Horor

Mengerikan! Sosok Hantu Tanpa Kepala di ITS Surabaya

Nisrina Salsabila 04 Februari 2022 | 19:06:07

zonamahasiswa.id - Halo, Sobat Zona. Gimana kabarnya hari ini? Semoga baik dan sehat selalu ya. Sans balik lagi nih dengan cerita-cerita horor yang bikin kalian penasaran. Kali ini Sans akan membawa kalian ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Kampus ini didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Teknik (YPTT) pada 10 November 1975. Sebelumnya bernama Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember menjadi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kampus ini memiliki banyak kisah menarik tentang dinamika perkuliahan hingga terselip cerita horor. Salah satunya adalah sosok hantu tanpa kepala yang menjadi urban legend di kampus ITS Surabaya.

Nah, biar Sobat Zona nggak penasaran dengan sosok hantu tanpa kepala di ITS Surabaya. Yuk, Sans mulai ceritanya. Eh, sebelum itu jangan lupa untuk matikan lampu dan aktifkan mode horornya supaya lebih seru! Selamat membaca.

Ketika itu, Hilman ingin pulang setelah perkuliahan berakhir. Tapi, saat di parkiran dia ketemu sama juru parkir yang katanya banyak melihat keangkeran kampusnya. Hilman pun sempat menyapa pak Slamet sang juru parkir legendaris.

"Monggo pak," sapa Hilman dengan ramah.

"Iyo le, ada acara di Gedung Pusat Riset ya? Pulangnya kok mesti malem sampean," balas pak Slamet.

"Nggih pak bener, memang ada acara di gedung sana," ucapnya.

"Oalah, hati-hati gedung iku akeh penunggune le. Sampean lek pulang jangan malem-malem," ujar pak Slamet seraya membalas sapa dari mahasiswa lain.

Sekejap Hilman diam, lalu mengangguk mengerti apa maksudnya. Iya, memang di gedung tersebut terkenal banyak penunggunya. Yah apalagi ada yang bilang asal muasal tempat ini dari rawa yang disulap menjadi gedung.

Makanya, Hilman yang mengingat sekilas cerita pengalaman pak Slamet jadi merinding seketika. Dirinya yang nggak ingin terbawa suasana dengan cerita itu, akhirnya langsung melajukan motornya.

Seperti biasa, setelah perkuliahan Hilman mampir nongkrong bersama teman lainnya dari kampus sebelah. Entah kebetulan atau engga, pembahasan malam itu menjadi horor.

Dimulai dari Fadil yang menceritakan pengalaman horornya hingga Rizal teman satu kampus Hilman yang menyinggung hantu tanpa kaki yang katanya menyeramkan.

"Rek, ngerti nggak seh lek ndek Gedung Pusat Riset iku ono hantu tanpa kaki. Jarene pak Slamet sing juru parkir iku hantune gowo ndas e dewe," kata Rizal.

"Halah iku mek cerito tok zal, belum tentu terbukti pisan," celetuk Hilman.

"Awas lho, mariki awamu sing ketemu hantu iku," kata Fadil yang menakut-nakuti temannya.

Mendengar itu, teman tongkrongan Hilman itu tertawa terbahak-bahak. Sementara Hilman berdecak kesal. Tapi, sebenarnya ia pun sedikit memikirkan tentang hantu itu. Sebab dirinya menjadi panitia dalam acara yang diadakan di gedung tersebut.

Meskipun was-was, Hilman tetap nggak mau percaya dengan cerita-cerita horor itu. Prinsipnya harus ada bukti terlebih dahulu baru dia percaya sepenuhnya.

Tapi ternyata, prinsipnya itu malah jadi boomerang bagi dirinya. Keesokan harinya, Hilman mengikuti serangkaian acara kampusnya sampai malam hari.

Anehnya, malam itu terasa berbeda dengan sebelumnya. Rasanya sangat singup dan juga sepi. Padahal biasanya masih banyak mahasiswa yang ngerjain tugas di sekitar gedung itu.

Saat itu, Hilman berada di salah satu lantai gedung yang katanya menyeramkan tersebut. Awalnya sih, memang sama sekali nggak ada yang aneh dari gedung itu. Bahkan lampunya yang nyala terang benderang, membuat siapa saja yang berada di sana nggak takut kalau ada hantu.

Selesai acara sekitar pukul 9 malam, Hilman yang sudah janjian untuk nongkrong itu segera turun dari gedung tersebut. Jalan yang sepi, membuat Hilman ingin mendengarkan musik melalui earphone miliknya.

