zonamahasiswa.id – Para pecinta Drakor atau Drama Korea memang mengalami perubahan pada beberapa hal dalam kehidupannya. Analisis dari beberapa pihak memang terdengar menggelitik, namun ada yang meleceng dan benar adanya.
Beberapa akan Mimin jawab melalui ulasan ini, mengenai mana analisis yang tepat, mana yang kurang tepat, serta mana yang sama sekali tidak tepat.
Baca Juga: Om dan Tante yang Terhormat, Jangan Menjuluki Semua Mahasiswa Zaman Now sebagai Milenial Dong!
Penonton Drama Korea Mengalami Perubahan Fisik pada Tubuh Bagian Belakang
Sebagai seorang pengamat, Mimin juga sedikit banyak melakukan apa yang dinamakan streaming oleh milenial. Kegiatan ini dapat berupa streaming video di Youtube, sepak bola, sampai streaming drama Korea. Jika para generasi sebelumnya hanya bisa menonton melalui TV, maka para penonton drama Korea jaman sekarang lebih memilih streaming dengan menggunakan handphone maupun laptop.
Dan apa kalian tahu posisi yang tepat untuk melakukannya? Yup, rebahan. Dengan posisi tidur menyamping dan menopang kepala, tengkurap, maupun sepenuhnya berbaring tetap dengan sambil tetap menatap layar. Hanya segelintir yang memilih posisi duduk dengan nyaman. Kalaupun ada, pasti ujung-ujungnya akan rebahan.
Maka dari itu, jika adanya perubahan pada tubuh bagian belakang yang biasanya digunakan untuk duduk (a.k.a. bokong), agaknya hal tersebut kurang tepat. Paling yang ada hanya pegal sedikit karena menahan posisi terus menerus selama dua sampai tiga episode dengan masing-masing berdurasi 1,5 jam serta rasa lapar yang kronis jika menonton drama tidak diselingi dengan menyantap cemilan.
Setelah Menonton Drakor Bisa Merubah Lidah Menjadi Latah
Ini adalah analisis yang paling tepat. Kelatahan yang terjadi setelah menonton drama Korea adalah tentunya gaya bicara pemerannya. Jika teman atau kerabat kalian mendadak mengatakan “omo kamchagiya†ketika terkejut, “aigoo†ketika mendengar cerita tentang dirimu, “aish jinjja†ketika sedang kesal, dan “yoboseyo†saat mengangkat telepon, maka dia termasuk orang yang sudah menonton drama korea lebih dari separuh harinya setiap hari.
Mengapa kita melakukan ini? Ya gimana ya. Seru aja gitu kalau menirukan bahasa asing yang terdengar unik dan sudah menjadi santapan kami sehari-hari. Berasa menjadi anak Korea gaul gitu di tengah para jamet ibu kota (no offense buat para jamet yang sedang membaca ulasan ini, by any chance).
Begitu juga dengan panggilan. Apabila kamu lebih tua darinya dan bejenis kelamin laki-laki, jangan terlalu terkejut jika ada teman atau kerabat yang memanggil dengan sebutan “Oppaâ€. Jika kalian tidak setua kakek-kakek, jangan buru-buru tersinggung, karena itu berarti kakak laki-laki dalam bahasa Korea.
Begitu juga dengan “chingu-yaâ€, “onniâ€, “ahjummaâ€, “ahjussi†dan “eommoni “. Semua panggilan ini tidak lain dan tidak bukan adalah hasil dari belajar mereka setelah menonton drama Korea.
Baca Juga: Perempuan Kok Jadi Pemimpin, Memangnya Bisa?
Preferensi Makan dan Pendamping Hidup
Seperti yang diketahui, cara orang Korea menyantap makanan sedikit berbeda dengan orang Indonesia yang menyatukan lauk dengan nasi yang akan disantap. Orang Korea, terutama yang ditayangkan pada dramanya makan dengan lauk terpisah di piring-piring kecil sekitar meja makan. Kalau mau mengambilnya, tinggal mencomotnya dengan menunggunakan sumpit.
Ah iya, sumpit. Alat makan yang sangat khas ini setidaknya akan menghiasi peralatan makan para pecinta drama Korea. Mereka akan membelinya mulai dari hasil berburu di toko maupun ikutan PO alat makan Korea di IG maupun check out di tas oranye.
 Setelah peralatan lengkap, barulah meniru adegan makan di drama Korea dengan lauk serta nasi yang dipisah itu. Bagi kalian yang mempraktekkan hal ini di rumah dan terkena omelan ibu karena nambah-nambahin cucian piring, maka harap bersabar dan cuci sendiri piringnya sehabis makan, ya! Araseo?
Untuk preferensi pendamping hidup, hmmm. Sebagai kaum yang sudah menginjak usia 22 tahun menganggap analisis bahwa para pecinta Drakor menginginkan figur seperti Gong Yoo, Lee Jongsuk, atau Park Bo-geum untuk pendamping hidup agaknya kurang tepat.
Kehaluan seperti itu tidak lagi kaum kami alami. Nggak tau sih buat yang masih belasan tahun atau baru saja terjun ke lembah per-drakor-an duniawi. Karena, ya... Kami mulai realistis saja dalam memilih pasangan. Yang lokal saja susah menemukan yang tepat, apalagi menaikan standar harus yang ganteng, tinggi, romantis, dan penuh kejutan.
Meskipun di dalam hati meronta ingin memiliki, tapi apalah daya. Mungkin kalau KW-nya ada satuuu saja di Indonesia dan kebetulan tinggal di Malang, mungkin bisa menjadi peluan bagi Mimin untuk berhalu lagi. Xixixi.
Menjawab Ketepatan Analisis Perubahan dalam Hidup Manusia Pecinta Drakor: Mulai dari yang Tepat hingga yang Melenceng
Well, menjadi manusia pecinta drama Korea sampai mengalami perubahan dalam hidup memang menjadi tantangan dan kurang lebih melatih kesabaran, jujur. Apalagi sering dikatai “apaan sih, sok Korea†atau yang paling sering “oppa oppa, plastik tuh semuaâ€, padahal jelas-jelas mereka manusia, bukan plastik.
Tapi tidak apa-apa. Yang penting bahagia dan lanjut streaming! Yeah, hwaiting haeyadwae!
Aktifkan notifikasi website zonamahasiswa.id jangan lupa untuk membaca opini dan informasi menarik lainnya seputar perkuliahan dan mahasiswa lainnya!
Baca Juga: Wisuda Cuma Gandeng Orang Tua? Please, Itu Wisuda atau Ngambil Raport?
Komentar
0