Sans yang pulang dengan perasaan kecewa ternyata tidak menyerah begitu saja, ia yakin bahwa suatu saat nanti ia akan bertemu dengan Kun. Akhirnya, Sans pun memutuskan untuk terus mencari Kun dengan pantang menyerah.
Sementara di alam lain, Kun juga tengah menanti-nanti akan pertemuan yang hanya bisa ia lakukan seminggu sekali. Dengan rasa tidak sabar, ia terus-menerus menungu malam jumat tiba. Agar dirinya bisa bertemu dengan Sans dengan wujud ayu nan jelita.
Sedangkan Sans, tiap sore ia selalu mendatangi kampus untuk mencari sosok yang berhasil meluluhkan hatinya itu. Hingga suatu saat di malam Jumat, bertemulah ia dengan sosok berambut panjang yang menjuntai hingga lantai tersebut.
Sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah Kun, dengan sigap Sans pun langsung menghampiri mbak Kun dari belakang, tapi dari jarak 100 meter bau wangi Kun sudah dapat tercium. Kali ini wanginya berbeda, parfum yang Kun gunakan menggunakan kembang 7 rupa dengan campuran air aqua.
“Kun, kamu kemana aja sih selama ini? Aku bahkan sampai harus mengelilingi kampus 7 kali putaran. Trus dilanjut itikaf selama sejam, tapi tetap saja nggak ketemu dengan kamu. Untung aja nggak sekalian lempar jumrah aku (yakali lempar jumrah, yang ada bukannya kun muncul malah menghilang selamanya)†jelas Sans panjang kali lebar.
Kun yang mendengarkan hanya bisa tertawa cekikikan seperti biasanya, mendengarkan Kun yang tertawa seperti itu Sans sedikit merinding. Tapi ia tidak memperdulikannya, karena rindunya sudah tidak bisa tertahankan lagi.
“Nggak, aku nggak kemana-mana kok. Cuma lagi nggak pengen keluar aja†jawab Kun dengan santai.
“Trus hari ini kenapa keluar?†tanya Sans yang spontan mengagetkan Kun.
“Eh, iya itu tadi pengen ....pengen....†Kun pun kebingunggan harus menjawab apa.
“Pengen apa?†tanya Sans penasaran.
“Pengen beli bunga, iyah pengen beli bunga†kata Kun spontan.
“Oh bunga, ini kebetulan tadi aku tadi beliin sebelum kesini†kata Sans sambil menyodorkan bunga yang dibawanya.
“Yah Sans kok bunga mawar sih, aku kan lebih suka melati†kata Kun sedikit sedih.
“Maaf Kun, soalnya tadi tinggal bunga mawar†jawab Kun sembari menjawabnya dengan perasaan bersalah.
“Iya deh nggak papa, aku tetep suka kok kalau dari kamu†jawab Kun berusaha menyenangkan Sans.
Tak berselang lama Kun pun mulai memetik satu persatu kelopak bunga itu dan memakannya, Sans yang melihat pun penasaran dan bertanya.
“Emang enak ya Kun?â€
“He.em, nih cobain aja†kata Kun sambil menyodorkan satu kelopak bunga tersebut.
Sans pun menerima pemberian Kun dan memakannya, yah beginilah yang orang katakan kalau cinta itu buta. Sudah tau itu bunga Sans masih saja mau untuk memakannya. Sans yang merasakannya pun langsung memuntahkannya.
“Enak apanya, orang pahit gini Kun†kata Sans sembari memuntahkannya.
Kun pun langsung tertawa dengan suara khasnya, karena tingkah laku Sans.
“Hiiiihiiiihiii.......hiiiihiiiihi....hiiiihiiihiiiâ€
Apakah Sans sudah mulai curiga tentang Kun yang memiliki tingkah laku aneh? Yuk, lanjut baca sampai chapter terakhirnya ya!
Komentar
0