zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Apa kabar? Semoga naik dan sehat selalu ya. Sans balik lagi dengan cerita horor yang pastinya bakal bikin kalian penasaran. Nah, kali ini Sans bakal mengulas cerita horor di salah satu kampus ternama di Jakarta. Apalagi kalau bukan Universitas Bina Nusantara alias kampus Binus Jakarta.
Universitas swasta ini berdiri pada tanggal 8 Agustus 1996. Sebelumnya, kampus ini merupakan lembaga pendidikan komputer jangka pendek yang bernama Modern Computer Course yang didirikan pada 21 Oktober 1974. Sejak awal didirikan, kampus Binus terus berusaha dalam mengembangkan serta meningkatkan kualitas pendidikannya.
Oleh karena itu, nggak heran kampus hits satu ini menjadi pilihan favorit setiap mahasiswa. Bukan hanya itu, lika-liku dinamika perkuliahan hingga mahasiswanya sangat menarik untuk dikulik. Terlebih mengenai cerita horor yang menyelimuti kehidupan mahasiswa di kampus Binus.
Sebut saja seperti lantai terlarang tepatnya di Binus Square dekat dengan kampus Binus Anggrek. Lantai itu disebut memiliki kesan mistis yang kental hingga adanya penampakan makhluk halus tak kasat mata yang pernah dilihat oleh mahasiswa. Apalagi cerita tentang kuburan mengerikan yang ada di lantai tersebut.
Nah, biar Sobat Zona nggak penasaran lagi dengan sosok penghuni lantai terlarang di kampus tersebut. Yuk, langsung aja Sans mulai ceritanya. Eh, jangan lupa ya untuk metikan lampu dan aktifkan mode horornya supaya lebih seru! Selamat membaca.
Malam yang sunyi, seorang mahasiswa duduk sendirian di koridor kampus. Menunduk membaca buku sambil mengusap ingus yang keluar dari hidungnya.
Ia mengenakan setelan kemeja kotak-kotak rapi, lengkap dengan rambut klimis mengkilap seperti memakai pomade. Eza namanya, mahasiswa baru yang katanya culun dan nggak punya teman.
Sesekali, Eza melirik kanan kirinya memastikan bila ada mahasiswa lainnya. Tidak, bukan memastikan tapi menunggu mahasiswa yang ia anggap sebagai teman. Namanya Yesa, mahasiswa idaman para wanita.
30 menit lamanya Eza duduk termenung sembari membaca novelnya bergenre romantis karya penulis terkenal Jane Austen. Ia memutar bola matanya tanda kebosanan yang sedang melanda Eza.
Jam hampir menunjukkan pukul 9 malam, tapi temannya Yesa tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Alih-alih pergi, Eza malah mengeluarkan senjata ampuhnya demi mengusir rasa bosan, apalagi kalau bukan headset.
Sejenak ia mendengarkan lagu-lagu Jepang kesukaannya. Tiba-tiba saja Eza berdiri membenarkan kemejanya yang terlipat kusut. Memasukkan tangan kanannya ke salah satu kantong celana dan mulai berjalan menyusuri koridor.
Suasana sunyi sepi, membuatnya sedikit merasa merinding berada sendirian di tempat tersebut. Karena nggak mau lama-lama di sana, Eza memutuskan menunggu Yesa 10 menit lagi sebelum ia cabut dari tempat itu.
"Yesa, lu lama banget elah. Gue nungguin dari tadi, lu di mana sekarang?" bunyi chat Eza pada Yesa.
Nggak lama kemudian, Eza dikagetkan dengan getaran notifikasi pesan di ponselnya.
Dreet.. dreet..
"Za sori duluan aja, gue masih ada urusan penting," balas Yesa.
"Ya elah, uda nungguin setengah jam ujung-ujungnya di php hmm," gerutu Eza.
Eza pun segera meneteng tas ranselnya keluar dari gedung tersebut. Sesaat setelah berjalan menyusuri koridor, ia kembali dikejutkan dengan getaran ponselnya.
Dreet.. dreet..
"Apa nih!" batinnya sembari membuka notifikasi yang muncul di layar ponselnya.
Ternyata itu hanya notifikasi YouTube dari kanal horor kesukaannya bertuliskan 'Misteri Lantai 12 Kampus Binus Jakarta'.
DEG!
"Lah gue kan di lantai 12 anj*r, apaan sih resek banget!!" ucap Eza dengan kasar.
Seakan nggak terasa, keringat Eza bercucuran berubah menjadi dingin. Begitu juga dengan badannya yang tiba-tiba merasa merinding, padahal nggak ada apapun di tempat itu.
Ia mendongakkan kepala, melihat tulisan lift di depan sana. Ia pun berlari dengan tergesa, menakan tombol lift ke lantai 1.
Dilihatnya keadaan sekitar, hanya kesunyian yang menemaninya di lantai itu. Ia menggigit bibir bawahnya dengan kuat, bertanda Eza sangat takut saat ini.
Ting!
