Pilihan Editor

Ngeri! Suara Gong di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI

Nisrina Salsabila 01 April 2022 | 19:01:51

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Gimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu ya. Sans balik lagi nih dengan cerita horor yang akan membuat kalian merinding ketakutan. Hmm, setelah dipikir-pikir Sans bakal mengulas kembali cerita horor lainnya dari Universitas Pendidikan Indonesia.

Setelah mengulas tentang melodi kematian yang ada di Gedung Isola UPI, kali ini Sans memutuskan untuk mengambil cerita legendaris di salah satu fakultas kampus tersebut. Yap benar, apalagi kalau bukun di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI.

Konon, katanya banyak cerita mistis berseliweran di fakultas ini. Salah satunya yang paling legendaris adalah suara gong misterius saat malam hari di fakultas tersebut. Nah, mau tahu cerita selengkapnya tentang suara gong mengerikan di FPBS (Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra) UPI? Yuk, simak ceritanya berikut. Eits, jangan lupa mengaktifkan mode horonya supaya lebih seru. Selamat membaca.

Kenalin gue Deka, mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Bisa dibilang gue termasuk mahasiswa baru di sini. Sebelumnya, gue udah kuliah di salah satu kampus ternama di Jawa Timur.

Singkat cerita, tujuan gue pindah salah satunya karena kampus ini menjadi perguruan tinggi favorit saat masih di bangku sekolah. Pertamanya, gue pengen ngambil jurusan Pendidikan Teknik Elektro entah kenapa malah nyasar ke Pendidikan Bahasa Indonesia.

Yah, sepertinya itu yang memang dikatakan sebagai takdir. Oke, skip tentang hal ini mari kita beralih membahas cerita turun temurun yang melegenda di kampus itu.

Banyak cerita mengenai hal-hal ganjal yang terjadi sekitaran kampus. Gue sih nggak heran ya karena bangunan di kampus ini sudah terbilang tua. Jadi nggak salah juga jika memang banyak penghuninya.

Seperti halnya di fakultasku saat ini, banyak alat musik antik yang tersimpan rapi di sebuah ruangan. Sampai katanya terdengar suara-suara aneh yang memainkan alat musik di ruangan tersebut.

Aneh tapi nyata, hmm gue sih nggak percaya sama yang namanya cerita horor seperti ini. Bahkan gue juga sempat menyombongkan diri bahwa memang cerita mistis itu cuma tahayul belaka.

Sampai saatnya tiba.. Giliran gue yang merasakan kejadian mistis itu.

Malam itu tepat malam Jumat Kliwon yang katanya terkenal dengan kemistisannya. Pukul 5 sore, gue masih mengikuti kelas tambahan bareng sohib sejati namanya April.

Entah ada angin apa, ketika itu April mengajakku pulang sedikit terlambat dari biasanya. Bisa dibilang si April ini mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang. Maka dari itu, aneh saja melihat April mengajak pulang terlambat.

"Dek pulang jam berapa ntar?" tanya April.

"Abis kuliah langsung pulang gue," kataku seraya mengecek ponsel.

"Yaelah, gue males balik nih. Mau duduk-duduk bentar nggak Dek? Temenin gue kek," rengeknya.

"Kesambet apaan lu Pril? Tumben banget nggak langsung pulang malah ngajakin nongkrong," timpalku.

April hanya membalas dengan senyum manisnya yang kala itu terlihat sangat cantik. Karena alasan itu, gue akhirnya bersedia menemani April.

Tepat pukul 8 malam, gue baru keluar ruangan sesudah mengikuti kelas tambahan. Rasanya ngantuk berat, pas itu gua bolak-balik nguap sampe April hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Masih jam berapa sih udah ngantuk aje lo," ceplos April.

Gue nggak menanggapi omongan April dan hanya mengikuti cewek berambut panjang itu dari belakang. Ternyata, dia malah berhenti di dekat ruangan penyimpanan alat musik yang katanya horor.

"Dek, duduk sini aja ya. Gue pingin liat doi latihan musik di ruangan itu," tunjuk April.

"Hah?! Serius lu? Yaelah Pril ternyata niat lu kek gini. Hmm, gue iyain aje," celotehku.

