Zona Misteri

Ngeri! Kisah Mahasiswa Kerasukan 3 Sosok Gaib di Universitas Brawijaya

Alif Laili Munazila 02 Maret 2023 | 16:37:41

zonamahasiswa.id - Halo Sobat Zona. Gimana kabarnya hari ini? Semoga sehat dan baik selalu ya. Nah, hari ini hari Kamis nih. Berarti waktuny Sans bawakan cerita horor dari dunia pendidikan nih.

Oke, kali ini Sans bakal ngulas cerita horor dari salah satu kampus yang ada di Indonesia. Kebetulan banget, kampus yang mau Sans bawakan cerita horornya ini berada di Jawa Timur, yakni Kota Malang.

Sobat Zona pastinya nggak asing lagi sama kampus satu ini karena masuk salah satu kampus terbaik di Indonesia dan yang paling diidam-idamkan calon mahasiswa. Yap, apa lagi kalo bukan Universitas Brawijaya.

Nah, sebelum kamu masuk ke ceritanya, yuk simak dulu sedikit informasi penting tentang kampus ini ya!

Universitas Brawijaya, siapa yang nggak pernah nama universitas bergengsi satu ini. Universitas Brawijaya adalah perguruan tinggi negeri yang berdiri sejak tanggal 5 Januari 1963 di Kota Malang, Jawa Timur.

Nah kampus ini sendiri selalu langganan masuk ke dalam daftar universitas terbaik di Indonesia ataupun luar negeri lho. Universitas Brawijaya sendiri punya 4 kampus, kampus utamanya ada di Jalan Veteran, Kota Malang.

Di samping banyak prestasi gemilangnya kampus kece satu ini, ternyata Universitas Brawijaya juga kental dengan kisah-kisah horor penunggu setiap jengkal kampus ini. Karena sudah didirikan sejak zaman orde lama, pantas saja jika kampus satu ini juga menyimpan banyak kisah mistis di dalamnya.

Seperti yang dialami mahasiswi dari Universitas Brawijaya satu ini. Ia harus mengalami kesurupan 3 sosok yang jadi penunggu asli di kampus tersebut. 3 sosok ini terdiri dari hantu anak kecil, perempuan alias kuntilanak, sampai kakek-kakek.

Saking horornya pengalaman kala itu, mahasiswi ini sampai trauma lho Sob. Ia jadi nggak mau lagi lewat area itu lagi karena saking horornya.

Nah nggak perlu lama-lama lagi, Sans nggak sabar mau segera ceritakan cerita horor traumatis mahasiswi ini. Tapi ingat, jangan lupa matikan lampu dan aktifkan mode horormu. Selamat membaca!

Sebut saja namanya Caca, ia adalah seorang mahasiswi salah satu kampus bergengsi di Jawa Timur, Universitas Brawijaya. Caca ini mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya angkatan tahun 2014.

Nah, pada tahun 2016 saat Caca menginjak semester 5, ia mengalami kejadian horor yang nggak akan pernah dilupakan seumur hidup. Karena Caca adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya, otomatis dirinya juga mengikuti komunitas kampus drama teater.

Jurusan Caca sendiri, selalu ada praktik setiap semesternya. Entah dosen menyuruh mereka membuat video, pentas drama seni, dan lain-lainnya. Pokoknya yang berbau seni dan kreatifitas.

Selain ikut komunitas drama teater, saat itu dosen menugaskan jurusan Caca untuk bikin pentas drama. Otomatis, Caca dan teman-temannya segera membuat kelompok dan menyusun skrip drama yang mau dipentaskan.

Singkat cerita, skrip drama dan penentuan tokoh sudah siap, tinggal latihan saja. Sialnya, karena satu jurusan Caca terdiri dari banyak kelas dan berbagai macam jadwal, Caca dan teman sekelompoknya terpaksa harus berlatih drama saat semua sudah nggak ada jadwal kuliah, yakni mulai jam 18.00 sore.

Caca dan teman-temannya akhirnya memutuskan untuk latihan drama jam 18.00 di gedung yang menghubungkan gedung rektorat lama dan gedung Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD). Sore itu sudah pukul 18.00, Caca ngechat salah satu temennya, Wahyu buat janjian segera berangkat ke lokasi latihan.

"Oi yu, kamu udah di lorong gedung belum? Jangan lupa ya kan jam 6 sore kita mulai latihan pentas drama," tulis Caca dalam chatnya ke Wahyu.