Setelah memakai benda itu, Hilman berjalan sambil menyanyikan penggalan lirik lagu. Ia yang merasa nggak takut dengan suasana sepi, hanya menghadap depan dan sama sekali nggak menoleh kanan kirinya.

Tapi, tiba-tiba ia dikagetkan dengan sesuatu..

SRET!!

Hilman langsung menoleh ke belakang, barusan seperti ada yang lewat dari arah pojok sana. Ia memperhatikan tiap sudut di lantai tersebut dan ternyata nggak ada apa-apa.

Hilman langsung mempercepat jalannya karena perasaannya yang langsung nggak karuan. Antara takut, cemas, was-was dengan keberadaan hantu jadi satu.

Langkah demi langkah ia telusuri, hingga akhirnya Hilman berada di depan lift. Ia bolak balik memencet lift sembari menoleh ke arah belakangnya.

Deg deg deg..

"Aduh cepet dong, suwene!!" gumamnya seraya memencet tombol lift dengan cepat.

Rasanya ingin berlari, teriak tapi ia menahannya. Entah kenapa Hilman selalu ingin melihat arah belakangnya. Karena rasa amat penasaran yang sangat besar, ia pun menoleh dengan perlahan.

"Satu dua tiga," kata hati Hilman.

Deg!

"Iii-iku sopo sing mlaku," tunjuk Hilman ke arah wanita yang berdiri di tengah-tengah jalan menuju lift.

Dengan tangan gemetaran dan mulut yang menganga, Hilman tetap berdiri di sana.

Tap tap tap..

Perlahan wanita itu berjalan ke arah Hilman dan ternyata dia menenteng sesuatu.

Hilman mendelik menatap tajam apa yang sedang dibawa wanita itu dan ternyata..

ASTAGFIRULLAH!!

AAAKKKHHHHH...

Ia berlari ketakutan dan kembali memencet tombol lift.

Tak tak tak..

"Ya Allah tolong, duh kok suwe seh iki!" gertaknya.

Ia kembali menoleh ke belakang dan dihadapannya sudah ada wanita itu. Kalau dideskripsikan wanita itu nggak punya kepala, bahkan kepalanya ia tenteng sendiri ditangannya.

MERINDING!

Hilman berlari ke arah manapun, sementara wanita itu menunjukkan wajah yang sangat menyeramkan. Mata melotot dengan rambut terurai panjang hampir menutupi seluruh wajahnya.

Hilman menutup matanya tapi ia sedikit mengintip wanita tersebut. Wanita itu berjalan zig-zag nggak menentu. Sekejap menghilang sekejap pula muncul dalam beberapa detik.

Ia yang merasa terjebak akhirnya buru-buru menghubungi temannya.

Tut.. Tut.. Tut..

Rizal nggak mengangkat teleponnya, dia langsung berlari ke arah tangga menghindari hantu wanita yang masih saja berdiri di depannya.

Dengan nafas terengah, ia menabrak pak Slamet.

"ADUH!" teriak Hilman.

Pak Slamet yang terheran sekejap mengerti dengan raut wajah Hilman yang sangat pucat hingga tangannya gemetaran. Ia pun menuntun Hilman ke bawah, agar dirinya lebih tenang.

"Mari ketemu iku ta le, kok mlayu-mlayu ngono?" tanya pak Slamet.

Hilman mengangguk mengiyakan, rasanya ia nggak mampu berkata sepatah kata pun. Ia nggak habis pikir bahwa hantu yang selama ini jadi urban legend kampusnya itu menunjukkan dirinya pada Hilman.

Pengalaman yang nggak mengenakkan itu membuat Hilman enggan berada di gedung itu saat malam hari. Bahkan semenjak kejadian itu, ia pun jadi akrab dengan pak Slamet dan berbagi pengalamannya tentang cerita horor di kampus tersebut.

Mengerikan! Sosok Hantu Tanpa Kepala di ITS Surabaya

Hmm, entah ada yang percaya atau nggak dengan cerita di atas. Bagaimana menurut Sobat Zona, pernah mengalami kejadian serupa seperti Hilman? Kalau ada, boleh nih sharing sama Sans tentang cerita horor yang ada di kampus kalian. Yuk, tulis di kolom komentar. Sampai jumpa.

Baca Juga: Kisah Horor Suara Tangisan Hantu Anak Kecil di Ruang Lukis Unesa

Share:
Tautan berhasil tersalin

Komentar

0

0/150