Dalam hati, gue merutuki omongan April yang katanya nungguin si doi. Padahal memang si April ingin mengikuti UKM itu tapi terhalang restu orang tua.

Di tempat itu, gue melihat April mengeluarkan senjatanya yakni laptop dan mulai mengetik satu sampai dua kata. Kemudian disusul diriku yang malah perlahan menutup mata dengan menyandarkan kepalaku di tas.

Sayup terdengar suara April yang mengatakan sesuatu saat itu. Tapi karena ngantuk berat, gue menghiraukan dan malah lanjut tidur.

Entah berapa lama gue tertidur di sana, dengan posisi bersila menghadap ke arah ruangan yang katanya menyeramkan itu. Meskipun tidur, gue sempet denger alunan musik yang diiringi suara gong.

Pikirku saat itu, anak UKM sebelah masih latihan dan gue masih menutup mata melanjutkan tidur. Tapi lama kelamaan, gue tersadar ketika hanya suara gong saja yang berbunyi.

Dalam hati, gue udah kalut memikirkan hal yang nggak mungkin terjadi. Apalagi gue nggak sendirian, masih ada April di sana. Lantas, gue pun perlahan membuka mata dan..

DEG!

"Lah si April ke mana? Jadi gue daritadi sendirian di sini? Ngaco nih si April," gerutuku.

Gue mengambil ponsel yang ada di tas dan menghubungi April. Anehnya, saat itu laptop dan tas April masih di posisi semula.

"Halo Pril, lu di mana? Ninggalin gue sendirian di sini," tanyaku.

"Apaan sih Dek, orang gue udah bilang kalau mau cari makan dulu," gerutu April.

"Lah kapan lu bilangnya? Gue daritadi nggak denger apa-apa anj*r," ungkapku dengan kesal.

"Ya tadi pas lu tidur, udah tungguin gue aja di sana. Bentar lagi kelar," ujarnya.

April menutup telepon dengan kasar. Setelah itu, gue memperhatikan setiap sudut di fakultas itu.

Nggak seperti biasanya, di tempat itu sunyi sepi tak ada tanda-tanda mahasiswa melintas. Padahal gue sempat denger suara alat musik berdendang.

Saat itu, gue lebih memilih main hp dan nggak peduli dengan suasana sepi di tempat itu. Sampai gue denger..

Dung.. dung..

"Suara apa tuh, keknya itu suara gong deh" batinku dengan heran.

Karena penasaran, gue berdiri melangkah perlahan ke arah ruangan itu. Awalnya gue mikir masih ada mahasiswa yang berlatih di sana. Tapi kok..

DEG!

KRIET..

Gue membuka pintu dan AAKHHH!!

Dengan nafas yang tersengal-sengal, gue lari terbirit-birit sampai lupa bawa tas. Gue lari sampe akhirnya tabrakan sama April.

Brukk

"DUH!!" teriak April dengan kencang.

"Ngapain lu lari-lari Dek? Kek dikejar setan aja," katanya.

"Ii-iituu di situ Pril," tunjukku ke arah ruangan itu.

"Kenapa Dek??" tanya April memburu.

Rasanya, suara gong itu menggelegar di telingaku hingga gue nggak tahan dan lari meninggalkan April.

Gue nggak tahu nasib April setelah itu, untungnya kunci motor ada disaku celana. Gue pun langsung melajukan motor menuju kosan dengan terburu-buru.

Keesokan harinya, gue demam dan dijenguk sama April sekaligus membawakan tas dan barang-barang yang tertinggal semalam.

Meskipun April mengebomku dengan pertanyaan, namun gue tetap bungkam. Sampai akhirnya gue mau cerita ke April dan teman lainnya. Bahkan mereka pun mengiyakan jika di ruangan tersebut sering terdengar suara gong di malam hari, seperti yang gue alami saat itu.

Ngeri! Suara Gong di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI

Hmm, entah ada yang percaya atau nggak dengan kisah yang dialami Deka. Namun, cerita suara gong menjadi salah satu kisah legendaris di fakultas tersebut. Bagaimana menurut Sobat Zona, pernah mengalami kejadian serupa seperti Deka? Kalau ada yuk sharing sama Sans, tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa.

Baca Juga: Suara Melodi Kematian di Balik Kisah Tragis Gedung Isola UPI

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150