"Iye iye, ini aku udah jalan ke sana kok. Emang di sana udah pada datang semua ye?," balas Wahyu.

"Udah dong, anak-anak udah pada dateng, tinggal kamu doang nih. Masa kita disuruh nunggu terus selama ini," chat Caca.

"Duh bawelnya mak lampir satu ini. Ini lo aku udah ngeliat kalian, aku udah deket tinggal 50 meter lagi," jawab Wahyu.

"Ahh syukur wes kalo gitu, kirain kamu nelat lagi hehe," kelakar Caca.

Setelah Wahyu sampai, Caca segera memulai latihan pentas drama sore itu. Kelompok Caca ini terdiri dari 7 mahasiswa, ada 5 cewe dan 2 cowo. Caca sendiri yang ditunjuk jadi ketua kelompok pentas drama kali ini.

Teman-teman Caca cewe lainnya, sebut saja namanya Intan, Alfi, dan Sarah. Sedangkan teman-teman Caca cowo dalam kelompok itu adalah Sabian dan Danu.

Tanpa nunggu lama, Caca segera memulai agenda latihan pentas drama itu. Mereka mulai dengan membaca skrip peran masing-masing dulu. Kemudian baru dilanjutkan dengan baca skrip bersama bergantian dengan pemeran lain.

Jam saat itu udah menunjukkan pukul 19.30 WIB. Caca ngerasa latihan baca skrip ini sudah cukup. Ia lalu mengajak teman-temannya untuk ganti latihan dengan memerankan gerakannya secara langsung.

Baru setengah jam mereka latihan, hawa di area lorong gedung tempat Caca latihan mulai kerasa nggak enak. Ditambah, malam itu nggak seperti biasanya, kampus tiba-tiba sepi dengan cepat.

Caca dan teman-temannya masih terus latihan karena deadline pementasan drama ini 2 minggu lagi. Mereka nggak hanya latihan, tapi juga sambil ngobrol santai dan ketawa cekakakan.

Wahyu, yang dari setengah jam lalu sudah mulai irit ngomong, kali ini mulai banyak diam. Wahyu kelihatan seperti udah nggak fokus sama latihan drama lagi. Caca dan teman-teman pun hanya berpikir kalau Wahyu ini mulai kecapekan dan ngantuk.

Tapi tiba-tiba, Wahyu bicara seperti ini ke teman-temannya, "Belikan aku kopi hitam pahit!"

Caca dan teman-temanpun kaget pas dengar Wahyu bilang begitu.

"Yu, kamu ngantuk kah? Capek ya latihan drama dari tadi?" tanya Caca pada Wahyu.

Tapi, Wahyu yang ditanya hanya diam saja dengan tatapan yang menajam. Caca dan teman-temannya nggak berpikir aneh-aneh, ah mungkin Wahyu ngantuk dan capek.

Akhirnya Caca dan teman-temannya itu pergi ke kantin CL Universitas Brawijaya. Di sana, Wahyu minum kopi hitam pahitnya sambil terus diam.

Caca dan teman-teman yang lainnya ikutan istirahat karena capek seharian sudah beraktifitas penuh. Ada yang pesan bakso, minum teh hangat, dan sebagainya.

Saat mereka semua sedang istirahat makan dan minum, tiba-tiba Sabian dan Danu dengan isengnya melangkah ke gedung rektorat lama.

"Eh nu, main gamelan di gedung itu yuk, gabut nih aku," ucap Sabian.

"Kuylah, aku juga gabut, aku juga penasaran belum pernah mainin gamelan," jawab Danu.

Di sana, Sabian dan Danu mulai memainkan gamelan sambil tertawa cekakakan kegirangan. Nggak berhenti sampai di situ, mereka lalu memainkan lagu Lingsir Wengi, lagu yang kalian semua pasti tahu apa rumornya.

Semua teman-teman hanya bisa diam lihat kelakuan nakal Sabian dan Danu. Tiba-tiba saja, Wahyu yang sedang diam lalu meneriaki mereka berdua yang sedang asyik main gamelan.

"Tolong dong berhenti main gamelan!" teriak Wahyu.

Sontak, Sabian dan Danu langsung berhenti main gamelan. Caca yang sedang duduk diam di lorong kantin tiba-tiba melihat ada kepulan asap abu-abu yang menggulung mendekati kakinya.