Pintu lift terbuka, Eza masuk dan kembali menekan tombol. Ia mengusap dadanya seraya berkata 'Alhamdulillah'. Kemudian Eza beralih bermain ponselnya sejenak, mengecek setiap pesan yang masuk.
Eza sedikit melirik arah tombol lift yang masih saja berada di lantai 9. Entah kenapa ia merasa seperti ada seseorang yang berdiri di belakangnya. Eza yang berdiri di depan tombol lift itu, perlahan menoleh memastikan.
Sret..
"Siapa yang lagi sama gue sekarang, beneran deh gua ga ganggu elu," ucapnya dengan gemetar.
Eza yang panik kembali menekan tombol lift berulang kali. Sejenak ia menundukkan kepala dan memejamkan mata, berdoa agar dirinya nggak ketemu yang namanya hantu.
Mulut Eza komat-kamit seperti melantunkan sejumlah doa. Nggak lama kemudian, pintu lift kembali terbuka.
Ting!
Eza melangkahkan kakinya keluar lift, namun nyatanya...
"Loh!! Kok gue di lantai ini lagi!," kata Eza dengan heran.
Yap benar, Eza kembali lagi ke lantai 12 yang katanya disebut lantai terlarang. Ia terheran kenapa dirinya kembali ke lantai itu, padahal jelas-jelas Eza sudah menekan tombol turun ke lantai 1.
Menghiraukan keherannya, dengan langkah cepat Eza segara menekan tombol lift kembali. Sesaat setelah menunggu beberapa detik dengan penuh kengerian, ia masuk dan cepat-cepat menekan tombol menutup pintu lift.
Nafasnya semakin nggak beraturan, Eza makin merasakan sesak di dada karena terasa pengap. Suasana mencekam itu kembali ia rasakan saat pintu lift terbuka. Dengan mata terbelalak, Eza melihat sesuatu di depan sana.
AKKKHHHH...
Tut.. Tut..
Eza gigit jari mencoba menghubungi temannya Yesa. Zonk! Ia sendirian di lantai terlarang itu. Sebelumnya Eza menyadari bahwa ia kembali ke lantai 12 asrama mahasiswa Binus.
Tapi, apa yang dilihatnya malah membuat Eza berteriak histeris. Asrama mahasiswa hits itu berubah menjadi kuburan!
DEG!
Jantung Eza rasanya mau copot, menyaksikan pemandangan kuburan di depannya.
"TOLONGGG!!"
Tak.. tak..
Eza menekan tombol lift dengan kasar. Tepat di belakangnya, ia merasakan se sosok makhluk halus berdiri menghadapnya.
Mencoba memberanikan diri menoleh ke belakang, Eza melirik dengan sudut matanya, dilihatnya sosok berambut panjang ikut mengantri di belakangnya.
Eza nggak sanggup menoleh, matanya berair rasanya ia ingin menangis. Ia memejamkan seraya berdoa pada sang Illahi untuk menolongnya.
Saat ia membaca surah pendek, tiba-tiba saja pintu lift kembali terbuka. Sontak Eza terperanjat kaget menunggu siapa yang ada di lift tersebut.
"Za," suara berat seorang pria membuyarkan konsentrasi Eza.
"Ya Allah, gue masih idup selamet gue Yes," ucap Eza dengan nada lega.
"Ngomong apa sih lu? Ya iya masih idup emang. Btw ngapain lu di sini sendirian? Gue cariin lagi," balas Yesa.
"Gatau deh, di belakang sono ada kuburan. Buruan deh masuk lift lagi," katanya dengan tergesa.
"Hah?! Kuburan apaan woi, ngaco lu ga ada apa-apa juga," lanjut Yesa.
Alih-alih percaya, Eza malah melengos dan segera masuk ke lift. Ia hanya menunduk saat melihat pintu lift mulai tertutup.
"Lu kenapa elah? Ngos-ngosan gitu kek abis dikejar hantu ae," canda Yesa seraya menepuk bahu temannya.
"Bener deh Yes, gue gak mau ke sini lagi. Uda kapok gue ketemu begituan," tegasnya.
Mendengar itu, Yesa hanya diam mengingat memang benar desas-desus cerita mistis di lantai tersebut.
Apalagi bukan hanya Eza yang mengalami kejadian mengerikan itu, tapi juga mahasiswa lain yang mengalami kejadian serupa.
Dari Eza dan mahasiswa lain yang mengeluhkan adanya sosok makhluk astral di lantai itu. Akhirnya, lantai ini sempat dikosongkan karena banyaknya aduan mahasiswa tentang cerita mistis di sana.
Merinding! Sosok Penghuni Hantu Lantai Terlarang di Kampus Binus Jakarta
Hmm, entah ada yang percaya atau nggak dengan cerita tersebut. Bagaimana menurut Sobat Zona, pernah mengalami kejadian serupa seperti Eza? Kalau ada, boleh nih sharing sama Sans tentang cerita horor yang ada di kampus kalian. Yuk, tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa.
Baca Juga: Penampakan Hantu Seram di Parkiran Kampus UIN Jakarta
Komentar
0