zonamahasiswa.id - Informasi hoaks bisa sangat membahayakan manusia hingga kondisi sekitar karena berpotensi menimbulkan berbagai kesalahpahaman. Salah satunya seperti yang terjadi di Cirebon, Jawa Barat ini.
Hanya karena informasi hoaks, ribuan orang berkumpul di sebuah rumah warga karena termakan kabar yang tidak jelas dari mana asalnya. Mereka semuanya termakan informasi jika pemilik rumah tersebut hendak membagikan banyak uang.
Termakan Info Hoaks
Ribuan warga dari berbagai daerah mendatangi dan mengerumuni rumah Maemun (51), warga Desa Kaliwulu, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon pada Selasa (15/8) siang lalu. Aksi ribuan warga ini bukan tanpa sebab, melainkan mereka termakan informasi bohong yang disebarkan oleh orang tak bertanggung jawab.
Ribuan warga ini mengatakan jika mereka berkumpul di sana karena mendapatkan informasi bahwa Maemun dan keluarga besarnya hendak mengadakan acara saweran dengan uang senilai Rp20 juta.
Dalam video yang banyak beredar di media sosial, warga dari berbagai daerah itu memenuhi setiap sudut halaman Maemun. Mereka semua menanti Maemun sekeluarga yang katanya hendak membagikan uang pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu itu.
Saking banyaknya warga yang berkumpul di sana akhirnya membuat kondisi arus lalu lintas macet. Karena sudah tak sabar, beberapa warga mulai meneriaki Maemun kapan aksi saweran itu akan dimulai.
Warga yang mendatangi kediaman Maemun itu bukan hanya warga asli desa itu saja, melainkan juga berasal dari berbagai daerah bahkan dari luar kecamatan.
Mengetahui jika banyak warga yang datang dan menodongnya untuk segera melakukan saweran, Maemun pun kaget. Maemun mengatakan jika awal mula kejadian itu adalah ketika dirinya hendak melaksanakan acara haul atau peringatan hari meninggal orang tua.
Ia ingin merekatkan kembali hubungan di antara saudara dan keluarga besar lainnya. Maemun pun mengakui jika ia memang hendak melakukan acara saweran namun hanya sebesar Rp2 juta saja.
Acara saweran itu niatnya ingin ia lakukan bersama keluarga besarnya beserta warga sekitar saja. Namun yang terjadi sungguh di luar prediksi Maemun. Karena banyaknya warga yang datang, Maemun pun mengurungkan niatnya untuk saweran.
"Pokoknya di luar dugaan, di luar prediksi," ucap Maemun. Maemun pun menyangkal kabar bohong yang memberitakan jika dirinya hendak membagikan uang Rp 20 juta.
Ia mengatakan jika pihak keluarganya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah desa setempat terlebih dahulu mengenai bagaimana pembagian uang kepada masyarakat ini.
"Karena membludak seperti ini, kita putuskan tunda (sawernya), kita keluarga akan koordinasi dengan pihak desa, agar pembagian sawer itu lewat pemerintahan desa. Kabar kita akan sawer uang Rp20 juta karena dapat warisan juga tidak benar," ucapnya.
"Postingan itu menyebar dengan narasi bakal sawer sampai Rp20 juta, itu tidak benar. Akhirnya, mereka membludak sejak pukul 14.00 WIB mereka datang ke sini (rumah)," ujar Maemun.
"Nggak, itu nggak benar (sawer Rp20 juta), warga hanya melihat di media sosial (medsos), jadi surak mah benar, tapi tidak sebesar yang ramai di medsos Facebook itu. Ya paling satu sampai dua juta, tidak sampai segede yang orang-orang dengar yang belum tentu kebenarannya," tuturnya.
Bahkan hingga puku; 16.00 WIB, masih banyak warga yang bertahan di lokasi meskipun pihak kepolisian sudah membantu mengumumkan jika aksi saweran itu batal dilaksanakan.
Kekecewaan Warga
Banyak warga yang begitu antusias dan optimis bisa membawa pulang uang hasil saweran Maemun itu. Salah satunya seperti Wati (38), warga yang berasal dari desa tetangga.
Wati mengaku rela datang jauh-jauh karena mendengar kabar saweran tersebut. "Saya datang dari Kaliwadas, ke sini pengen tahu infonya ada saweran senilai Rp20 juta," tuturnya.
Wati sendiri mengaku mendapatkan kabar itu dari media sosial Facebook. Dan didukung juga dengan para tetangganya yang meyakini jika kabar itu benar adanya. "Tahu dari Facebook, mau ada sawer Rp20 juta gitu. Pas ke sini eh malah nggak jadi," ucapnya.
Pengakuan yang sama juga diungkapkan oleh Aliyati (45). Aliyati mengaku kecewa dengan kebenaran acara tersebut. "Padahal di Facebook itu katanya, uangnya itu sudah dimasukin ke dalam sedotan, terus bakal disawer, tapi nggak jadi," ungkap Aliyati.
Akhirnya, seluruh warga yang berkumpul pun pulang dengan tangan hampa. Maemun memutuskan menunda acara saweran ini karena faktor keselamatan dan kericuhan menjadi perhatian utamanya.
Berikut ini video momen saat warga mendatangi rumah Maemun untuk saweran: Ribuan orang datangi syukuran yang dikabarkan mau sawer uang Rp 20 juta.
Mudahnya Termakan Info Hoaks, Ribuan Orang Datangi Syukuran yang Dikabarkan Mau Sawer Uang Rp20 Juta
Itulah ulasan mengenai mudahnya masyarakat Indonesia termakan informasi hoaks seperti ribuan orang yang mendatangi rumah Maemun karena termakan hoaks saweran Rp20 juta.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.
Komentar
0