zonamahasiswa.id - Seorang guru seharusnya mendidik dan mengarahkan anak didiknya untuk berperilaku semakin baik. Namun bagaimana jadinya jika seorang guru malah menjerumuskan muridnya? Hal itulah yang dilakukan seorang guru mengaji di Jawa Tengah yang tega menyodomi belasan santrinya sendiri.
Modus Ajak Belajar Salat Tahajud
Seorang guru mengaji di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan anak di bawah umur pada hari Kamis (4/5) kemarin. Guru mengaji bernama Tachyat Subagyo alias TS (45) ini diketahui melakukan aksi sodomi kepada 13 orang santrinya.
Kepolisian Resor Batang, Jawa Tengah berhasil mengungkap kasus ini setelah terjadi selama bertahun-tahun dan tak pernah terungkap. Kapolres Batang, AKBP Saufi mengatakan jika TS menggunakan modus mengajak santrinya untuk belajar salat tahajud bersama.
Namun sebaliknya ketika waktu belajar salat tahajud yang dijanjikan, TS malah meminta para santrinya untuk memijati badannya. Saat sedang dipijati itulah, TS mengarahkan tangan korban ke arah kemaluannya.
Tak cukup sampai di situ, TS juga memaksa beberapa santrinya untuk oral seks hingga disodomi oleh dirinya. "Tidak hanya sebatas itu, sebagian korban juga dipaksa oral bahkan sodomi," tutur Saufi pada hari Kamis (4/5) lalu.
Awal mula kejadiannya, TS akan meminta para korban untuk menginap di rumahnya untuk belajar salat tahajud di malam harinya. TS pun memaksa para santrinya untuk mematuhi segala perintahnya agar ilmu yang diberikan bisa masuk ke dalam otak.
Fakta lainnya, TS diketahui telah melakukan aksi pencabulan itu sejak tahun 2017 silam. Namun aksi bejatnya ini baru terungkap pada tahun 2023 ini setelah para warga beramai-ramai melempari rumahnya yang beralamatkan di Desa Kedungmalang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Aksi bejatnya itu diketahui oleh warga setelah korban mengaku jika sudah dicabuli oleh TS. "Orang tua korban pun kemudian melaporkan kasus itu dan kami lakukan penangkapan pada tersangka," tutur Saufi.
Respon Pihak Terkait
Mengetahui kasus pencabulan ini, Kementerian Sosial RI mengatakan jika pihaknya siap memberikan pendampingan kepada para santri korban pencabulan TS ini. Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Iyan Kusumadiana mengaku jika kasus pelecehan seksual seperti ini sudah sering terjadi di Kabupaten Batang.
Iyan mengatakan jika Kemensos Batang akan memberikan perlindungan kepada korban TS yang masih berada di bawah umur. Lebih lanjut, pihaknya juga akan memberikan bantuan sosial kepada para korban.
Iyan mengatakan jika hal itu perlu dilakukan dalam rangka melindungi masa depan para korban. "Termasuk dalam upaya mereka menempuh pendidikan agar tidak menjadi olok-olok," ucap Iyan.
Ia pun juga sudah sering memberikan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Batang agar kejadian serupa seperti ini tidak terus terulang di masa depan.
"Kami sudah sampaikan bagaimana Pemkab memberikan gerakan-gerakan nyata dan benar dalam penanganan kasus pelecehan seksual," tutur Iyan.
Viralnya kasus ini pun turut menuai berbagai komentar dari netizen, terutama yang sudah menjadi orang tua. Banyak dari mereka yang jadi resah dan tak percaya lagi dengan pesantren sebagai lembaga untuk pendidikan anak-anaknya.
Pengguna Instagram adly8679 menuliskan keresahannya di kolom komentar unggahan @fakta.indo. "Ini yang bakal buat banyak orang tua nggak akan percaya lagi menitipkan anaknya di pesantren," tulisnya di kolom komentar.
Pengguna Instagram iyangyangki pun turut menuliskan komentarnya. "Mau sekolahin anak ke pesantren jadi mikir ulang. Sudahlah didik sendiri saja, ngeri," tulisnya di kolom komentar.
Oknum Guru Ngaji Sodomi Belasan Santri Modus Ajari Salat Tahajud, Buat Orang tua Tak Percaya Pesantren Lagi!
Itulah ulasan mengenai kasus seorang guru mengaji di Jawa Tengah yang tega mencabuli hingga menyodomi belasan santrinya dengan modus mengajak belajar salat tahajud bersama.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Komentar
0