Saat kepulan asapnya menghilang di ujung kakinya, Caca sudah tertawa cekikina seperti orang kesurupan. Dan benar saja, Caca ternyata sudah dimasuki sosok anak kecil nakal yang menghuni area di sekitar gedung tersebut.

Wahyu dan teman-temannya lantas berusaha mengendalikan Caca yang sudah mulai berperilaku aneh. Mereka sadar Caca sedang kesurupan, lantas berusaha membacakan doa-doa untuk mengusir sosok hantu ini.

Tapi ternyata sosok anak kecil ini cukup bandel. Tak berhenti sampai di situ, ada sosok lain yang merasuki tubuh Caca di saat sosok anak kecil ini masih di dalam tubuhnya.

Ternyata, ada sosok perempuan berbaju putih yang ikut merasuki tubuh Caca. Seketika, Caca yang awalnya tertawa cekikikan berubah jadi menangis tersedu-sedu.

Teman-teman Caca, terlebih Wahyu, kebingungan apa yang harus dilakukan lagi. Mereka berusaha memegangi Caca yang terus histeris menangis. 

Tiba-tiba Caca mendengar suara Wahyu yang berteriak pada dirinya. "Kon iku sopo? Awakmu mesti duduk Caca, metuo teko awake Caca," yang artinya "Kamu ini siapa? Kamu pasti bukan Caca, keluar kamu dari badannya Caca," ucap Wahyu.

Setelah teman-teman Caca berusaha mengeluarkan sosok perempuan ini, Caca akhirnya bisa sadarkan diri. Tapi kondisi ini hanya bertahan sementara.

Sebentar kemudian, Caca kembali kerasukan dan kali ini sosok kakek-kakek lah yang merasuki badannya. Sosok kakek ini badannya setinggi gedung empat lantai.

Sosok terakhir ini begitu kuat, sampai semua teman Caca kewalahan dan meminta bantuan satpam kampus. Satpam kampus yang datang lalu berusaha membantu Caca juga dengan memberikan bawang putih di hidungnya agar sosok-sosok jahat ini bisa segera keluar.

Sosok kakek ini nggak datang sendirian. Ia datang bersama sosok om Caca yang sudah lama meninggal, sejak tahun 2010. Om Caca ini memakai pakaian seperti baju ihrom dan mengajak Caca untuk ikut dengannya.

Caca sadar dirinya harus melawan semua sosok yang mendiami tubuhnya ini. Ia berusaha melawan tapi ternyata hanya suara geraman dan teriakan yang keluar dari mulutnya.

Entah berapa lama kondisi ini bertahan. Akhirnya Caca kelelahan. Caca merasakan jika perutnya terangkat ke atas dan tiba-tiba saja membentur ke bawah dengan keras.

Setelah itu, ia baru sadarkan diri dari kesurupan itu. Teman-teman dan satpam kampus lalu membawa Caca ke ruang UKM dan sebentar kemudian membawanya pulang ke kos temannya.

Keesokan harinya, Caca nggak masuk kuliah. Baru lusanya, ia bisa masuk kuliah.

Bisa ditebak, semua teman-teman Caca langsung mengerumuninya dan bertanya apa yang ia alami. Tapi anehnya, Wahyu berkata padanya jika saat kesurupan itu, Caca berbicara menggunakan bahasa jawa kuno.

Ini aneh banget, karena Caca ini orang Betawi asli dan nenek moyangnya pun nggak ada yang keturunan jawa timur atau tengah. Jadi mustahil banget kalo Caca tiba-tiba bisa bicara bahasa jawa kuno.

Setelah kejadian itu, Caca jadi benar-benar kapok dan nggak mau lagi lewat di area gedung itu apalagi ketika waktu sudah maghrib. Wahyu pun juga trauma dengan kejadian itu dan bersepakat dengan Caca agar mereka nggak lewat di sana lagi demi keselamatan bersama.

Ngeri! Kisah Mahasiswa Kerasukan 3 Sosok Gaib di Universitas Brawijaya

Entah ada yang percaya atau tidak dengan cerita Caca yang kerasukan tiga sosok hantu sekaligus di kampus tersebut. Ada yang pernah mengalami kejadian serupa? Kalau ada, yuk tulis di kolom komentar. Sampai jumpa.

Baca juga: Horor! Sosok Penjaga Perpustakaan Berbau Melati di Kampus Ubaya

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150