengambil peralatan tempurnya dan bersiap mengikuti perkuliahan pukul 9 pagi.
Maklum, rumah Arif tergolong jauh dari kampus jadi dia harus berangkat lebih awal biar nggak telat. Sesampainya di sana, ia mengikuti kelas dengan saksama.
Hari itu, rasanya berlalu sangat cepat bagi Arif. Tiba-tiba saja, jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Ia pun pergi mencari makan dengan teman-temannya.
Di sana, ia bertemu dengan temannya bernama Ojan. Mereka bercanda ria mendengarkan story telling dari salah satu temannya.
“Kemarin gua liat cewek cantik banget bro,” kata salah satu teman Arif dengan antusias.
“Dimane?” tanya Ojan.
“Pas malem gua ke gedung B nganter si Kiki, eh malah ketemu cewek geulis mulus pisan,” lanjutnya.
“Nggak bolong kan punggungnya?” timpal Arif dengan terkekeh.
“Yee, elu mah. Gua pertama ngira itu bukan manusia sih, soalnya pas gua sapa dia diem ae,” jelasnya.
“Setan kali tuh. Inget ga cerita yang katanya di gedung itu ada penghuninya? Nah yang lu temuin paling ya begituan,” kata Ojan dengan santai.
“Hmm gua yakin tuh manusia, tapi ragu juga sih,” tuturnya.
“Udah ah jangan dipikirin. Kalau emang bukan manusia yaudah biarin aja,” ucap Arif.
Setelah percakapan itu, mereka bergegas kembali ke kampus mengikuti kelas selanjutnya sampai pukul 4 sore.
Saat memasuki kelas, Arif merasa sedikit ganjal. Ia seperti sedang diperhatikan oleh seseorang. Mungkin pikirnya dia sedang diperhatikan oleh seseorang.
Nggak heran sih, karena Arif terkenal sebagai salah satu mahasiswa yang punya paras rupawan. Meski dia menyadari itu, ia mengabaikan siapapun yang sedang memperhatikannya.
Ia mengikuti kelas di gedung B yang katanya ada sosok tak kasat mata di sana. Untungnya sih, nggak terjadi apa-apa sampai kelas berakhir.
Temannya yang lain, langsung pulang usai kelas sore. Tapi Arif masih di sana untuk mengikuti kelas terakhir yang dilaksanakan pukul 6 sore.
Sebenarnya terbesit rasa iri karena temannya sudah pulang dan dirinya malah masih mengikuti kelas. Hmm, tapi gimana lagi demi nilai yang memuaskan.
Kelas tersebut ternyata selesai dari perkiraan Arif. Tepatnya pukul 7 malam, kelas itu sudah selesai. Arif pun langsung meninggalkan kelas dan bergegas menuju parkiran.
Saat itu, ia merasa ada barangnya yang tertinggal namun karena sudah capek Arif pun langsung tancap gas menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah, ia rebahan sembari memikirkan tugas yang baru saja diberikan dosen. Ia hendak membuka catatan yang ditulis di ponselnya, namun Arif tak menemukan keberadaan ponselnya itu.
Ia panik dan mengingat-ingat, ponselnya ia taruh mana. Arif mondar-mandir kebingungan sembari mengeluarkan barang-barang yang ada di tasnya.
“Perasaan tuh hp udah tak masukin deh, kok nggak ada ya?” gumamnya.
Ia berpikir sejanak dan menyadari bahwa ponselnya masih tertinggal di loker meja kelas. Arif ingat betul ia meninggalkannya di sana.
Tak berpikir panjang, ia langsung tancap gas menuju kampusnya lagi untuk mengambil ponsel. Saat itu, jam masih menunjukkan pukul 8 malam.
Ia pun sampai di kampus sekitar pukul 20.30 malam. Arif sempat bertanya kepada Pak Satpam, apakah kelas yang ia gunakan tadi sudah dikunci atau belum.
“Permisi pak, kelas di gedung B udah dikunci belum ya? Hp saya ketinggalan nih,” ujarnya.
“Belum kok, ambil aja dek,” balasnya.
Mendengar itu, Arif berjalan cepat menuju kelas tadi. Anehnya, hawa dingin menyeruak masuk menyentuh kulitnya.
Seketika, bulu kuduknya merinding dengan kesunyian tempat itu. Padahal, biasanya masih banyak mahasiswa yang ngerjain tugas atau nongkrong di sana.
“Kok nggak ada orang sama sekali ya? Masih jam segini belum larut juga,” pikirnya.
Sambil berjalan ia mengingat..
DEG!
“Hari ini malam Jumat, pantes sepi suasananya kek gini,” batinnya.
