Konspirasi

Misteri Kematian Mahasiswa UI Akseyna di Danau Kenanga UI

Alif Laili Munazila 23 Februari 2023 | 12:03:49

Zona Mahasiswa - Akseyna Ahad Dori, mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, harus tewas dengan cara yang begitu tragis. Meskipun kasus Akseyna sudah terjadi 7 tahun silam, namun hingga kini belum ada titik terang mengenai misteri kasus ini. Siapa pembunuhnya, apa motif di balik perbuatan kejinya, hingga kedamaian keluarga Akseyna, semua masih menunggu jawaban yang entah kapan akan terungkap.

Baca juga: Setiabudi 13, Kasus Pembunuhan dan Mutilasi Sadis Tak Terpecahkan Selama 41 Tahun!

Kronologi Kejadian

Akseyna Ahad Dori alias Ace, salah satu mahasiswa berprestasi UI, tewas dengan kondisi mengenaskan pada 26 Maret 2015 silam. Akseyna ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa di Danau Kenanga, salah satu danau paling ikonik di UI.

Akseyna ditemukan oleh salah satu mahasiswa UI dalam posisi mengambang di danau tersebut sekitar pukul 09.00 WIB. Atas penemuan itu, warga dan mahasiswa pun gempar dengan kematian mahasiswa tersebut.

Pada kali pertama ditemukan, Akseyna diduga bunuh diri. Namun, seiring berjalannya waktu dan penyelidikan pihak berwajib, status kematian Akseyna pun berubah menjadi kasus pembunuhan.

Banyak kejanggalan yang ditemukan saat polisi menyelidiki kasus kematian Akseyna ini. Saat ditemukan di Danau Kenanga, Akseyna terlihat mengenakan sebuah tas ransel yang berisi bongkahan batu berat yang diduga berfungsi untuk menenggelamkan mayat Akseyna.

Ternyata, orang tua Akseyna juga sedang mencari keberadaan putra tercintanya karena sudah beberapa hari tak bisa dihubungi. Orang tua Akseyna yang sudah melapor ke kepolisian lantas diminta datang ke Jakarta untuk mengecek jasad yang diduga Akseyna ini.

Setelah sampai di Rumah Sakit Polri Kramat jati, orang tua Akseyna lantas mencoba mengenali jasad tersebut. Dan benar saja, jasad yang ditemukan di Danau Kenanga ini adalah Akseyna Ahad Dori.

Dari penuturan orang tua Akseyna, mereka tak percaya jika anaknya tewas karena bunuh diri. Dari pengakuan orang tuanya, polisi kemudian semakin fokus dalam penyelidikan kasus ini.

Polisi pun turut memeriksa kamar kos yang ditinggali Akseyna selama ia berkuliah di UI. Di kamarnya ini, Polisi kemudian menemukan sebuah surat atau memo yang seperti bertuliskan sebuah pesan selamat tinggal.

"Will not return for eternity. Please don't search for existence. My apologies for everything." Dari tulisan memo ini, terdapat coretan di beberapa katanya. Seorang ahli analisis tulisan, Deborah Dewi, mengatakan jika surat 'terakhir' Akseyna ini ditulisa oleh dua orang yang berbeda.

Deborah menjelaskan jika bagian pertama tulisan tersebut identik dengan tulisan Akseyna. Namun di bagian kedua, terlihat jika surat itu sudah ditulis oleh orang lain. Selain itu, isi surat tersebut juga terlalu luas, tak seperti surat yang ditulis seseorang yang hendak meninggalkan dunia ini.

Kejanggalan tak berhenti sampai di situ saja. Jasad Akseyna pun diautopsi untuk mencari keterangan lebih lanjut. Hasilnya, terdapat beberapa luka lebam di wajah Akseyna.

Lebih lanjut, paru-paru Akseyna pun penuh dengan air. Hal ini bisa terjadi jika seseorang ditenggelamkan di air dalam kondisi masih hidup, sehingga ia berusaha untuk menghirup oksigen.

Kejanggalan selanjutnya yang ditemukan polisi adalah sepatu Akseyna yang robek di bagian tumit. Hal ini memperkuat dugaan jika Akseyna dibunuh, dengan cara diseret terlebih dahulu sebelum ditenggelamkan di danau.

Sehingga, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya kala itu, Komisaris Besar Krishna Murti pun menyatakan jika Akseyna adalah korban pembunuhan. "Yang bisa diketahui adalah korban meninggal diduga bukan karena bunuh diri," ucap Krishna Murti kala itu.

Karena kasus kematian Akseyna sudah diubah menjadi kasus pembunuhan, polisi pun akhirnya menginvestigasi 15 orang saksi yang diduga kuat sebagai salah satu dari pembunuh Akseyna. Namun dari 15 orang tersebut, semua memiliki alibi dan tak ada satupun yang terbukti sebagai pembunuh Akseyna.

Yang lebih anehnya, akun Twitter milik Akseyna tiba-tiba aktif pada tanggal 14 November 2017. Sekitar pukul 03.04 dini hari, akun tersebut menulis sebuah cuitan "AKUU". Cuitan tersebut lantas menggemparkan publik, terutama keluarga Akseyna dan polisi. Tak ada yang tahu siapa yang kini mengendalikan akun milik Akseyna tersebut.

Hingga 7 tahun berselang, berbagai usaha dan investigasi telah dilakukan, hingga diangkat sebagai topik pembahasan utama di berbagai stasiun televisi, kasus kematian Akseyna masih belum menemui titik terang. Praktis, hingga kini kasus Akseyna masih menjadi misteri dan keluarga almarhum masih terus mencari keadilan bagi putra tercintanya.

Misteri Kematian Mahasiswa UI Akseyna di Danau Kenanga UI

Itulah ulasan mengenai kasus kematian salah satu mahasiswa berprestasi UI, Akseyna Ahad Dori alias Ace, yang tewas mengenaskan di Danau Kenanga UI dan diduga menjadi korban pembunuhan.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Sobat Zona. Jangan lupa untuk terus mengikuti berita seputar mahasiswa dan dunia perkuliahan, serta aktifkan selalu notifikasinya.

Baca juga: Ada Apa dengan Jutaan Remaja Indonesia yang Didiagnosis Kena Gangguan Jiwa?

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150