Arif langsung memencet tombol lift untuk menuju lantai kelasnya tadi. Karena melamun, ia dikagetkan dengan suara lift.
TING!
Ia melirik ke kanan dan kiri, baru masuk ke dalam lift. Dengan sedikit tergesa, ia membuka pintu kelas dan langsung menuju tempat duduknya tadi.
Arif sedikit menyungging senyumnya dalam kegelapan ketika menemukan ponselnya yang ternyata ada di loker meja.
Tak berpikir panjang, ia berjalan keluar kelas. Namun tiba-tiba…
“Bau apaan nih? Kembang melati nggak sih ini?” tanyanya kepada diri sendiri.
Aroma khas bunga melati itu seperti menyebar ke seluruh ruangan di lantai itu. Arif merasa aneh karena mencium bau melati yang identik dengan sosok tak kasat mata.
Namun, ia tak mau berpikir aneh-aneh seperti itu. Arif pun menghiraukan bau itu dengan menuju ke lift untuk turun ke bawah.
Tapi, belum sampai dirinya memencet tombol lift sudah berbunyi..
TING!
Arif menunggu siapa di orang yang malam-malam naik ke lantai itu. Kemudian, pintu lift perlahan terbuka dan..
DEG DEG!
Tidak ada seorang pun di sana. Arif berdiri mematung melihat pintu lift terbuka sendiri tanpa ada seorang pun yang keluar dari sana.
Ia mulai ketakutan, dia berlari kecil memencet tombol lift kembali. Berharap lift satunya yang berada di sebelah kiri bisa terbuka dengan cepat.
Beruntung, lift sebelah kiri itu segera terbuka. Ia pun bergegas masuk dan memencet tombol lantai dasar.
TAK.. TAK..
Pintu lift itu tak mau menutup, Arif berulang kali memencet tombol lift dengan cepat. Saat dirinya menunduk, fokus memencet tombol lift tiba-tiba..
Sreet..
“YaAllah ini manusia apa bukan?” batinnya dengan ketakutan.
Di depannya berdiri seorang perempuan bergaun merah dengan kulit putih pucat seperti mayat. Arif mengintip melihat wajah perempuan itu yang tertutupi dengan rambut berwarna pirang.
ASTAGFIRULLAH!!!
Teriaknya dalam hati. Itu bukan manusia! Ia terus-menerus bergumam mengucap doa pendek yang dihafalnya.
Sosok itu mengeluarkan bau melati yang sangat wangi, namun tercium pula bau aneh seperti kemenyan. Arif yang tadinya mematung, kembali memencet tombol lift dan berkata..
“Pergi, tolong jangan ganggu aku,” teriaknya dengan gemetar.
Sosok itu menyeringai kepadanya, seakan menikmati keseruan melihat Arif gemetar ketakutan. Kini, lantunan doa kembali ia ucapkan dengan lantang agar sosok Noni Belanda itu pergi.
Namun…
“Tunggu aku…,” ucap sosok itu dengan liriih.
DEG!
Rasanya jantung Arif seakan ingin copot setelah mendengar suara Noni Belanda itu. Untungnya, berbekal doa yang terus-menerus ia lantukan, pintu lift itu pun menutup.
Tentu ia merasa sedikit lega, namun dirinya tetap merasa was-was. Takut kalau sampai diikutin oleh sosok itu.
TING!
Pintu lift kembali terbuka dan Arif akhirnya keluar dari lantai tersebut. Tapi keanehan kembali terjadi, ia merasa janggal.
“Bentar, gua tad ikan naik lift sebelah kiri kok keluar di lift sebelah kanan?!” gumamnya.
DEG!!
AAKKHHHH…
Ia lari terbirit-birit menuju tempat parkir. Arif sampai nggak menanggapi pertanyaan dari Pak Satpam yang merasa keheranan dengan tingkah laku mahasiswa tersebut.
Keesokan harinya, Arif menceritakan kejadian semalam kepada Ojan. Temannya itu mengatakan bahwa benar di gedung tersebut memang ada Noni Belanda yang sering menampakkan diri.
Jadi Ojan pun nggak heran jika temannya bisa berpindah dari saat menaiki lift. Memang tak masuk akal, namun kejadian itu juga pernah dialami oleh mahasiswa lain.
Penampakan Hantu Noni Belanda Bergaun Merah di Universitas Widyatama Bandung
Entah ada yang percaya atau tidak dengan cerita penampakan hantu Noni Belanda yang dilihat langsung oleh salah satu mahasiwsa kampus tersebut. Gimana nih menurut Sobat Zona, pernah megalami kejadian serupa? Kalau ada, yuk tulis di kolom komentar. Sampai jumpa.
Baca Juga: Penampakan Hantu Buntung di Unsyiah
Komentar
0